backup og meta

Kecanduan Pornografi

Kecanduan Pornografi

Ketertarikan terhadap pornografi sebenarnya merupakan hal yang wajar. Namun, ketika Anda sampai tidak mengenal waktu untuk “mengonsumsi” konten pornografi, ini artinya Anda sudah kecanduan.

Sama seperti jenis kecanduan lainnya, kondisi ini juga bisa berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik.

Apa itu kecanduan pornografi?

Kecanduan pornografi adalah kondisi ketika seseorang tidak bisa menahan diri untuk melihat atau “menikmati” segala sesuatu yang bermuatan pornografi.

Penggunaan kata kecanduan untuk seseorang yang terlalu banyak menikmati video porno sebenarnya masih diperdebatkan.

Namun, jika dilihat dari gejalanya, kondisi ini memang mirip dengan kecanduan alkohol atau narkoba. Gejala utamanya yaitu tidak bisa menahan diri dari penyebab candu tersebut.

Meski bukan termasuk sebagai gangguan mental, seseorang yang terlalu banyak menghabiskan waktu untuk menonton video porno cenderung lebih sering mengalami masalah hidup karena produktivitas yang terganggu.

Tanda dan gejala kecanduan pornografi

kecanduan pornografi

Menonton video porno merupakan hal yang normal. Namun, jika Anda sampai merasakan berbagai gejala berikut, sudah saatnya untuk berhenti sebelum kecanduan menimbulkan efek yang lebih parah.

  • Tidak bisa mengendalikan keinginan untuk melihat tontonan yang berbau porngrafi.
  • Selalu memikirkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pornografi pada waktu luang.
  • Menghabiskan lebih banyak waktu untuk menonton konten pornografi dibandingkan melakukan kegiatan yang produktif.
  • Muncul hasrat untuk melakukan pelecehan seksual karena video yang ditonton.
  • Harus menonton konten pornografi terlebih dahulu sebelum berhubungan ranjang.
  • Kesal ketika harus menghentikan aktivitas menonton.
  • Selalu menggunakan pornografi untuk mengatasi emosi negatif.
  • Kecanduan masturbasi.

Jika Anda merasakan gejala di atas, segeralah berkonsultasi ke psikolog atau psikiater. Dengan begitu, kecanduan bisa segera ditangani sebelum semakin parah.

Penyebab kecanduan pornografi

Tidak diketahui secara pasti apa penyebab kecanduan, termasuk pornografi. Namun, beberapa faktor berikut diduga dapat berperan dalam meningkatkan risiko seseorang terjebak dengan kecanduan.

  • Ketidakseimbangan senyawa kimia pada otak.
  • Perubahan kinerja otak karena paparan hal yang sama secara terus-menerus.
  • Kondisi tertentu yang memengaruhi kinerja otak, seperti epilepsi atau demensia.

Selain itu, seseorang yang berada dalam kondisi berikut juga dinilai lebih berisiko mengalami kecanduan pornografi.

  • Masalah kesehatan mental, seperti stres, gangguan kecemasan, atau depresi.
  • Sedang melalui masalah hidup yang cukup berat.
  • Ketidakpuasan seksual.
  • Punya pandangan yang tidak realistis terhadap seks.
  • Penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan terlarang.
  • Riwayat kekerasan seksual.

Kemudahan akses terhadap konten pornografi juga menjadi salah satu penyebab mengapa kecanduan ini bisa terjadi.

Tahukah Anda?

Dari 21.305 laporan penemuan konten negatif di media sosial yang diterima Kementerian Kominfo pada awal tahun 2020 lalu, sebanyak 5.948 di antaranya adalah konten pornografi.

Dampak kecanduan pornografi

Jika dibiarkan, kecanduan pornografi bisa menyebabkan berbagai dampak serius yang merugikan diri sendiri. Berikut adalah beberapa di antaranya.

Penanganan sedini mungkin penting dilakukan untuk mencegah berbagai dampak buruk di atas.

Cara mengatasi kecanduan pornografi

Setiap orang bisa memiliki cara masing-masing untuk mengatasi kecanduan pornografi sesuai penyebabnya.

Sebagai contoh, jika kecanduan disebabkan oleh trauma, Anda harus mencoba untuk memulihkan diri terlebih dahulu.

Namun, secara umum, Anda bisa melakukan berbagai cara berikut untuk mengatasi kecanduan pornografi.

1. Batasi akses terhadap konten pornografi

National Council on Alcoholism and Drug Dependence menyebutkan bahwa semakin mudah akses Anda terhadap konten pornografi, semakin tinggi pula risiko Anda mengalami kecanduan.

Maka dari itu, Anda harus mencoba membatasi aksesnya. Anda bisa melakukannya dengan cara memblokir situs-situs dewasa agar Anda tidak dapat mengaksesnya.

2. Jangan menyendiri

Kesendirian dapat meningkatkan keinginan Anda mengakses konten pornografi. Untuk mengatasi kesepian, carilah aktivitas di luar rumah yang melibatkan interaksi dengan orang lain.

Jika orang terdekat Anda tidak bisa menemani, habiskanlah waktu di tempat umum. Dengan begitu, Anda akan merasa canggung untuk mengakses konten pornografi.

3. Cari cara untuk mengatasi stres

Kecanduan dapat terjadi karena stres, depresi, dan gangguan kecemasan yang tidak tertangani. Untuk mengatasi hal tersebut, Anda bisa mencari mekanisme koping yang sehat.

Dengan menemukan mekanisme koping yang tepat, Anda akan bisa berpikir lebih positif sehingga menyadari bahwa kecanduan pornografi adalah hal yang perlu segera diakhiri.

4. Hapus konten pornografi yang Anda miliki

kecanduan pornografi

Apabila Anda memiliki foto, video, atau media lain yang mengandung pornografi pada ponsel atau komputer, pastikan untuk segera menghapusnya.

Sebagai gantinya, Anda bisa mengakses konten-konten yang lebih bermanfaat, seperti video traveling atau tutorial berkebun.

Dengan begitu, keinginan untuk melihat konten-konten pornografi akan berkurang secara perlahan.

5. Konsultasi dengan psikolog atau psikiater

Jika berbagai cara di atas tidak membuat Anda berhenti mengonsumsi konten pornografi, sudah saatnya Anda meminta bantuan ke psikolog atau psikiater.

Seorang psikolog atau psikiater bisa memberikan terapi untuk kecanduan pornografi. Selama melakukan terapi, pastikan Anda selalu mengikuti arahan dari terapis.

Selain itu, Anda juga bisa menerima perawatan lain sesuai dengan gejala lain yang menyertai.

Proses untuk melepaskan diri dari kecanduan mungkin memang tidak mudah. Namun, dengan perawatan dan keinginan yang kuat, secara perlahan Anda bisa terlepas dari kebiasaan menonton video porno dan mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Pornography addiction. (n.d.). Student Counseling Center | UT Dallas. Retrieved 15 December 2023 from https://counseling.utdallas.edu/pornaddiction/.

11 signs of porn addiction. (2022, December 10). Recovered. Retrieved 15 December 2023 from https://recovered.org/addiction/behaviors/porn-addiction/11-warning-signs-of-porn-addiction.

Grubbs, J., Kraus, S., & Perry, S. (2019). Self-reported addiction to pornography in a nationally representative sample: The roles of use habits, religiousness, and moral incongruence. Journal Of Behavioral Addictions. Retrieved 15 December 2023 from https://doi.org/10.3390/jcm8010091.

Camilleri, C., Perry, J., & Sammut, S. (2021). Compulsive Internet Pornography Use and Mental Health: A Cross-Sectional Study in a Sample of University Students in the United States. Frontiers In Psychology. Retrieved 15 December 2023 from https://doi.org/10.3389/fpsyg.2020.613244.

KOMINFO, P. (2020, November 3). Kominfo: Aduan konten negatif didominasi pornografi. Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Retrieved 15 December 2023 from https://www.kominfo.go.id/content/detail/24960/kominfo-aduan-konten-negatif-didominasi-pornografi/0/sorotan_media.

Mehmood Qadri, H., Waheed, A., Munawar, A., Saeed, H., Abdullah, S., Munawar, T., Luqman, S., Saffi, J., Ahmad, A., & Babar, M. S. (2023). Physiological, psychosocial and substance abuse effects of pornography addiction: A narrative review. Cureus. Retrieved 15 December 2023 from https://doi.org/10.7759/cureus.33703.

Addiction. (n.d.). Cleveland Clinic. Retrieved 15 December 2023 from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/6407-addiction.

Versi Terbaru

09/01/2024

Ditulis oleh Bayu Galih Permana

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Edria


Artikel Terkait

Alasan Psikologis Kenapa Banyak Pria Suka Nonton Porno

9 Tindakan Ortu Saat Anak Kedapatan Menonton Konten Porno


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 09/01/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan