Perilaku anak yang suka menantang, marah, atau sulit diajak bekerja sama mungkin masih dianggap normal dalam fase perkembangan anak. Namun, ketika perilaku ini berlangsung terus-menerus dan mengganggu kehidupan sehari-hari, bisa jadi ini adalah tanda dari oppositional defiant disorder (ODD).
Sebenarnya, apa itu oppositional defiant disorder? Yuk ketahui jawabannya melalui ulasan di bawah ini.
Apa itu oppositional defiant disorder?
Oppositional defiant disorder atau ODD adalah salah satu jenis gangguan perilaku pada anak di mana ia menunjukkan perilaku tidak kooperatif, seperti marah, membantah, dan melawan secara terus menerus.
Anak-anak dengan ODD sering kali menunjukkan sikap keras kepala, suka berdebat, serta cenderung menyalahkan orang lain atas kesalahan mereka.
Perilaku menantang ini berlangsung secara terus menerus dan bisa lebih parah daripada reaksi marah atau pemberontakan biasa yang dialami kebanyakan anak.
Sebenarnya, perilaku yang memberontak, membantah, atau tidak patuh ini mungkin masih tergolong normal bila terjadi sesekali pada anak usia 2–3 tahun atau di awal masa remaja.
Namun, bila perilaku memberontak ini terjadi terus selama enam bulan atau lebih, maka ini bisa menjadi tanda anak mengalami ODD.
Seberapa umumkah kondisi ini?
NationWide Children’s memperkirakan bahwa 1–16 % dari semua anak usia sekolah dan remaja memiliki OOD. Kondisi ini pun lebih umum terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan.
Gejala oppositional defiant disorder
Pada dasarnya, sebagian gejala OOD dapat terjadi pada anak-anak usia 2–3 tahun yang normal.
Namun, pada anak dan remaja dengan OOD biasanya gejala yang timbul lebih sering dan lebih parah.
Melansir John Hopkins Medicine, berikut adalah gejala-gejala umum dari oppositional defiant disorder.
- Mudah marah, terganggu, atau kesal.
- Sering mengamuk.
- Membantah orang yang lebih tua, terutama orang-orang dengan otoritas dan tinggal dekat dengan anak, seperti orangtua.
- Menolak untuk mengikuti peraturan.
- Sengaja mengganggu atau membuat orang lain marah, atau mudah kesal terhadap orang lain.
- Memiliki kepercayaan diri yang rendah.
- Mudah frustrasi.
- Menyalahkan orang lain atas kejadian atau perbuatan buruk.
- Menolak untuk mengikuti permintaan atau aturan.
- Menyalahkan orang untuk kesalahan sendiri.
- Pendendam dan suka membalas dendam.
- Berkata-kata kasar.
- Mengatakan hal-hal yang jahat saat marah.
Selain itu, gejala ODD dapat bervariasi dalam tingkat keparahan. Berikut penjelasannya.
- Ringan. Gejala hanya muncul pada satu situasi tertentu atau tempat tertentu, seperti di rumah, sekolah, atau dengan teman-teman sebaya.
- Sedang. Beberapa gejala muncul pada setidaknya dua situasi tertentu, misalnya rumah dan sekolah.
- Parah. Beberapa gejala terjadi pada tiga atau lebih situasi, seperti rumah atau sekolah, dengan teman sebaya, atau di tempat umum.
Jika tidak ditangani, ODD dapat menyebabkan conduct disorder yang lebih serius. Gejala-gejala dari gangguan ini adalah:
- berbohong,
- berlaku sadis atau kejam pada hewan dan manusia,
- melakukan kekerasan fisik atau seksual pada orang lain,
- perilaku melanggar hukum seperti vandalisme, sengaja membuat kebakaran, atau mencuri.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah kepada dokter Anda.
Penyebab oppositional defiant disorder
Penyebab ODD tidak diketahui secara jelas. Namun, ada beberapa faktor yang diyakini dapat menjadi penyebab gangguan perilaku ini.
1. Faktor genetik
Melansir dari Cleveland Clinic, faktor genetik berperan sekitar 50% dalam perkembangan gangguan perilaku seperti oppositional defiant disorder.
Pada kebanyakan kasus, anak dengan ODD memiliki anggota keluarga dengan kondisi kesehatan mental juga, seperti gangguan suasana hati, gangguan kecemasan, dan gangguan kepribadian.
2. Faktor biologis
Selain faktor genetik, perubahan pada area tertentu di otak dapat menyebabkan gangguan perilaku seperti ODD.
Selain itu, ODD dikaitkan dengan masalah pada neurotransmiter tertentu yang membantu sel saraf di otak berkomunikasi satu sama lain.
Bila zat kimia dalam otak ini tidak seimbang atau tidak berfungsi dengan baik, pesan mungkin tidak tersampaikan dengan benar melalui otak.
3. Faktor lingkungan
Lingkungan keluarga yang kacau, perlakukan buruk di masa kecil, dan pola asuh yang tidak konsisten dapat menyebabkan perkembangan ODD.
Selain itu, penolakan dari teman sebaya, kelompok sebaya yang menyimpang, kemiskinan, kekerasan di lingkungan sekitar, dan faktor sosial ekonomi yang tidak stabil juga dapat menyebabkan perkembangan ODD.
4. Faktor psikologis
Anak dengan ADHD memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena gangguan perilaku seperti oppositional defiant disorder.
Anak-anak dengan ODD sering kali tampak memiliki sifat tempramen yang mendasarinya, seperti mudah frustrasi atau marah, yang dapat meningkatkan risiko anak untuk memenuhi kriteria ODD.
Komplikasi oppositional defiant disorder
Anak-anak dan remaja dengan gangguan perilaku seperti ini mungkin akan mengalami masalah di rumah dengan orangtua atau saudara, serta di sekolah dengan guru dan temannya.
Bila tidak mendapatkan pengobatan, ODD dapat menyebabkan masalah lain seperti:
- prestasi sekolah yang buruk,
- perilaku antisosial,
- masalah hukum,
- masalah pengendalian impuls,
- gangguan penggunaan zat terlarang, serta
- bunuh diri.
Diagnosis oppositional defiant disorder
Diagnosis oppositional defiant disorder (ODD) dilakukan oleh psikolog atau psikiater anak. Nantinya, profesional kesehatan ini akan melakukan observasi melalui wawancara.
Psikolog akan mewawancarai Anda dan anak Anda untuk mengidentifikasi perilaku bermasalah serta penyebabnya.
Jika terdapat gejala, dokter akan melakukan evaluasi dengan melakukan sejarah medis lengkap serta pemeriksaan fisik.
Pengobatan oppositional defiant disorder
Untuk mengobati gangguan perilaku seperti oppositional defiant ini perlu disesuaikan dengan usia anak dan tingkat keparahannya.
Namun, beberapa pengobatan umum untuk mengobati kondisi ini di antaranya sebagai berikut.
- Terapi perilaku kognitif. Seorang anak belajar memecahkan masalah dan berkomunikasi dengan lebih baik. Melalui terapi ini anak juga akan belajar mengendalikan amarah dan emosi.
- Terapi keluarga. Jenis terapi ini dapat meningkatkan keterampilan komunikasi dan interaksi keluarga.
- Terapi kelompok sebaya. Jenis terapi ini untuk melatih keterampilan sosial anak agar lebih baik.
- Obat-obatan. Meski jarang digunakan, obat-obatan mungkin digunakan untuk mengatasi gejala atau gangguan lain, seperti ADHD atau gangguan kecemasan.
Tips merawat anak dengan oppositional defiant disorder
Anda dapat membantu anak yang memiliki ODD dengan tips perawatan di rumah sebagai berikut.
- Hargai dan puji perilaku baik anak, sespesifik mungkin.
- Berlakulah sebagaimana Anda ingin anak Anda untuk bertingkah laku.
- Berikan batas pada anak dan beri tahu pengasuh anak (termasuk kakek, nenek, guru) untuk melakukan batasan yang sama.
- Buatlah rutinitas untuk anak, seperti memberikan pekerjaan rumah.
- Luangkan waktu bersama anak. Buatlah jadwal mingguan untuk melakukan kegiatan bersama.
- Bersiap menghadapi tantangan. Pada awal kondisi ini terjadi, anak mungkin sulit bekerja sama atau menghargai perubahan respons Anda terhadap perilaku mereka.
Dengan perawatan yang tepat dan dukungan dari keluarga, anak dengan gangguan perilaku, seperti oppositional defiant disorder, dapat mengalami peningkatan perilaku serta kehidupan sosial dan akademis mereka.
Kesimpulan
- Oppositional defiant disorder (ODD) adalah jenis gangguan perilaku di mana anak bersikap tidak kooperatif, suka menentang, dan bermusuhan terhadap teman sebaya, orang tua, guru, dan figur otoritas lainnya.
- Gejala ODD pada anak meliputi sering tantrum, banyak berdebat, mudah terganggu oleh orang lain, berbicara kasar, hingga selalu melawan dan menolak apa yang diperintahkan orangtua.
- Kondisi ini dapat diobati dengan menjalani terapi perilaku kognitif, terapi keluarga, terapi kelompok sebaya, hingga obat-obatan.
[embed-health-tool-vaccination-tool]