Pernahkah Anda mendengar tentang orang narsis? Dalam kondisi tertentu, sifat narsis bisa menjadi ciri bahwa seseorang memiliki gangguan kepribadian narsistik.
Tidak hanya memiliki rasa percaya diri yang tinggi, orang-orang narsistik juga bisa menunjukkan tanda masalah kepribadian lainnya. Untuk memahami lebih dalam kondisi ini, simak informasi berikut!
Apa itu gangguan kepribadian narsistik?
Gangguan kepribadian narsistik atau narcissistic personality disorder (NPD) adalah gangguan mental yang membuat seseorang merasa lebih penting dibandingkan orang lain.
Untuk mewujudkan keinginannya dipandang lebih tinggi, mereka yang memiliki gangguan mental ini tidak jarang melakukan tindakan negatif atau bahkan berbahaya.
Selain haus pujian, kepribadian narsistik pada orang-orang dengan NPD membuatnya memiliki empati rendah terhadap orang lain.
Meski terlihat kuat dan angkuh, mereka sebenarnya merupakan sosok yang rapuh dan tidak percaya pada kemampuan diri sendiri.
Mereka pun menggunakan keinginannya untuk selalu dinilai sebagai yang terbaik untuk menutupi ketidakyakinannya pada diri sendiri.
Penting untuk diingat bahwa kepribadian narsistik berbeda dengan rasa percaya diri.
Rasa percaya diri diperoleh dari prestasi atau pencapaian, sedangkan sikap narsistik muncul dari rasa ketakutan atas kekalahan bersaing dengan orang lain.
Seberapa umumkah narcissistic personality disorder?
Meski tidak ada data secara pasti, narcissistic personality disorder lebih banyak ditemukan pada laki-laki, tepatnya saat mereka berada di masa remaja atau usia muda.
Penting untuk diingat bahwa tidak semua sifat narsis akan berkembang menjadi gangguan kepribadian narsistik.
Tanda dan gejala gangguan kepribadian narsistik
Laman Cleveland Clinic menyebutkan bahwa sembilan kondisi berikut erat kaitannya dengan gangguan kepribadian narsistik.
- Rasa mementingkan diri sendiri yang berlebihan.
- Sering berfantasi tentang kesuksesan, kekuatan, kecantikan, dan lain sebagainya.
- Yakin bahwa diri mereka lebih unggul dari orang lain dan hanya mau berteman dengan orang-orang yang dinilai sepadan.
- Haus pujian untuk menutupi kerapuhan diri.
- Mudah marah saat keinginannya tidak terpenuhi.
- Tidak takut untuk memanfaatkan orang lain demi memuaskan egonya.
- Rendah akan rasa empati.
- Iri dan suka meremehkan pencapaian orang lain.
- Sombong.
Selain itu, seseorang dengan NPD dikenal cukup sensitif terhadap segala bentuk kritikan, penolakan, dan kegagalan.
Mereka juga cenderung menghindari kondisi yang bisa membuatnya terlihat lebih rendah dari orang lain.
Penyebab gangguan kepribadian narsistik
Sama seperti gangguan kesehatan mental lainnya, sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa penyebab NPD.
Namun, beberapa kondisi berikut dianggap menjadi faktor yang membuat seseorang lebih rentan mengalaminya.
- Genetika atau keturunan.
- Trauma, baik secara fisik, seksual, atau verbal.
- Imitasi dari kondisi di sekitarnya.
- Perbedaan dalam cara kerja otak dan saraf.
Laman Mayo Clinic menyebut bahwa terlalu banyak memuji atau mengkritik anak juga bisa menjadi faktor penyebab gangguan kepribadian ini.
Tahukah Anda?
Banyak yang beranggapan bahwa istilah narsistik diambil dari mitologi Yunani tentang seseorang bernama Narcissus.
Narcissus diduga terobsesi dengan bayangannya sendiri di genangan air. Saat itu, ia terus menatap bayangan wajahnya sendiri sampai mati.
Komplikasi narcissistic personality disorder
Berikut adalah beberapa komplikasi yang bisa berkembang atau terjadi bersamaan dengan gangguan kepribadian narsistik.
- Depresi.
- Gangguan kecemasan.
- Gangguan kepribadian lainnya, seperti gangguan kepribadian ambang.
- Anoreksia.
- Gangguan fisik.
- Penyalahgunaan narkoba atau alkohol.
- Perilaku (menyakiti diri sendiri).
- Pikiran untuk bunuh diri.
Narcissistic personality disorder umumnya juga akan mengganggu kemampuan seseorang dalam menjalin hubungan dengan orang lain.
Diagnosis narcissistic personality disorder
Pada pemeriksaan pertama, seorang psikolog atau psikiater akan melakukan wawancara tentang perilaku pasien sehari-hari, termasuk bagaimana cara mereka berinteraksi dengan orang lain.
Hasil wawancara tersebut kemudian akan menjadi salah satu pertimbangan dokter spesialis kejiwaan dalam mendiagnosis pasien.
Seluruh proses diagnosis dilakukan dengan mengacu pada Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental atau DSM-5.
Bila perlu, dokter spesialis kejiwaan juga dapat menyarankan pemeriksaan kesehatan lainnya untuk mengesampingkan kemungkinan kondisi lain dengan gejala serupa.
Pengobatan gangguan kepribadian narsistik
Setiap orang bisa menerima pengobatan yang berbeda-beda. Akan tetapi, terapis Anda mungkin akan melakukan metode berikut untuk mengatasi gangguan kepribadian narsistik.
1. Terapi psikologis (psikoterapi)
Berikut adalah berbagai jenis psikoterapi yang bisa diberikan kepada pasien NPD.
- Terapi perilaku dialektika (DBT): jenis terapi bicara untuk pasien dengan masalah emosi yang intens.
- Terapi perilaku kognitif (CBT): terapi untuk mengubah pola pikir dan respons pasien terhadap penyebab stres.
- Terapi metakognitif: terapi untuk membantu seseorang menilai sesuatu dari berbagai sudut pandang.
- Terapi pasangan atau keluarga: terapi yang fokus untuk memperbaiki komunikasi antara pasangan atau keluarga.
Terapi bisa dilakukan secara tunggal atau kombinasi. Untuk mendapatkan hasil terbaik, pastikan untuk mengikuti jadwal terapi yang telah ditetapkan.
2. Pemberian obat
Berbagai jenis obat berikut tidak akan mengatasi NPD secara langsung. Namun, obat-obatan ini akan membantu pasien mengatasi gejalanya.
- Antidepresan.
- Obat anticemas.
- Obat antipsikotik.
- Penstabil mood.
- Obat antikejang.
Selalu ikuti aturan minum dari dokter. Jangan pernah berhenti mengonsumsi obat-obatan di atas tanpa petunjuk dokter meskipun Anda sudah merasa lebih baik.
Perawatan rumahan untuk narcissistic personality disorder
Selain pengobatan dengan bantuan ahli profesional, pasien NPD umumnya juga diminta untuk melakukan perawatan rumahan seperti berikut.
- Belajar berpikir terbuka dengan menerima pendapat orang lain.
- Cari tahu informasi tentang narcissistic personality disorder.
- Cari tahu cara menyalurkan stres, misalnya lewat meditasi atau olahraga.
- Terapkan pola hidup sehat.
- Fokus pada perawatan dengan mengingat tujuan utama Anda.
Dengan berbagai risiko komplikasi dan pengobatan yang tidak selalu mudah, terbukti bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik.