Olahraga secara umum memilki banyak manfaat untuk kesehatan Anda. Tapi di sisi lain, rutin berolahraga dapat menimbulkan risiko cedera jika tidak hati-hati. Salah satu cedera akibat olahraga yang paling sering terjadi adalah nyeri lutut. Ada beberapa jenis olahraga penyebab sakit lutut, dan osteoarthitis. Apa saja?
Beragam olahraga penyebab sakit lutut
Sebuah riset yang dipublikasikan di Journal of Athletic Training, peneliti menemukan pemain dari empat jenis olahraga lebih berisiko mengalami nyeri lutut, yaitu:
- Sepak bola
- Maraton
- Angkat beban
- Gulat
Lebih lanjut, riset memaparkan risiko nyeri lutut lebih besar pada pemain sepak bola, pelari marathon, atlet angkat beban, dan pegulat, dibanding atlet olahraga lain atau yang tidak berolahraga sama sekali. Temuan ini dilaporkan setelah meneliti data kasus radang sendi lutut yang menyebabkan rasa nyeri pada 3.800 atlet profesional.
Pada dasarnya, olahragawan di empat bidang tersebut memiliki risiko osteoarthritis lutut 3 hingga 7 kali lebih besar dibanding orang-orang yang bermain basket, bertinju, menembak, atau atletik. Dari keempat olahraga tersebut, atlet angkat beban memiliki risiko paling besar, disusul dengan pesepak bola.
Mengapa keempat olahraga tersebut rentan menyebabkan sakit lutut?
Olahraga yang memiliki risiko cedera lutut terbesar adalah yang paling membebani sendi kaki. Angkat beban dan sepak bola memiliki risiko paling besar sebagai olahraga penyebab sakit lutut karena kedua jenis olahraga ini memberikan tekanan paling besar pada sendi lutut yang bisa berujung pada cedera. Atlet angkat beban terus membebani sendinya dengan beban yang besar dan berulang-ulang. Sama halnya dengan pesepak bola, pelari marathon terus menerus menggunakan sendinya berkilo-kilometer lebih banyak dibanding pelari biasa.
Gejala nyeri lutut yang perlu diperhatikan saat berolahraga
- Otot terasa kaku dan mengalami keterbatasan jangkauan untuk bergerak.
- pembengkakan di sekitar area dengan rasa nyeri.
- Kesulitan berjalan karena ketidakstabilan lutut.
- Kesulitan berjalan naik turun tangga akibat kerusakan ligamen.
- Tidak bisa menekuk lutut.
- Terasa sakit saat disentuh.
- Kemerahan.
- Ketidakmampuan meluruskan lutut sepenuhnya.
[embed-health-tool-bmi]