backup og meta

6 Trik Menghadapi Pasangan yang Pasif Agresif

6 Trik Menghadapi Pasangan yang Pasif Agresif

Apakah Anda selalu kesulitan mengartikan maksud dan kata-kata pasangan Anda? Entah bagaimana, ujung-ujungnya Anda lah yang selalu salah karena tidak bisa memahami maksud pasangan. Pasangan Anda akan melakukan seribu cara supaya kelihatannya jadi Anda yang memulai pertengkaran. Jika hal tersebut sudah sering Anda alami, bisa jadi pasangan Anda adalah orang yang pasif agresif. Menghadapi situasi panas dengan orang yang memiliki perilaku pasif agresif tentu tak mudah. Kalau tidak berhati-hati, justru Anda yang nantinya akan disalahkan dan rugi sendiri. Maka, perhatikan trik berikut ini untuk menghadapi pasangan yang pasif agresif.

Apa itu perilaku pasif agresif?

Pada tahun 1960, pasif agresif dikategorikan sebagai sebuah gangguan perilaku. Namun, saat ini para ahli menganggap sikap pasif agresif sebagai perilaku yang mungkin mengarah atau menandakan gangguan mental tertentu tetapi mungkin juga tidak. Nyatanya pada kebanyakan kasus, orang-orang yang mengidap perilaku pasif agresif tidak menunjukkan kecenderungan gangguan mental tertentu. Mereka hanya menunjukkan pola perilaku yang seolah pasif, tetapi sebenarnya di balik itu ada niat untuk bersikap agresif. Sifat ini adalah kebiasaan yang sengaja dilakukan untuk mengungkapkan rasa marah, kecewa, atau tidak setuju tanpa menunjukkan ledakan emosi tertentu.

Tanda pasangan Anda mengidap perilaku pasif agresif

Perilaku pasif agresif adalah sebuah bentuk pemberontakan, ketidaksetujuan, atau amarah yang dilakukan secara tidak langsung. Maka, Anda harus benar-benar cermat dalam melihat tandanya. Berikut adalah beberapa ciri yang nampak jika pasangan Anda memiliki sifat pasif-agresif.  

Tidak mau disalahkan

Bagi pasangan Anda, dirinya tak mungkin salah. Pasti yang salah adalah Anda, orang lain, atau keadaan. Tak heran jika pasangan pun sering memutarbalikkan keadaan hingga dia tampak jadi korbannya. Padahal, jika ditelusuri lagi, dia sendiri lah yang menyebabkan munculnya masalah. Orang yang pasif agresif pintar mencari celah dan memainkan kata-kata sehingga Anda sulit beradu argumen dengannya.

Menghalang-halangi rencana Anda

Jika Anda punya rencana atau niat tertentu yang sebenarnya tak disetujui pasangan, dia mungkin tak akan langsung melarang Anda. Pasangan Anda justru akan mengirimkan isyarat tertentu supaya Anda sadar sendiri bahwa dia sebenarnya tak suka dengan rencana Anda. Misalnya Anda berencana untuk pergi dengan teman-teman Anda tanpa dirinya. Alih-alih mengatakan “tidak boleh”, pasangan Anda mungkin sengaja menciptakan situasi darurat seperti pura-pura sakit, tiba-tiba minta dijemput, atau mengatur acara lain di tanggal yang sama supaya mau tak mau Anda tidak bisa pergi bersama teman-teman.

Sering mengkritik

Apa pun yang Anda lakukan, pasangan Anda selalu bisa menemukan kesalahannya. Entah itu gaya berpakaian, kebiasaan, atau keputusan yang Anda ambil. Ini adalah akibat dari kecenderungan dan kehausannya untuk memberontak. Padahal, mungkin dia tak benar-benar berniat untuk mengkritik Anda.

Kemauannya tidak jelas

Seseorang yang pasif agresif selalu punya cara supaya dia bisa lolos dari tanggung jawab. Maka, pasangan Anda tampak tak punya pendirian yang jelas karena dia menolak untuk bertanggung jawab atau disalahkan jika nanti terjadi sesuatu yang tidak diinginkannya. Dia pun akan bersikap ambigu dan tidak mau memberikan janji-janji yang bersifat konkret. Anda mungkin akan jadi geram sendiri dan naik pitam karena tidak bisa mengartikan apa yang sesungguhnya diinginkan pasangan. Ketika Anda sudah lepas kendali, pasangan mungkin akan menanggapinya dengan reaksi seperti, “Lho, kenapa kamu jadi marah-marah, sih? Aku kan bicaranya baik-baik,”.

Melalaikan tanggung jawab

Daripada menolak atau mengatakan “tidak”, pasangan yang pasif agresif lebih memilih untuk sengaja melalaikan tanggung jawab supaya Anda tidak meminta bantuannya lagi. Misalnya Anda meminta tolong padanya untuk menjemput Anda, dia akan sengaja datang terlambat dan tidak mengangkat telepon Anda. Ini adalah cara yang digunakan untuk menunjukkan dia sebenarnya tidak mau melakukan hal yang Anda minta. Orang yang pasif agresif memang terkenal gemar menunda-nunda dan sengaja menjalankan tugasnya dengan setengah-setengah.  

Sering mengambek

Komunikasi adalah salah satu masalah terbesar bagi Anda dan pasangan yang pasif agresif. Pasalnya, daripada jujur dengan satu sama lain, pasangan Anda lebih suka mengambek dan menuntut Anda untuk menebak sendiri apa yang ada di pikirannya. Menurutnya, mendiamkan Anda adalah cara terbaik untuk menunjukkan kemarahannya.

Cara menghadapi pasangan yang pasif agresif

Biasanya mereka yang memiliki kecenderungan pasif agresif tidak menyadari bahwa dirinya menunjukkan perilaku tersebut. Maka, untuk menangani pasangan yang pasif agresif, perhatikan langkah-langkah berikut.   

Menyadari tanda-tandanya

Perhatikan jika sifat pasif agresif pasangan Anda mulai muncul. Dengan menyadari tanda-tandanya, Anda tidak akan terjebak dalam pertengkaran dan konflik yang diciptakan oleh pasangan Anda.  

Mengendalikan emosi

Mudah bagi Anda untuk terpancing emosi karena sifat pasangan yang pasif agresif. Padahal, emosi Anda lah yang ditunggu-tunggu oleh pasangan supaya kesannya Anda yang ribut duluan. Maka, sebaiknya jangan mengambil hati apa yang dikatakan oleh pasangan. Daripada jadi emosi, lebih baik ajaklah pasangan untuk berbicara dari hati ke hati secara jujur apa yang sesungguhnya dirasakan pasangan. Tanamkan dalam pikiran bahwa pasangan Anda sedang tidak menjadi dirinya sendiri, dia sedang dikuasai oleh sifatnya yang destruktif. Maka tugas Anda adalah membantu pasangan, bukan malah menjadi musuhnya.

Jangan bereaksi berlebihan

Meskipun pasangan Anda tampak pasif, sebenarnya dia menyembunyikan sisinya yang agresif dan siap melawan. Jadi ketika pasangan mulai bersikap pasif agresif, bersabarlah dengan cara menarik napas dalam sebanyak 3 sampai 5 kali. Kalau Anda memang sudah terlampau jengkel, tunda dulu pertengkarannya dan mintalah waktu untuk menyendiri. Semakin Anda bereaksi berlebihan, pasangan Anda akan semakin menemukan senjata untuk menyudutkan Anda.

Sampaikan maksud Anda dengan jelas

Salah satu taktik yang digunakan pasangan yang pasif agresif adalah mencari celah dari kata-kata Anda. Maka, usahakan untuk selalu menyampaikan maksud Anda dengan jelas dan tersurat. Dengan begitu, pasangan Anda tidak bisa lagi mencari-cari kesempatan untuk membela diri atau menyalahkan Anda.

Hindari menyalahkan pasangan

Pasangan yang pasif agresif paling tidak bisa dipojokkan atau disalahkan. Mereka justru akan semakin agresif untuk menyerang Anda. Maka, sebaiknya hindari menyalahkan pasangan. Daripada berkata, “Kamu tidak pernah membantuku membereskan rumah,” Anda bisa menggantinya dengan, “Aku merasa tidak nyaman kalau pulang dalam kondisi rumah berantakan,”. Selalu fokus pada titik masalahnya, bukan pada pasangan Anda semata-mata.

Terus berlatih

Ini adalah teknik yang paling penting dalam menghadapi pasangan yang pasif agresif. Semakin sering Anda membiasakan diri untuk mengenali tanda-tanda perilaku pasif agresif, mengendalikan emosi, dan menyelesaikan masalah dengan kepala dingin, Anda dan pasangan pun akan semakin terbuka pada satu sama lain. Seiring berjalannya waktu, pasangan Anda akan menyadari bahwa tindakannya selama ini hanya akan merugikan hubungan Anda berdua.

BACA JUGA:

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Passive Aggressive Personality. http://www.healthline.com/health/passive-aggressive-personality-disorder Diakses pada 15 November 2016.

Dealing With a Passive Aggressive Partner.  http://psychcentral.com/lib/dealing-with-a-passive-aggressive-partner/ Diakses pada 15 November 2016.

Versi Terbaru

12/01/2021

Ditulis oleh Irene Anindyaputri

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.


Artikel Terkait

Kecerdasan Intrapersonal

5 Indikator Kesehatan Mental yang Penting Diperhatikan


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Irene Anindyaputri · Tanggal diperbarui 12/01/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan