Skoliosis termasuk kelainan pada tulang belakang yang bisa menyerang anak-anak maupun orang dewasa. Meski umumnya terdeteksi di usia anak, ada juga yang baru didiagnosis pada usia dewasa. Namun, tahukah Anda apa saja gejala skoliosis pada anak?
Yuk, kenali lebih dalam informasi lebih dalam dari ciri-ciri hingga pengobatan skoliosis anak berikut ini.
Apa itu skoliosis pada anak?
Sama seperti pada orang dewasa, skoliosis pada anak adalah kondisi tubuh ketika tulang belakang melengkung ke samping dan membuat tubuh condong ke salah satu sisi.
Walau cukup banyak dialami oleh anak-anak, sayangnya, penyakit tulang ini masih sangat jarang terdeteksi saat bayi baru lahir atau di masa awal kehidupan anak karena mungkin gejala belum disadari atau sulit terlihat.
Berdasarkan waktu terdeteksinya, skoliosis yang dialami anak bisa terbagi menjadi 3 jenis berikut ini.
- Skoliosis idiopatik infantil, dari lahir sampai usia 3 tahun.
- Skoliosis idiopatik anak, dari usia 3 hingga 8 tahun.
- Skoliosis idiopatik onset dini, yang meliputi skoliosis infantil dan anak hingga mencakup usia 8 tahun.
Meski bisa terjadi di usia berapa pun, gejala skoliosis umumnya baru disadari saat anak memasuki usia remaja.
Berdasarkan data dari Cleveland Clinic, sekitar 2% dari populasi dunia mengalami skoliosis.
Apa ciri-ciri skoliosis pada anak?
Skoliosis menyebabkan tulang belakang melengkung ke arah samping.
Ciri-ciri skoliosis pada bayi yang umumnya terjadi dan perlu diwaspadai orang tua antara lain sebagai berikut.
- Jika diperhatikan, satu kaki bayi terlihat lebih panjang dibanding kaki lainnya.
- Ada punuk (benjolan) di bagian punggung. Munculnya gejala skoliosis yang dialami anak ini karena melengkungnya tulang belakang ke arah yang tidak seharusnya.
- Bayi cenderung menggerakkan tubuh atau memiringkan tubuhnya ke sisi tubuh sebelah kiri.
Setelah lebih dari 2 tahun, ciri-ciri skoliosis anak mungkin akan terlihat lebih jelas. Anda bisa mengamati gejalanya ini dengan melihat penampilan fisik anak.
Ciri-ciri skoliosis yang mungkin dialami oleh anak, antara lain sebagai berikut.
- Bahu miring dan garis pinggang tidak rata.
- Tulang rusuk dan tulang belikat di salah satu sisi tubuh terlihat menonjol.
- Tinggi pinggul kanan dengan kiri berbeda.
- Tubuh terlihat lebih condong ke salah satu sisi.
Perlu Anda ketahui
Apa penyebab skoliosis pada anak?
Ada 3 penyebab dari skoliosis pada anak, yaitu sebagai berikut.
1. Skoliosis idiopatik
Skoliosisi idiopatik merupakan jenis yang paling sering dialami oleh anak-anak. Sayangnya, skoliosis idiopatik yang terjadi sangat awal pada anak belum dapat diketahui penyebabnya.
Kondisi ini umumnya terjadi sebagai bagian atau gejala dari gejalal skoliosis idiopatik pada remaja.
Namun, tidak seperti skoliosis idiopatik pada umumnya yang terjadi sebagai satu kelainan tulang belakang, skoliosis pada anak ini diduga akibat adanya penyakit atau kondisi kesehatan lain.
Kondisi lain yang mungkin jadi pemicu skoliosis seperti kelainan genetik atau penyakit keturunan.
2. Skoliosis kongenital
Skoliosisi kongenital atau sejak lahir disebabkan oleh gangguan perkembangan sistem rangka, terutama tulang belakang saat masih di dalam kandungan.
Bayi yang lahir dengan kondisi tersebut dapat mengalami kelainan tulang belakang seiring bertambahnya usia. Tanda-tanda skoliosis ini bisa ditunjukkan bayi di bawah usia 2 tahun.
3. Skoliosis neuromuskular
Skoliosis jenis ini terjadi akibat kelainan pada otot dan saraf yang menopang tulang punggung.
Di antara kelainan tersebut meliputi spina bifida, kelainan bentuk dinding dada, cerebral palsy, dan tumor jinak atau ganas pada tulang belakang.
Cara mengobati skoliosis pada anak
Guna mengetahui tanda skoliosis lebih lanjut, anak harus menjalani tes pencitraan.
Lewat tes ini, akan terlihat perubahan kelengkungan tulang belakang yang membentuk huruf S atau huruf C.
Perubahan tulang belakang ini bisa menjadi penentu diagnosis skoliosis bagi dokter, sekaligus menentukan pengobatannya.
Tergantung dari usia anak dan tingkat keparahan kondisi yang dialami, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi skoliosis pada anak, yaitu sebagai berikut.
1. Pengamatan
Kebanyakan anak dengan skoliosis tidak memerlukan pengobatan khusus. Ini karena tulang punggung anak biasanya dapat tumbuh dengan lurus seiring dengan pertumbuhan tubuhnya.
Namun, jika tulang dicurigai sudah tidak bisa tumbuh lurus, maka pengamatan secara menyeluruh dan hati-hati akan dilakukan oleh dokter.
Alasanya, tulang yang bengkok bisa mengambil ruang dari organ tubuh lainnya sehingga menyebabkan gangguan.
Dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan rutin dan pemindaian sinar X untuk mengamati lengkungan pada tulang agar bisa menentukan apakah perlu dilakukan pengobatan lanjutan.
Pemeriksaan ini juga akan disarankan untuk remaja dengan skoliosis ringan.
2. Penopang atau gips tulang punggung
Pada bayi dan balita, penggunaan alat bantu, seperti penopang, mungkin diperlukan untuk membantu meluruskan tulang punggung selama pertumbuhan tubuh terjadi.
Salah satu contoh alat penopang tersebut seperti gips yang dipasang di bagian punggung anak.
Gips perlu digunakan terus-menerus dan tidak boleh dicopot. Namun, ini bisa diganti stiap beberapa bulan untuk menyesuaikan dengan tumbuh kembang ukuran tubuh anak.
Kebanyakan orangtua berpendapat bahwa lebih mudah untuk memakaikan gips permanen pada anak yang masih sangat kecil, daripada menggunakan penyangga yang bisa dicopot-pasang.