Krisis dengan arti kehidupan dan kematian
Jika Anda punya kecemasan eksistensial, pasti pernah terbesit “Apa gunanya hidup?” Saat Anda melewati transisi dalam hidup dan merasa kehilangan rasa aman, Anda mungkin mempertanyakan inti kehidupan. Jika pada akhirnya berujung dengan kematian, Anda berkesimpulan untuk apa bekerja keras dan sebagainya.
Krisis eksistensi ini bisa menyerang di usia tertentu. Contohnya ketika Anda berulang tahuh ke-50 tahun, yang mungkin memaksa Anda untuk menghadapi kenyataan di usia yang sudah setengah abad ini.
Anda mungkin merenungkan makna hidup dan mati, dan mengajukan pertanyaan seperti, “Apa yang terjadi setelah kematian?” Ketakutan akan apa yang mungkin terjadi setelah kematian dapat memicu kecemasan berlebihan.
Begitu pula ketika seseorang kehilangan pasangan, orang tua, saudara kandung, anak, atau orang terkasih, sering kali memaksa orang untuk menghadapi kematiannya sendiri dan mempertanyakan makna hidup mereka sendiri. Demikian pula, jika Anda menghadapi penyakit serius atau mengancam jiwa, Anda mungkin mengalami krisis ang menyebabkan Anda diliputi pikiran tentang kematian dan makna hidup.
Krisis isolasi dan keterhubungan
Walaupun Anda menikmati kesendirian, pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial. Hubungan yang kuat dengan orang-orang di sekitar, dapat memberi Anda dukungan mental dan emosional, membawa kepuasan dan kegembiraan batin. Masalahnya adalah bahwa hubungan tidak selalu permanen.
Orang dapat terpisah secara fisik dan emosional, dan kematian sering memisahkan orang yang dicintai. Hal ini dapat menyebabkan isolasi dan kesepian, sehingga beberapa orang merasa bahwa hidup mereka tidak ada gunanya.
Krisis emosi, pengalaman, dan perwujudan
Tidak membiarkan diri merasakan emosi negatif terkadang dapat menyebabkan krisis eksistensial. Beberapa orang menghalangi rasa sakit dan penderitaan, berpikir hal ini akan membuat mereka bahagia. Akan tetapi, hal ini malah menjadi bumerang karena dapat menimbulkan rasa bahagia yang salah. Ketika Anda tidak mengalami kebahagiaan sejati, hidup bisa terasa hampa.
Di sisi lain, mewujudkan emosi dan mengakui perasaan sakit, ketidakpuasan, dan ketidakpuasan dapat membuka pintu menuju pertumbuhan diri dan meningkatkan pandangan hidup.
Apa tanda seseorang mengalami krisis eksistensi?

Kecemasan eksistensial, paling sering diawali dengan gejala kecemasan, yang diikuti dengan perasaan kewalahan, kurang motivasi dalam melakukan sesuatu, menjauhkan diri dari orang di sekitar, dan depresi.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar