Semua orang bisa merasa stres, baik akibat masalah rumah tangga atau pekerjaan. Stres pun tak hanya bikin sakit kepala dan tensi naik, tapi juga bisa memicu gatal dan kemerahan pada kulit. Yuk, cari tahu penyebab gatal karena stres melalui pembahasan berikut ini.
Mengapa stres bisa menyebabkan gatal?
Beberapa orang yang memiliki gangguan kulit, seperti psoriasis, eksim, dan urtikaria (biduran), juga mungkin mengalami gejala gatal yang lebih parah saat stres.
Sebuah studi dalam Neuroscience & Biobehavioral Reviews (2018) menemukan bahwa kondisi gatal kronis berkaitan dengan meningkatnya stres, kecemasan, dan gangguan mood lainnya.
Pada akhirnya, stres dan kecemasan yang memperparah rasa gatal juga memengaruhi kebiasaan menggaruk. Hal ini dapat menyebabkan penyakit kulit yang orang tersebut alami semakin parah.
Saat Anda stres, otak bereaksi dengan melepaskan hormon-hormon stres seperti adrenalin dan kortisol sebagai reaksi tubuh untuk mempertahankan diri dari ancaman.
Anda juga akan merasakan dampak stres lainnya pada tubuh, misalnya otot menegang, denyut jantung meningkat, pernapasan cepat, dan tekanan darah melonjak.
Reaksi stres turut memengaruhi kulit, sebab ada banyak ujung saraf yang terhubung dengan kulit. Jadi, bila sistem saraf pusat otak mendeteksi stres, kulit Anda juga akan ikut bereaksi.
Beberapa orang bisa merasa gatal saat stres karena otak memicu produksi keringat secara berlebihan.
Apabila Anda sedang berada di lingkungan yang panas, lembap, atau sirkulasi udaranya tidak lancar, keringat akan terperangkap pada lapisan kulit dan tidak bisa menguap.
Lalu, hal ini bisa menyebabkan biang keringat. Gejala utamanya yakni gatal-gatal pada leher, bahu, dada, area sekitar lipatan tubuh, dan pangkal paha.
Neurodermatitis, gangguan kulit yang dipicu stres
Jika Anda cukup sering merasakan gatal ketika stres, ini bisa menjadi tanda dari neurodermatitis.
Neurodermatitis atau lichen simplex chronicus merupakan kondisi gatal-gatal pada kulit yang salah satu pemicunya ialah stres. Kondisi ini bisa muncul pada bagian tubuh mana pun.
Meski demikian, beberapa bagian tubuh yang umumnya terdampak neurodermatitis, antara lain:
- wajah dan kepala,
- lengan bawah,
- pergelangan tangan,
- paha bagian belakang,
- selangkangan, dan
- bokong.
Menurut American Academy of Dermatology Association, rasa gatal bisa mulai terasa saat Anda merasa stres, cemas, dan khawatir.
Rasa gatal bisa sangat kuat sehingga Anda terus menggaruknya. Lama-kelamaan, kulit menjadi kering, kasar, bersisik, berwarna kemerahan, berdarah, hingga mengalami infeksi.
Sebagian orang merasa paling gatal saat bersantai atau selama tidur. Saat Anda sudah bisa mengatasi stres tersebut dan move on, rasa gatal biasanya akan menghilang.
Namun, beberapa orang bisa memiliki kebiasaan menggaruk tanpa sadar meski stresnya sudah reda dan kulitnya tidak lagi gatal. Kondisi disebut gatal psikogenik.
Rasa gatal ini pada dasarnya bukan berasal dari penyakit kulit, melainkan muncul dari sugesti atau alam bawah sadar pikiran manusia.
Pengidapnya tidak mampu membedakan rasa gatal karena rasa stres atau penyebab tertentu. Oleh sebab itu, gatal psikogenik lebih digolongkan sebagai gangguan mental.
Kapan Anda harus periksa ke dokter?
- Gejala berlangsung lebih dari dua minggu dan tidak membaik.
- Anda terus menggaruk bagian kulit yang sama berulang kali.
- Rasa gatal datang secara tiba-tiba dan penyebabnya tidak bisa dijelaskan dengan mudah.
- Rasa gatal mengganggu aktivitas sehari-hari dan bahkan saat tidur.
- Kulit iritasi atau menunjukkan gejala infeksi, seperti tekstur kasar dan berkerak, mengeluarkan nanah, dan demam.
Cara mengobati masalah kulit gatal karena stres
Terdapat beberapa anjuran yang sebaiknya Anda lakukan apabila merasakan kulit gatal-gatal, berikut di antaranya.
- Tidak menggaruk daerah kulit yang gatal karena makin digaruk, kulit bisa semakin gatal.
- Jaga kuku jari tetap pendek untuk mencegah luka pada kulit akibat menggaruk berlebihan.
- Mengompres dengan kain dingin dan basah untuk menenangkan kulit yang meradang.
- Mandi air hangat dan hanya gunakan sabun ringan tanpa pewarna atau pewangi agat tidak menyebabkan iritasi kulit.
- Hindari zat-zat yang memicu iritasi atau reaksi alergi, seperti perhiasan, parfum, produk kulit, kosmetik, atau pembersih yang mengandung pewangi.
- Gunakan pelembap atau oleskan salep antigatal untuk mengurangi sensasi kulit gatal.
- Oleskan krim kortikosteroid untuk menenangkan peradangan. Namun, ingat, Anda perlu konsultasi dokter untuk memperoleh dosis lebih tinggi pada kasus yang lebih berat.
Gatal karena stres juga akan menghilang saat Anda mengendalikan sumber stres itu sendiri. Anda dapat mencoba berbagai cara menghilangkan stres agar sensasi gatal kian mereda.
Namun, jangan ragu meminta bantuan profesional dari dokter dan/atau psikolog bila Anda kesulitan dalam mengendalikan stres dan kecemasan.
Dokter dan psikolog dapat menyarankan Anda untuk bermeditasi, melakukan latihan pernapasan, atau mengikuti terapi psikologi yang efektif guna menangani kondisi tersebut.