backup og meta

Stonewalling, Perilaku Diam yang Bisa Hancurkan Hubungan

DefinisiCiri-ciriDampakCara menghadapi

Ada kalanya seseorang memilih untuk menutup diri dan menghindari percakapan ketika dirinya sedang menghadapi konflik. Hal ini merupakan salah satu ciri umum dari stonewalling. Lantas, apa yang dimaksud dengan istilah tersebut? Simak pembahasannya di bawah ini.

Apa itu stonewalling?

Stonewalling adalah sebuah perilaku saat seseorang dengan sengaja menghindari komunikasi atau menutup diri ketika berhadapan dengan konflik maupun diskusi penting.

Istilah ini berasal dari kata “stone wall“, yang dalam bahasa Inggris menggambarkan dinding batu yang kokoh dan tidak mudah ditembus.

Hal ini dianggap mirip dengan sikap dan perilaku dari orang yang melakukan stonewalling.

Salah satu bentuk umum dari perilaku stonewalling adalah silent treatment. Istilah ini merujuk pada sikap seseorang yang memilih untuk diam saat menghadapi suatu permasalahan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa stonewalling adalah upaya untuk menghindari masalah dengan membangun “tembok komunikasi”.

Hal ini bertujuan untuk membuat orang lain merasa kewalahan dan akhirnya melupakan masalah meski nyatanya malah bisa memperparah konflik dan merusak keharmonisan hubungan.

Ciri-ciri seseorang melakukan stonewalling

silent treatment

Stonewalling tidak selalu disadari oleh pelakunya. Seseorang kadang melakukannya sebagai bentuk pertahanan terhadap situasi yang bisa memicu stres dan kecemasan.

Akan tetapi, perilaku ini tidak boleh dibiarkan karena bisa merusak hubungan jangka panjang.

Berikut ini adalah beberapa tanda seseorang melakukan stonewalling.

  • Berpura-pura tidak mendengar atau sengaja menghindari topik pembicaraan.
  • Menolak untuk berbicara atau berpartisipasi dalam diskusi penting.
  • Memberikan jawaban singkat, misalnya “ya”, “tidak tahu”, atau hanya menganggukkan dan menggelengkan kepala.
  • Menunjukkan ekspresi wajah datar atau tidak peduli dengan percakapan yang terjadi.
  • Mengalihkan perhatian ke aktivitas lain, seperti memainkan ponsel atau melihat ke arah lain, saat seseorang mengajaknya berbicara serius.
  • Meninggalkan percakapan secara tiba-tiba ketika terjadi konfrontasi dalam percakapan.

Dampak stonewalling dalam hubungan

Tidak hanya dalam hubungan asmara, stonewalling bisa terjadi dalam berbagai hubungan, mulai dari orangtua-anak, pertemanan, hingga profesional.

Saat pelaku memilih untuk menutup komunikasi, korban biasanya akan merasa diabaikan, tidak dihargai, dan terisolasi di dalam hubungan.

Stonewalling merupakan salah satu bentuk kekerasan emosional yang sering kali tidak disadari.

Hal ini juga adalah satu dari empat perilaku destruktif yang disebut “The Four Horsemen of The Apocalypse” oleh John Gottman, seorang psikolog ternama asal Amerika Serikat.

Four Horsemen merujuk pada kritik, sikap defensif, penghinaan, dan stonewalling, yakni empat tanda utama yang bisa memprediksi keruntuhan hubungan.

Jika perilaku ini berlangsung terus-menerus tanpa penyelesaian yang tepat, hubungan tersebut berisiko untuk berakhir, seperti perceraian di dalam hubungan pernikahan.

Cara menghadapi orang yang melakukan stonewalling

cara menghadapi pasangan bipolar

Menghadapi stonewalling dapat menjadi tantangan besar, terutama ketika pelakunya adalah orang terdekat Anda.

Namun, penting untuk menerapkan strategi yang tepat agar hubungan Anda bisa diperbaiki. Ini adalah beberapa cara yang dapat Anda lakukan.

1. Hindari membalas dengan emosi

Ketika seseorang melakukan taktik diam seribu bahasa, respons emosional seperti marah atau berteriak hanya akan memperburuk situasi. Usahakan tetap tenang saat menghadapinya.

Ambil napas dalam-dalam, lalu bicaralah dengan nada biasa. Tunjukkan bahwa diri Anda hendak menyelesaikan masalah, bukan memperkeruh keadaan.

2. Berikan ruang sejenak

Stonewalling biasanya dilakukan saat seseorang merasa kewalahan. Orang tersebut menggunakan taktik manipulasi ini untuk menghindari konfrontasi yang tidak diinginkannya.

Jika Anda melihat tanda-tanda tersebut, berikanlah ruang bagi mereka untuk menenangkan diri dengan berkata, “Kita bisa bicarakan kembali nanti saat kamu merasa lebih tenang.”

3. Gunakan bahasa yang tidak menyalahkan

Alih-alih berkata “Kamu selalu mengabaikanku,” sebaliknya gunakan pernyataan dengan fokus pada perasaan Anda seperti “Aku merasa sedih saat kita tidak saling bicara seperti ini.” 

Dengan pendekatan di atas, Anda bisa mengurangi kemungkinan mereka merasa diserang dan lebih membuka jalan untuk komunikasi yang sehat.

4. Ajak bicara pada waktu yang tepat

Jika situasi terlalu panas, cari waktu lain yang lebih kondusif untuk berbicara. Pastikan suasana sudah menjadi lebih tenang dan bebas dari gangguan. 

Perlu diingat bahwa diskusi penting lebih efektif ketika kedua belah pihak berada dalam kondisi fisik dan emosional yang stabil.

5. Tinjau ulang komitmen dalam hubungan

Saat Anda mengalami silent treatment di tengah hubungan tanpa status yang jelas, coba untuk meninjau kembali komitmen antara Anda dan orang tersebut.

Tidak ada salahnya mengungkapkan ekspektasi Anda secara jujur. Hal ini karena Anda berhak juga untuk diperlakukan dengan hormat meski hubungan belum memiliki label resmi.

Dengan memahami stonewalling, Anda dapat mengenali tanda-tandanya serta mengambil langkah yang tepat bila sewaktu-waktu kondisi ini terjadi di dalam hubungan Anda.

Dengan pendekatan yang penuh kesabaran dan bantuan profesional bila diperlukan, hubungan yang terancam tetap mempunyai peluang untuk diperbaiki dan harmonis kembali.

Kesimpulan

  • Stonewalling adalah perilaku menghindari komunikasi dan menutup diri dengan sengaja yang dapat merusak hubungan bila dibiarkan.
  • Tindakan ini sering kali dilakukan tanpa sadar. Namun, hal ini juga dapat menjadi bentuk manipulasi atau pertahanan diri dalam menghadapi konflik dalam hubungan.
  • Pendekatan yang sabar, komunikasi yang sehat, dan bantuan profesional bila diperlukan bisa membantu memperbaiki hubungan agar harmonis kembali.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Leno, M., & Vilhauer, M. (2024). What is stonewalling and why does it damage relationships? Psychology Today. Retrieved April 29, 2025, from https://www.psychologytoday.com/us/blog/mind-matters/202409/what-is-stonewalling-and-why-it-damages-relationships

Deconstructing stonewalling. (2023). Cleveland Clinic. Retrieved April 29, 2025, from https://health.clevelandclinic.org/stonewalling-in-a-relationship

The four horsemen: Stonewalling. (2023). The Gottman Institute. Retrieved April 29, 2025, from https://www.gottman.com/blog/the-four-horsemen-stonewalling/

Stonewalling vs the silent treatment: Are they the same? (2025). The Gottman Institute. Retrieved April 29, 2025, from https://www.gottman.com/blog/stonewalling-vs-the-silent-treatment-are-they-the-same/

Is the silent treatment a form of emotional abuse? (2024). Relationships Australia NSW. Retrieved April 29, 2025, from https://www.relationshipsnsw.org.au/blog/is-silent-treatment-ever-ok-abuse/

American Psychiatric Association. DSM-5 Task Force. (2013). Diagnostic and statistical manual of mental disorders: DSM-5.

Versi Terbaru

06/05/2025

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh Ririn Nur Abdiah Bahar, S.Psi., M.Psi.

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

6 Cara agar Anda Tidak Lagi Dibilang Cuek

Tips Menjalin Hubungan Asmara dengan Pasangan yang Pendiam


Ditinjau oleh Ririn Nur Abdiah Bahar, S.Psi., M.Psi. · Psikologi · None · Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Diperbarui 06/05/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan