Pedofil adalah seseorang yang memiliki ketertarikan seksual kepada anak-anak, umumnya pada anak-anak berusia 13 tahun atau lebih muda. Orang-orang dengan orientasi seksual ini sering dikaitkan denga kejahatan seksual terhadap anak-anak, padahal kenyataannya belum tentu demikian. Simak berbagai mitos dan fakta mengenai kelainan pedofilia.
Mitos yang melekat pada pedofilia
Pedofilia sendiri adalah suatu gangguan mental. American Psychiatric Association (APA) telah memasukkan pedofilia ke dalam daftar gangguan mental menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder sejak 1968.
Ada beberapa ciri fisik seorang pedofil, tetapi orang-orang yang dianggap mengidap kelainan pedofilia pada dasarnya merupakan orang-orang yang merasa tertarik secara seksual kepada anak-anak.
Pedofilia kerap membuat pengidapnya merasa bersalah, cemas, terasing, atau kesulitan mencapai hal-hal lain dalam hidupnya. Terkadang, mereka juga khawatir jika hasrat ini membuat mereka mendekati anak-anak dengan tujuan memuaskan nafsu seks.
Berikut ini merupakan beberapa mitos dan fakta yang perlu Anda ketahui tentang pedofilia.
1. Orang yang memiliki pedofilia selalu melakukan kejahatan seksual terhadap anak-anak
Memang, ada beberapa kasus kekerasan seksual kepada anak yang dilakukan oleh seorang pedofil. Meski demikian, tidak semua pedofil merupakan penjahat seksual.
Orang-orang dengan orientasi seksual pedofilia memang memiliki ketertarikan seksual terhadap anak di bawah umur. Namun, mereka belum tentu melampiaskan ketertarikannya pada anak-anak.
Beberapa pedofil bahkan bisa menahan diri dari pendekatan secara seksual pada anak sepanjang hidup mereka. Inilah yang menjadi pembeda antara pedofilia dan kekerasan seksual pada anak.
Hal ini juga berlaku sebaliknya, orang-orang yang melakukan pencabulan terhadap anak-anak belum tentu memiliki orientasi seksual pedofilia.
2. Pedofilia bisa disembuhkan
Banyak mitos yang beredar bahwa pedofilia bisa disembuhkan. Mengenai hal ini, banyak ahli yang berpendapat bahwa pedofil bisa ditangani melalui terapi.
Namun, terapi psikologis hanya bertujuan untuk menurunkan hasrat seksual dan mencegah pedofil melakukan tindakan untuk memenuhi nafsu seksnya.
Perasaan dan kesukaan mereka akan anak-anak tetap tidak bisa dihilangkan sehingga terapi hanya bersifat sebagai pencegahan aksi.
Sementara itu, beberapa orang yang berisiko tinggi melakukan serangan seksual mungkin akan memerlukan obat untuk mengurangi dorongan seksual mereka.
3. Pedofil tidak bisa menyukai orang dewasa
Faktanya, beberapa pedofil bisa saja memiliki ketertarikan seksual pada orang dewasa meskipun hasrat utama mereka tertuju kepada anak-anak.
Namun, yang lebih sering terjadi yakni seseorang terlambat menyadari bahwa sebenarnya hasrat seksual mereka lebih besar terhadap anak-anak. Padahal, mereka telah memiliki pasangan yang seumuran atau bahkan sudah menikah.
Sebenarnya, cukup sulit untuk mengetahui hal ini secara pasti, sebab kebanyakan studi pedofilia dilakukan hanya pada pedofil yang sudah ditangkap dan dipenjara karena melakukan pelecehan seksual pada anak-anak.
Tidak ada data mengenai populasi pedofilia sesungguhnya. Pasalnya, sebagian besar pedofil yang tidak melakukan tindak kriminal biasanya tidak akan mengidentifikasi dan mengakui secara publik bahwa mereka memiliki kelainan ini.
4. Semua pedofil adalah laki-laki
Orang yang pedofil kebanyakan adalah pria. Akan tetapi, wanita juga bisa menjadi pedofil meski kasusnya lebih sedikit ditemukan.
Lagi-lagi, sulit memprediksi jumlah wanita yang memiliki orientasi pedofilia. Jadi, belum ada data pasti yang dapat memperkirakan tentang hal ini.
Apa yang harus saya lakukan jika saya tertarik secara seksual pada anak-anak?
Beberapa pedofil menerima dan mencoba untuk membenarkan orientasi seksual mereka. Lainnya menyadari bahwa mendekati anak-anak dalam kehidupan nyata tetaplah salah secara moral.
Hal ini bisa membuat mereka menjadi frustrasi, stres, merasa terisolasi, merasa sendiri, dan bingung. Bahkan, perasaan tersebut kerap kali menyebabkan berbagai masalah psikologis sekunder seperti cemas dan depresi.
Namun, ada pula orang-orang yang berhasil menjalani kehidupan yang produktif meski seksualitasnya tetap menjadi sumber frustrasi.
Oleh karena itu, bila Anda merasa memiliki masalah ketertarikan seksual pada anak-anak, segera cari bantuan dari tenaga profesional.
Jangan berusaha menghadapi masalah ini sendirian. Bantuan sangatlah diperlukan agar Anda bisa mengontrol dorongan seks serta mencegah Anda dari tindakan kriminal yang tentu akan disesali nantinya.
Carilah psikolog atau terapis seks di kota Anda, dan jangan takut. Mereka terikat secara sumpah untuk menjaga konsultasi Anda sebagai rahasia antara Anda berdua saja.
Ingat, jangan menyalahkan diri sendiri. Tidak ada orang yang memilih untuk menjadi seorang pedofil. Jika bisa memilih, tentu saja semua pedofil akan memilih menyukai orang dewasa dan bukan anak-anak.
Hal yang bisa Anda Anda kontrol yakni bagaimana Anda menjalani hidup setelah menyadari kecenderungan pedofilia. Ini termasuk keputusan untuk mencari bantuan dan mengontrol nafsu Anda agar tak berujung menjadi tindakan.