backup og meta

Anatomi, Fungsi, Hingga Risiko Penyakit pada Tulang Kering

Anatomi, Fungsi, Hingga Risiko Penyakit pada Tulang Kering

Terlepas dari fungsi tulang yang menopang tubuh, setiap jenis tulang juga memiliki kegunaannya masing-masing yang lebih spesifik. Salah satunya adalah tulang kering yang memiliki fungsi selain menopang tubuh. Apa saja fungsi tulang kering dan masalah kesehatan yang bisa mengganggu fungsinya tersebut? Yuk, cari tahu jawabannya pada ulasan berikut ini.

Anatomi tulang kering

fungsi tulang kering
Sumber: Pin IMG

Sebelum mempelajari fungsi tulang kering, Anda lebih baik mengenal anatomi tulang ini terlebih dahulu.

Menurut buku yang diterbitkan secara online pada National Library of Medicine, tulang kering atau tibia adalah tulang panjang utama pada kaki bagian bawah. Posisi tepatnya, yakni di bawah lutut dan sepanjang bagian depan kaki Anda. Panjang tulang ini rata-rata sekitar 36 cm.

Ada dua jenis tulang yang berada di bagian bawah lutut Anda. Pertama, tulang yang berukuran besar yakni tibia, yang menanggung sebagian besar berat antara lutut dan pergelangan kaki. Kedua, sisi terluar tulang tibia, yakni fibula (tulang panjang yang lebih kecil yang memberikan stabilitas dan membantu rotasi pergelangan kaki).

Pada ujung tulang kering atau tibia, terdapat tulang spons, yaitu tulang yang mengandung kantong sirkulasi dan sumsum yang tampak seperti spons jika dilihat dengan mikroskop. Tulang kering ditutupi dengan lapisan tulang kortikal yang berfungsi melindungi kekuatan tulang.

Bagian atas (superior) tulang tibia yang membentuk engsel lutut dan tempat menempelnya tulang paha, dikenal dengan sebutan tibial plateau (dataran tinggi tibialis). Bagian tulang ini berisi dua kondilus, yakni kondilus lateral (tepi) dan kondilus medial (tengah).

Lalu, pada bagian depan atas tulang kering terdapat tubersositas tibialis, yakni tulang yang melekatnya patela (tempurung lutut) melalui ligamen.

Terakhir, bagian inferior (bawah) tulang kering terdapat tiga tulang, yakni maleolus medial, takik fibula (fibula notch), dan lateral maleolus. Ketiga tulang ini membentuk bagian terbesar dari pergelangan kaki.

Fungsi tulang kering bagi tubuh Anda

hidup terlalu bersih

Semua jenis tulang panjang, termasuk tulang kering, berfungsi untuk menahan beban dan gerakan. Sumsum tulang yang ditemukan pada tulang ini, sebagian besar adalah sumsum tulang merah yang tugasnya memproduksi sel darah merah.

Seiring bertambahnya usia, sumsum tulang merah akan berubah menjadi sumsum tulang kering yang terdiri dari lemak.

Jadi, dapat Anda simpulkan jika fungsi tulang kering adalah memberikan stabilitas dan menahan beban untuk kaki bagian bawah. Di samping itu, tulang ini juga mendapat membantu seseorang untuk berjalan, berlari, memanjat, menendakan, dan melakukan berbagai gerakan kaki lainnya.

Masalah kesehatan yang mengganggu fungsi tulang kering

taji tulang

Sungguh penting bukan kegunaan tulang kering? Sayangnya, fungsinya bisa saja terganggu karena adanya masalah kesehatan tertentu.

1. Patah tulang

Fraktur atau patah tulang adalah cedera paling yang umum menyerang tulang kering. Kondisi ini bisa saja terjadi ketika seseorang mengalami kecelakaan atau benturan keras berulang.

Sementara pada atlet seperti pesenam, pelari, atau atlet intensitas tinggi lainnya, patah tulang biasanya disebabkan oleh stres. Mereka menggunakan tulang kaki mereka secara berlebihan sehingga bisa menyebabkans stres dan berakhir dengan patah tulang.

Orang yang mengalami patah tulang tibia, umumnya merasakan nyeri disertai memar, pembengkakan, dan perubahan bentuk pada tulang. Kondisi tersebut membuat fungsi tulang kering menjadi terganggu.

Guna memulihkan diri dari patah tulang, pasien perlu beristirahat. Dokter mungkin akan memberikan obat untuk meredakan nyeri, dan mengarahkan diet yang bisa mendukung pemulihan tulang.

2. Osteoporosis

Pengeroposan tulang umumnya memang menyerang tulang belakang, tapi tidak menutup kemungkinan juga menyerang tulang kering.

Orang dengan kondisi ini kehilangan mineral penting untuk membantu pertumbuhan tulang, sementara proses penghancuran tulang terus berjalan. Akibatnya, tulang menjadi menipis dan membuatnya mudah patah. Kebanyakan pengidap osteoporisosis memiliki tubuh bongkok dan kesulitan melakukan aktivitas normal.

Dokter biasanya akan meresepkan obat untuk mencegah pengeroposan tulang dan menstimulasi pertumbuhan tulang.

3. Penyakit Paget

Setelah osteoporosis, penyakit Paget adalah penyakit ketiga yang paling umum terjadi. Kondisi ini bisa menyerang bagian tulang manapun pada tubuh, termasuk tulang kering sehingga mengganggu kenormalan fungsi tulang.

Penyakit tulang ini terjadi karena proses pergantian jaringan tulang tua mengalami gangguan. Tulang yang terkena bisa mengalami perubahan bentuk, yakni jadi lebih bengkok.

Perubahan tersebut bisa menimbulkan tekanan ekstra pada sendi di sekitarnya, sehingga meningkatkan risiko terjadinya osteoarthritis.

Perawatan penyakit ini bisa menggunakan obat osteoporosis, atau pembedahan untuk memperbaiki bentuk tulang dan mengganti sendi yang rusak.

4. Torsi tibialis

Tibialis torsian adalah kondisi terpuntirnya tulang kering pada anak. Pada banyak kasus, kondisi ini menyebabkan balita memiliki kaki yang berputar ke dalam, hanya sedikit kasus menyebabkan kaki berputar ke luar.

Kelainan ini membuat fungsi tulang kaki menjadi terganggu, karena anak tidak bisa berjalan dengan baik dan sering kali tersandung. Terpuntirnya kaki anak ini terjadi akibat posisi bayi di dalam rahim ibunya yang tidak tepat, atau karena ketatnya ligamen dan tendon pada bagian kaki atas.

5. Hemimelia tibia

Fungsi tulang kering bisa terganggu akibat kondisi langka yang mempengatuhi balita, yakni hemimelia tibia. Anak dengan kondisi ini dilahirkan dengan kondisi tibia yang lebih pendek atau tanpa tibia sama sekali. Kondisi tersebut menyebabkan panjang kaki berbeda, karena kelainan ini hanya menyerang satu kaki.

Hingga kini, sebagian besar kasus hemimelia tibia tidak diketahui penyebab pastinya. Namun, faktor genetika dalam keluarga bisa meningkatkan risikonya. Beberapa anak juga mungkin mengalami kondisi ini karena memiliki sindrom Werner.

Hampir semua anak dengan hemimelia tibialis memerlukan pembedahan untuk membantu mereka berdiri, berjalan, dan bermain dengan lebih baik.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Galbraith, R., & Lavallee, M. (2009). Medial tibial stress syndrome: conservative treatment options. Current Reviews In Musculoskeletal Medicine2(3), 127-133. doi: 10.1007/s12178-009-9055-6

Bourne M, Sinkler MA, Murphy PB. Anatomy, Bony Pelvis and Lower Limb, Tibia. [Updated 2020 Aug 10]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526053/

W-Dahl, A., Toksvig-Larsen, S., & Lindstrand, A. (2015). Ten-year results of physical activity after high tibial osteotomy in patients with knee osteoarthritis. Knee Surgery, Sports Traumatology, Arthroscopy25(3), 902-909. doi: 10.1007/s00167-015-3693-6

Tibial Torsion | Boston Children’s Hospital. (2021). Retrieved 25 June 2021, from https://www.childrenshospital.org/conditions-and-treatments/conditions/t/tibial-torsion.

Paget’s disease of bone – Diagnosis and treatment – Mayo Clinic. (2021). Retrieved 25 June 2021, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pagets-disease-of-bone/diagnosis-treatment/drc-20350816.

Osteoporosis – Diagnosis and treatment – Mayo Clinic. (2021). Retrieved 25 June 2021, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/osteoporosis/diagnosis-treatment/drc-20351974

Henkelmann, R., Frosch, K., Glaab, R., Lill, H., Schoepp, C., & Seybold, D. et al. (2017). Infection following fractures of the proximal tibia – a systematic review of incidence and outcome. BMC Musculoskeletal Disorders18(1). doi: 10.1186/s12891-017-1847-z.

 

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Aprinda Puji

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Rina Nurjanah


Artikel Terkait

Kenali Faktor Risiko Sejak Dini untuk Cegah Osteoporosis di Usia Lanjut

5 Jenis Makanan yang Penting Dikonsumsi Agar Patah Tulang Cepat Sembuh


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan