backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

7 Langkah Membangun Tim Kerja yang Efektif

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 02/03/2022

    7 Langkah Membangun Tim Kerja yang Efektif

    Di tempat kerja atau kantor, terkadang ada situasi saat seseorang perlu mengerjakan pekerjaannya sendiri agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Meski demikian, ada sejumlah target kerja yang harus dikerjakan bersama dengan tim kerja. Membangun tim kerja yang baik tentunya tidak mudah dilakukan. 

    Pasalnya, ada saja tabrakan kepentingan yang dapat memicu terjadinya konflik dengan rekan kerja atau atasan, contohnya seperti bullying di tempat kerja. Sebaiknya, langkah apa saja yang perlu yang dilakukan untuk membangun team work yang efektif?

    Langkah untuk membangun tim kerja yang baik

    Membangun tim kerja yang sukses lebih dari sekadar menemukan sekelompok orang dengan gabungan keterampilan profesional yang tepat. Kerja sama dianggap sebagai komponen kunci dari karakter manusia

    Bekerja sama memungkinkan manusia untuk bertahan hidup dan memecahkan masalah yang tidak bisa dipecahkan secara individu. Sejumlah langkah yang dapat dicoba untuk membangun team work yang baik adalah sebagai berikut. 

    1. Membuat rencana yang jelas

    membangun tim kerja

    Para pemimpin bertanggung jawab terhadap tim mereka, baik dari segi tujuan pekerjaan hingga kinerja keseluruhan tim selama ini.

    Ini mungkin terdengar sederhana, tetapi seringkali hal tersebut menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi tim, divisi, dan perusahaan. 

    Menentukan prioritas dan penilaian kinerja bisa dibilang merupakan pekerjaan paling penting dari seorang pemimpin tim.

    Pasalnya, sebagian besar pekerjaan yang dilakukan setiap orang bersumber dari tujuan tersebut. Prioritas-prioritas itu harus diatur dengan cermat karena kesalahan perhitungan sekecil apa pun dapat membuat tim keluar jalur seiring waktu.

    2. Membangun team work culture

    Ada perilaku dan budaya kerja yang dianjurkan, tapi ada juga yang tidak. Hal ini mencakup bagaimana setiap orang bergaul dan menghabiskan waktu mereka bersama anggota tim lainnya.

    Bagi seorang pemimpin, Anda dapat menetapkan beberapa pedoman bersama tentang budaya kerja sama tim ini.

    Perlu diingat bahwa hubungan yang dibangun anggota tim di antara mereka sendiri sama pentingnya dengan hubungan yang Anda jalin dengan mereka. 

    Saat tim mulai terbentuk, perhatikan baik-baik cara anggota tim bekerja sama. Lalu, ambil langkah untuk meningkatkan semangat kerja, komunikasi, kerja sama, kepercayaan, dan rasa hormat dalam hubungan tersebut.

    3. Komunikasi yang jelas dalam membangun tim kerja

    membangun team work

    Mengutip dari Psychology Today, komunikasi sangat penting untuk memastikan tim berjalan secara optimal. Namun, komunikasi juga bisa menjadi salah satu aspek paling menantang dalam bekerja dengan orang lain. 

    Bahkan ketika aspek lain dari tim berfungsi dengan lancar, komunikasi yang tidak efektif dapat menggagalkan keseluruhan pekerjaan. 

    Beberapa keterampilan yang meningkatkan komunikasi, seperti kecerdasan emosional di kantor, merupakan bakat alamiah bagi beberapa orang. Namun, kebanyakan orang dapat belajar menjadi komunikator yang lebih baik dengan latihan.

    4. Membuka ruang terbuka bagi tim untuk berbagi pikiran

    Penting untuk diingat, komunikasi adalah faktor terpenting dalam membangun tim kerja yang sukses. Memfasilitasi komunikasi bukan berarti selalu mengadakan pertemuan atau rapat. 

    Tekankan pentingnya kontribusi setiap anggota tim dan tunjukkan bagaimana semua pekerjaan beroperasi bersama untuk menggerakkan tim lebih dekat ke tujuannya.

    Berikan kesempatan pada tim untuk memecahkan masalah. Biarkan tim bekerja bersama untuk menemukan solusi dan mengembangkan kreativitas mereka. 

    Bagi pemimpin atau atasan, caranya bisa dengan memberi contoh serta tetap terbuka terhadap kritik dan saran, mengajukan pertanyaan, dan menawarkan bantuan bagi timnya.

    5. Bersikap bijak

    komunikasi dalam kerja tim

    Mungkin pemimpin atau atasan pernah menemui bawahan yang belum bisa bekerja dengan baik, bahkan lambat dalam beradaptasi. 

    Berkeley People & Culture menjelaskan, cara mengatasi hal ini tergantung pada sikap dan pemikiran bijak dari pemimpin tanpa mengambil keputusan yang terburu-buru

    Jika seseorang tidak berusaha keras, coba ajak mereka berdiskusi tentang apa yang mereka hargai dalam pekerjaan dan tugas apa yang menurut mereka paling berarti. 

    Jika seseorang mendominasi diskusi kelompok, mintalah setiap orang untuk menyampaikan pendapat mereka secara bergantian sehingga orang lain dapat berkontribusi.

    6. Empati 

    Penelitian menemukan bahwa ada kualitas tertentu yang menjadi indikator dalam membangun tim kerja yang kuat. Salah satunya adalah komunikasi yang baik, termasuk memastikan bahwa setiap anggota mendapat kesempatan untuk berbicara.

    Selain itu, ada pula kemampuan anggota untuk memahami pikiran dan perasaan satu sama lain dengan hormat ketika terlibat dalam perselisihan. Sifat ini dikenal sebagai empati.

    7. Mengevaluasi kinerja tim

    evaluasi kerja tim

    Pastikan Anda berdiskusi dengan tim tentang kemajuan yang telah mereka buat sehingga karyawan dapat merasakan kesuksesan dan tantangan yang ada di depan mereka. 

    Segarkan kembali semangat kerja tim akan standar kinerja yang telah ditetapkan. Kalau dirasa perlu, Anda bisa berdiskusi bersama dengan tim. Hal ini juga perlu untuk menghindari depresi pada karyawan.

    Apa yang benar-benar kita perlu perhatikan dalam melakukan pekerjaan? Apa arti kata sukses bagi tim ini? Tindakan apa yang dapat kita ambil untuk memenuhi nilai-nilai yang kita buat?

    Konflik dalam tim kerja kadang timbul karena perbedaan kepentingan. Maka, jangan sampai Anda mengesampingkan empati dan komunikasi satu dengan yang lain saat membangun tim kerja.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 02/03/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan