backup og meta

Pasangan Manipulatif: Ciri, Efek Buruk, dan Cara Menghadapi

DefinisiTanda-tandaEfek burukCara menghadapi

Banyak orang menjadi korban perilaku manipulatif pasangan, tetapi tidak menyadarinya. Maka dari itu, penting bagi Anda untuk memahami tanda pasangan manipulatif agar tidak terjebak dalam hubungan yang tidak sehat.

Pasangan Manipulatif: Ciri, Efek Buruk, dan Cara Menghadapi

Apa itu pasangan manipulatif?

Pasangan manipulatif adalah orang yang berusaha memanipulasi situasi atau kondisi tertentu untuk mengendalikan pikiran, perasaan, dan perilaku pasangannya. 

Tindakan manipulasi itu sendiri bisa dilakukan lewat kata-kata dan perbuatan. Jika terus dilakukan, tindakan ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental korbannya.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa pasangan melakukan manipulasi dalam hubungan.

  • Kemampuan komunikasi yang buruk.
  • Ingin mendapatkan kontrol atas pasangan.
  • Ketakutan akan ditinggalkan oleh pasangan.
  • Menghindari masalah atau menutupi kesalahan.

Ciri pasangan manipulatif

Mengenali perilaku manipulatif memang sering kali tidak mudah, terlebih pada pasangan yang Anda cintai.

Meski begitu, cobalah untuk lebih mengenalinya dengan memperhatikan beberapa ciri berikut.

1. Sering memutarbalikkan fakta

bertengkar dengan pacar

Pasangan manipulatif selalu mempertanyakan setiap hal kecil yang Anda lakukan. Pasangan Anda bahkan mungkin menyangkal hal yang sebenarnya ia ingat, seperti janji yang tidak tepati.

Kebiasaan untuk merendahkan dan memutarbalikkan fakta memang merupakan tanda perilaku manipulasi. Hal ini tak jarang sampai membuat Anda mempertanyakan harga diri.

2. Meremehkan perasaan

Pasangan yang senang melakukan manipulasi tidak akan mau mengakui kesalahannya. Sebaliknya, mereka justru akan meremehkan emosi dan perasaan pasangannya. 

Setiap menyampaikan ketidaksukaan, Anda akan disebut terlalu sensitif atau emosional. Karena diucapkan berulang, Anda mungkin jadi mempertanyakan perasaan sendiri.

3. Membuat pasangannya kehilangan kepercayaan diri

Terlalu sering menjadi korban manipulasi bisa membuat Anda kehilangan rasa percaya diri. Pasalnya, Anda akan lebih percaya pada ucapan pasangan dibandingkan diri sendiri.

Sebagai contoh, Anda mungkin memilih diam ketika pasangan berbuat salah. Dalam kondisi ini, Anda cenderung mengabaikan perasaan diri sendiri dan meyakinkan diri bahwa semua baik-baik saja.

4. Membuat pasangannya selalu minta maaf

Orang yang manipulatif akan terus berusaha menjadikan pasangannya kambing hitam ketika terjadi pertengkaran. Hasilnya, Anda menjadi pihak yang selalu minta maaf saat bertengkar.

Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa membuat Anda mempertanyakan kelayakan diri sebagai pasangan. Lebih buruknya, hal ini mungkin berpengaruh terhadap pola pikir Anda ke depan.

5. Tidak pernah merasa bersalah

Seperti yang disebutkan di atas, pasangan manipulatif tidak akan mau mengakui kesalahannya. Parahnya lagi, ia mampu membuat Anda terus-terusan membelanya.

Alhasil, Anda mungkin tetap membelanya meski orang lain jelas-jelas menunjukkan kesalahan pasangan Anda. Hal ini tentu bisa memengaruhi hubungan Anda dengan keluarga dan sahabat.

6. Menghilangkan kebebasan pasangannya

Sifat manipulatif akan membuat seseorang berusaha mengendalikan orang lain. Pada akhirnya, Anda bisa kehilangan kendali terhadap diri sendiri.

Padahal, me time atau kesenangan pribadi tetap dibutuhkan meski Anda sudah memiliki pasangan.

Pada kasus yang lebih buruk, pasangan manipulative mungkin melakukan kekerasan dalam hubungan ketika Anda berusaha membahagiakan diri dengan cara Anda sendiri.

Tanda-tanda Anda menjadi korban pasangan manipulatif

Apakah Anda korban pasangan manipulatif? Coba kenali diri sendiri dengan memperhatikan tanda-tanda berikut.
  • Kehilangan kemampuan berpikir kritis dan rasional.
  • Merasa diri terlalu sensitif.
  • Meragukan kemampuan diri sendiri.
  • Meminta maaf padahal tidak melakukan kesalahan.
  • Tidak mengakui perilaku buruk pasangan.
  • Terlalu takut salah dalam mengambil keputusan.

Efek perilaku manipulatif dalam hubungan

Melansir laman Good Therapy, berikut adalah berbagai dampak buruk yang bisa dirasakan oleh korban perilaku pasangan manipulatif.

  • Depresi.
  • Gangguan kecemasan.
  • Mekanisme koping yang tidak sehat, seperti minum alkohol berlebihan atau penggunaan obat-obatan.
  • Kehilangan kepercayaan terhadap orang lain.
  • Berbohong dengan diri sendiri.

Selain itu, korban mungkin kehilangan kontrol pada dirinya sendiri dan selalu mengikuti kemauan pelaku.

Meski sudah terlepas dari hubungan toxic dengan pasangan manipulatif, korban mungkin mengalami trauma untuk menjalin hubungan baru.

Cara menghadapi pasangan manipulatif

Perilaku manipulatif bukanlah hal yang bisa dibiarkan karena ini bisa menimbulkan dampak buruk bagi korban.

Oleh karena itu, cobalah melakukan beberapa cara berikut saat Anda menyadari punya pasangan manipulatif.

1. Fokus pada kesalahan pasangan

pasangan manipulatif

Pasangan yang manipulatif sering kali mengalihkan topik pembicaraan agar Anda lupa dengan kesalahannya. Cara ini dilakukan untuk mengambil kontrol dalam interaksi.

Karena itulah, sebisa mungkin cobalah fokus pada kesalahannya ketika pasangan yang manipulatif mulai memainkan kata-kata. Ingatlah bahwa kesalahan itu mungkin berulang dan merugikan Anda.

2. Buat batasan

Meski terikat dalam suatu hubungan, tetaplah membuat batasan dengan pasangan. Sejak awal pacaran atau menikah, buatlah kesepakatan tentang apa yang tidak boleh dilakukan.

Tentukan juga konsekuensi yang akan diambil jika salah satu dari Anda melewati batasan tersebut. Dengan begitu, tidak ada lagi toleransi untuk kesalahan fatal yang dibuat pasangan.

3. Minta bantuan ke orang lain

Sudut pandang orang ketiga terkadang dibutuhkan dalam hubungan yang tidak sehat. Ketika terlibat masalah dengan pasangan, tidak ada salahnya meminta pendapat orang terdekat.

Pastikan Anda memilih orang yang dapat bersikap objektif. Dengan begitu, Anda bisa jadi lebih tahu mengenai tindakan apa yang harus diambil selanjutnya.

Apabila tindakan manipulatif terjadi secara terus-menerus dan sudah mengganggu mental Anda, pertimbangkan untuk segera konsultasi dengan psikolog.

Perilaku manipulatif bukanlah hal yang sebaiknya ditoleransi, terutama dalam hubungan yang akan Anda jalani seumur hidup.

Jadi, tak ada salahnya untuk mempertimbangkan kelanjutan hubungan jika pasangan Anda lebih banyak memberikan dampak buruk.

Kesimpulan

  • Pasangan manipulatif adalah orang yang berusaha memanipulasi situasi atau kondisi tertentu untuk mengendalikan pikiran, perasaan, dan perilaku pasangannya.
  • Beberapa tanda pasangan manipulatif adalah sering memutarbalikkan fakta, suka meremehkan perasaan, hingga membuat pasangannya kehilangan kepercayaan diri.
  • Untuk menghadapinya, cobalah tetap fokus pada kesalahannya, tanpa terbuai janji-janjinya. Selain itu, coba buat batasan dalam hubungan dengan konsekuensi yang menyertainya.
  • Jika merasa kesulitan terbebas dari pasangan manipulative, jangan ragu untuk konsultasi dengan psikolog.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Manipulation. (2023, September 12). GoodTherapy – Find the Right Therapist. Retrieved 01 July 2025, from https://www.goodtherapy.org/blog/psychpedia/manipulation

Emotional and verbal abuse. (2021, February 15). Office on Women’s Health. Retrieved 01 July 2025, from https://www.womenshealth.gov/relationships-and-safety/other-types/emotional-and-verbal-abuse

Villines, Z. (2019, September 17). Red flags: Are you being emotionally manipulated? GoodTherapy.org Therapy Blog. Retrieved 01 July 2025, from https://www.goodtherapy.org/blog/red-flags-are-you-being-emotionally-manipulated-0917197

10 patterns of verbal abuse. (2016, September 23). DomesticShelters.org. Retrieved 01 July 2025, from https://www.domesticshelters.org/articles/identifying-abuse/10-patterns-of-verbal-abuse

Versi Terbaru

04/07/2025

Ditulis oleh Bayu Galih Permana

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Ririn Nur Abdiah Bahar, S.Psi., M.Psi.


Artikel Terkait

Apakah Wajar Sering Bertengkar dengan Pasangan?

12 Jenis Kekerasan Verbal yang Mungkin Pernah Anda Alami Atau Lakukan


Ditinjau oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF) · Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Diperbarui 04/07/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan