Sistem muskuloskeletal memiliki peran penting dalam menunjang aktivitas sehari-hari, terutama melalui fungsi tulang belakang sebagai penopang tubuh dan pelindung saraf. Namun, seiring bertambahnya usia atau akibat gaya hidup tertentu, tulang belakang bisa mengalami perubahan yang mengganggu fungsi dan kenyamanan tubuh. Salah satu kondisi yang umum terjadi adalah spondylosis. Ketahui selengkapnya tentang kondisi ini di ulasan berikut.
Apa itu spondylosis?
Spondylosis adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan proses penuaan (degenerasi) tulang belakang. Tulang belakang Anda yang disebut juga dengan vertebra.
Pada sistem rangka dan anatomi tulang manusia, di setiap pasang vertebra terdapat tiga sendi, yakni cakram intervertebralis yang berada di bagian depan tulang belakang.
Dua sendi lainnya adalah sendi facet yang berada di bagian belakang vertebra. Sendi ini terbuat dari tulang rawan yang berfungsi untuk melindungi tulang.
Kemudian, ada juga ligamen di sekitar vertebra yang membantu menopang sendi dan tulang.
Seiring bertambahnya usia, maka tulang, cakram, tulang rawan, dan ligamen akan mengalami penurunan.
Taji tulang (pertumbuhan tulang yang tidak normal) bisa terbentuk, cakram akan mengering dan retak, tulang rawan menjadi aus, dan ligamen bisa menebal.
Semua perubahan pada tulang dan bagian di sekitarnya inilah yang Anda kenal sebagai spondylosis. Spondylosis terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya sebagai berikut.
- Penyakit spondylosis lumbalis (lumbar). Spondylosis degenerasi yang menyerang cakram tulang belakang bagian bawah.
- Penyakit spondylosis cervicalis (cervical). Spondylosis degenerasi yang menyerang cakram tulang belakang di sekitar leher. Cakram mengalami kekurangan air sehingga menyusut dan osteoarthritis akan terbentuk, ditandai dengan adanya taji tulang.
- Penyakit spondylosis toraks. Spondylosis degeneratif yang menyerang sendi pada tulang belakang di sekitar dada, seperti cakram intervertebralis dan sendi facet (sendi zygapophyseal).
Seberapa umumkah penyakit ini?
Spondylosis adalah kelainan tulang belakang yang umum terjadi dan bisa menyerang siapa saja. Akan tetapi, kondisi penurunan pada tulang belakang ini lebih sering menyerang lansia, tepatnya orang yang berusia di atas 60 tahun.
Tanda dan gejala spondylosis
Pada tahap awal, kelainan tulang belakang umumnya tidak menimbulkan gejala. Gejala biasanya muncul ketika kondisinya bertambah buruk. Setiap jenis spondylosis sangat mungkin menunjukkan gejala yang berbeda-beda.
Lebih jelasnya, berbagai tanda dan gejala yang umumnya terjadi pada orang yang terkena spondylosis adalah sebagai berikut.
- Pada orang dengan spondylosis cervical, gejala yang ditimbulkan adalah nyeri dan kaku pada leher. Di samping itu, gejala lain yang meliputi masalah pada usus dan kandung kemih.
- Untuk orang yang terkena spondylosis toraks, biasanya akan merasa rasa kaku dan nyeri di punggung bagian tengah, karena yang bermasalah adalah tulang belakang sekitar dada.
- Penderita spondylosis lumbalis biasanya mengalami nyeri dan kaku di sekitar punggung bawah.
Penurunan kondisi tulang ini dapat menyebabkan stenosis tulang belakang, yaitu kondisi penyempitan saluran pada tulang belakang.
Akibatnya, sumsum tulang belakang dan atau akar saraf tulang belakang bisa tertekan.
Selain itu, dilansir dari The Spine Hospital, jika kondisi ini terjadi, biasanya orang dengan spondylosis juga akan mengalami gejala, seperti berikut ini.
- Kesemutan dan mati rasa pada lengan tangan, tungkai, dan area lain pada kaki.
- Otot di sekitar lengan, bahu, tungkai pada kaki dan tangan akan melemah membuat Anda kesulitan untuk beraktivitas normal.
- Kesulitan koordinasi tubuh, seperti susah menyesuaikan gerak tangan dan mata atau susah berjalan.
Kapan harus periksa ke dokter?
Jika Anda mengalami gejala yang disebutkan di atas dan tidak kunjung sembuh setelah diobati dengan perawatan rumahan, segera ke dokter. Lebih cepat ditangani, tentu kondisinya akan lebih baik.
Penyebab spondylosis
Penyebab utama dari spondylosis adalah aus dan memipihnya tulang, mengeringnya cakram, dan menebalnya ligamen di sekitar tulang belakang.
Perlu diketahui bahwa tulang belakang memberi struktur dan menopang tubuh. Selain itu, tulang ini juga melindungi hampir semua cabang saraf utama yang berjalan dari otak.
Tulang belakang membantu memberi struktur tubuh dan menopang sebagian besar beratnya. Ia juga membawa dan melindungi hampir semua cabang saraf utama yang berjalan dari otak.
Seiring bertambahnya usia, beratnya aktivitas tertentu, atau masalah kesehatan tertentu bisa menyebabkan cakram menjadi kering, tipis dan kehilangan kemampuannya.
Sendi facet antar tulang belakang juga bisa akan mengalami aus sehingga menyebabkan fungsinya jadi kurang optimal.
Tulang rawan juga menjadi terkikis sehingga mengakibatkan pertumbuhan taji tulang. Semua hal ini akhirnya bisa menyebabkan spondylosis.
Faktor-faktor risiko spondylosis
Setiap orang memiliki risiko terhadap kelainan tulang yang berbeda-beda. Berikut ini adalah berbagai faktor yang bisa meningkatkan risiko spondylosis.
- Memiliki berat badan berlebihan atau obesitas.
- Memiliki gaya hidup yang malas bergerak dan kurang suka olahraga.
- Mewarisi genetik tertentu yang membuat risiko kelainan tulang menjadi lebih besar.
- Mengalami cedera tulang belakang atau menjalani operasi tulang belakang.
- Memiliki kebiasaan merokok.
- Memiliki pekerjaan yang membutuhkan gerakan berulang atau menahan beban yang melibatkan tulang belakang.
- Menderita radang sendi psoriasis atau masalah pada kesehatan mental, seperti gangguan kecemasan dan depresi.
- Usia bertambah tua.
Komplikasi spondylosis
Kelainan tulang belakang ini dapat menyebabkan komplikasi. Berikut ini komplikasi spondylosis yang mungkin terjadi.
- Stenosis tulang belakang. Kondisi penyempitan saluran saraf pada tulang belakang yang menyebabkan gejala mati rasa, kesemutan, atau kelemahan pada kaki.
- Radikulopati serviks. Perubahan pada cakram atau tulang di punggung yang menyebabkan saraf terjepit, sehingga menimbulkan nyeri, mati rasa, dan hipersensitivitas pada punggung.
- Mielopati spondilotik serviks. Sumsum tulang belakang yang terkompresi atau terjepit sehingga menimbulkan nyeri dan mati rasa pada tungkai kaki.
- Skoliosis. Ada hubungan antara kelainan tulang belakang ini dengan skoliosis, yaitu melengkungnya tulang belakang ke arah samping sehingga tulang belakang membentuk huruf S atau C.
Diagnosis spondylosis
Selain pemeriksaan fisik, dokter dapat melakukan tes tertentu untuk membantu diagnosis spondylosis, di antaranya sebagai berikut.
- X-ray. Untuk memastikan diagnosis pada spondylosis karena dapat melihat kerusakan pada tulang, taji tulang dan terkikisnya tulang rawan atau piringan. Namun, X-ray tidak dapat menunjukkan kerusakan awal pada tulang rawan.
- Magnetic resonance imaging (MRI). Untuk menunjukkan kemungkinan kerusakan pada piringan atau penyempitan area dimana saraf tulang belakang berakhir.
- Elektromiografi. Dilakukan untuk mengukur aktivitas listrik di saraf, ketika mengirimkan pesan ke otot untuk berkontraksi atau beristirahat.
- Nerve conduction study. Dilakukan dengan pemasangan elektroda ke kulit di atas saraf. Guncangan kecil akan dikirimkan dan melewati saraf tersebut. Kemudian, dokter akan mengukur kekuatan dan kecepatan sinyal saraf.
- Tes darah. Dilakukan untuk mengeliminasi penyakit lain.
Pengobatan spondylosis
Setelah tes kesehatan dan diagnosis ditegakkan, dokter akan menentukan pengobatan spondylosis yang tepat untuk Anda.
Berikut pengobatan spondylosis lumbar, toraks, maupun cervicalis.
1. Minum obat yang diresepkan dokter
Rasa nyeri yang menjadi gejala umum dari kelainan tulang belakang ini, biasanya bisa diredakan dengan minum obat-obatan berikut ini.
- Obat NSAID. Untuk meringankan rasa nyeri dan peradangan pada tulang belakang. Sebagai contoh adalah ibuprofen.
- Kortikosteroid. Dapat meredakan rasa sakit pada punggung yang lebih parah dan tidak efektif diobati dengan obat NSAID. Sebagai contoh prednison, biasanya diberikan dalam bentuk pil jangka pendek atau disuntik jika lebih parah.
- Obat relaksan otot. Dapat membantu meredakan kejang pada otot leher atau otot sekitar punggung bawah. Obat yang biasanya digunakan adalah cyclobenzaprine.
- Obat anti kejang. Bermanfaat mengurangi rasa nyeri pada saraf yang rusak. Obat golongan ini yang biasanya diresepkan adalah gabapentin (Neurontin, Horizant) dan pregabalin (Lyrica).
- Antidepresan. Obat antidepresan tertentu dapat membantu meringankan rasa nyeri pada leher atau punggung bawah.
Beberapa obat-obatan di atas bisa Anda dapatkan baik tanpa atau dengan resep dari dokter.
Jika obat yang sedang Anda gunakan tidak cukup ampuh, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter untuk mempertimbangkan peningkatan dosis atau penggantian jenis obat.
2. Mengikuti terapi
Selain minum obat, pengobatan spondylosis lumbalis, cervicalis, atau toraks bisa juga dilakukan dengan cara mengikuti terapi.
Tujuannya adalah untuk membantu meregangkan dan memperkuat otot di sekitar leher, bahu, dan tulang belakang.
Contoh peregangan yang aman dilakukan pasien spondylosis di bawah pengawasan terapis adalah sebagai berikut.
- Lumbar Spine Rotations. Posisikan tubuh berbaring telentang dengan kedua lutut ditekuk dan telapak kaki menyentuh tanah. Lalu, letakkan kedua tangan di samping tubuh. Dorong kedua lutut ke samping kiri dan kanan dengan posisi tubuh bagian atas tetap lurus. Lakukan gerakan ini secara berulang.
- Knee to Chest. Posisikan tubuh Anda tidur telentang dan perlahan angkat satu kaki ke dada dengan lutut ditekuk. Tahan posisi ini selama 30 detik , kemudian, letakan kembali kaki menyentuh lantai dan lurus ke depan. Ulangi latihan ini dengan lutut kaki yang lain.
3. Menjalani operasi
Jika pengobatan di atas tidak menunjukkan hasil yang efektif dalam mengobati spondylosis, dokter mungkin akan merekomendasikan operasi pembedahan.
Terutama jika sudah terjadi adanya tekanan besar pada sumsum tulang belakang atau akar saraf tulang belakang.
Jenis operasi yang biasanya dilakukan sebagai pengobatan spondylosis meliputi berikut ini.
- Disektomi untuk mengangkat cakram yang mengalami hernia, yakni cakram tulang rawan dari tulang belakang yang menonjol keluar dan menjepit saraf.
- Laminektomi untuk mengangkat taji tulang atau mengangkat bagian tulang belakang yang disebut lamina.
- Laminoplasti untuk membuka ruang jaringan saraf dengan mengubah posisi lamina.
- Fusi tulang belakang menyatukan segmen tulang belakang menggunakan tulang yang ditransplantasikan dengan atau tanpa instrumen, seperti batang dan sekrup.
Kesimpulan
- Spondylosis adalah kondisi degeneratif pada tulang belakang yang terjadi akibat proses penuaan, ditandai dengan ausnya tulang, pengeringan cakram, dan penebalan ligamen di sekitar tulang belakang.
- Gejalanya meliputi nyeri punggung, kekakuan, dan keterbatasan gerak.
- Faktor risiko mencakup usia lanjut, obesitas, gaya hidup tidak aktif, dan kebiasaan merokok.
- Penanganan spondylosis dapat melibatkan fisioterapi, penggunaan obat pereda nyeri, hingga prosedur bedah jika diperlukan.
[embed-health-tool-bmi]