Menerima cinta dari pasangan atau gebetan tentu terasa menyenangkan. Namun, perhatian, kasih sayang, atau pujian yang diberikan secara berlebihan atas nama cinta bukanlah hal yang wajar. Kondisi yang dikenal dengan love bombing ini justru bisa merugikan Anda.
Lalu, bagaimana cara mengenali seseorang yang sedang memberikan love bombing? Hal apa yang bisa dilakukan untuk menghentikannya? Simak ulasan berikut untuk jawabannya.
Apa yang dimaksud love bombing?
Love bombing adalah tindakan fisik atau verbal secara berlebihan dalam menunjukkan kasih sayang yang dilakukan untuk memanipulasi pasangan. Seseorang yang melakukan tindakan ini disebut love bomber.
Seorang love bomber tidak akan segan memberikan pasangannya pujian, perhatian, hadiah, dan bentuk kasih sayang lainnya secara berlebihan.
Meski terkesan romantis, nyatanya tujuan seorang love bomber melakukan hal tersebut adalah mendapat kendali atas pasangannya.
Perilaku ini bisa menandakan bahwa mereka adalah orang yang manipulatif, narsistik, atau kerap membuat suatu hubungan menjadi toksik.
Tahapan love bombing
Sadar atau tidak, seorang love bomber biasanya melakukan pendekatan dengan “korbannya” menggunakan beberapa tahapan berikut.
- Idealisasi: memberikan pujian, sanjungan, atau hadian secara berlebihan dan tanpa alasan untuk mendapatkan kepercayaan pasangan.
- Devaluasi: mulai mengendalikan pasangannya dengan cara membatasi interaksinya dengan orang lain atau membuat pasangan merasa bersalah karena menolak perhatian yang berlebihan.
- Meninggalkan: seorang love bomber bisa dengan mudah meninggalkan pasangan yang dinilai sudah tidak menarik atau tidak bisa memenuhi keinginannya.
Ciri-ciri love bombing
Tidak mudah untuk mengenali seorang love bomber. Supaya Anda tidak terjebak di dalamnya, inilah contoh perilaku love bombing yang bisa Anda kenali.
1. Memberi hadiah yang tidak perlu
Bertukar hadiah saat ulang tahun, hari jadi, serta valentine tentu merupakan hal yang wajar dalam suatu hubungan. Pasangan Anda mungkin juga sesekali memberikan hadiah sebagai kejutan.
Namun, jika hadiah tersebut terus berdatangan sekalipun Anda menolaknya, bisa jadi Anda sedang dekat dengan seorang love bomber.
2. Terburu-buru dalam memutuskan status
Sebelum menjalin hubungan serius dengan seseorang, wajar jika Anda terlebih dahulu menjalani masa pendekatan (PDKT). Namun, seorang love bomber cenderung melakukannya secara terburu-buru.
Anda mungkin langsung diajak berpacaran setelah pertemuan pertama. Cara ini mereka lakukan karena berpikir bahwa dengan status yang jelas, Anda akan lebih mudah dikendalikan.
3. Sulit menerima penolakan
Laman Cleveland Clinic menyebutkan bahwa seorang love bomber sulit menerima penolakan terhadap semua perhatian yang diberikannya.
Saat Anda menolak pujian atau hadiah pemberiannya, mereka mungkin akan mendebat Anda, mempertanyakan cara berpikir Anda, bahkan membuat Anda merasa bersalah.
4. Menjauhkan Anda dari orang di sekitar
Supaya pergerakannya lebih bebas, seorang love bomber lebih suka saat pasangannya tidak terlalu dekat dengan teman-teman atau bahkan keluarga.
Ciri-ciri ini sebenarnya cukup mudah dikenali. Misalnya, pasangan yang tidak mengizinkan Anda memiliki quality time dengan teman atau melakukan aktivitas tanpa dirinya.
Dalam bentuk yang lebih “halus”, bisa saja pacar Anda ngambek atau menunjukkan bahwa kesedihannya saat Anda melakukan sesuatu tanpa mereka.
Contoh love bombing
Supaya tidak terjebak dalam perangkap love bomber dengan perhatian berlebihan yang diberikannya, kenali berbagai contoh love bombing berikut.
- Tidak berhenti memberikan pujiaan, seperti mengatakan bahwa mereka tidak bisa hidup tanpa Anda.
- Membombardir Anda dengan pesan atau telepon.
- Kesal atau marah ketika Anda membicarakan tentang orang lain.
- Tidak memberikan privasi, misalnya memaksa meminta akses media sosial Anda.
- Memberikan hadiah secara berlebihan.
- Tidak suka saat pemberian atau pujiannya ditolak.
- Selalu membicarakan tentang masa depan hubungan, bahkan ketika masih dalam masa pendekatan.
Penyebab love bombing
Berikut adalah beberapa kondisi yang bisa mendorong seseorang melakukan love bombing.
- Punya gangguan kepribadian narsistik (NPD).
- Kesepian.
- Riwayat ditelantarkan saat masih kecil.
- Trauma akan hubungan di masa lalu.
- Keinginan punya hubungan yang berkembang dengan cepat.
- Insecurity.
- Sifat sulit percaya atau bahkan ketergantungan pada orang lain.
Bahaya love bombing
Perhatian yang diberikan oleh seorang love bomber memang bisa membuat Anda bingung dan bertanya-tanya apakah tindakan tersebut merupakan hal yang wajar.
Namun, karena love bombing biasanya dilakukan pada awal hubungan, korban bisa menilai pelaku love bombing sebagai sosok yang menarik.
Sayangnya, setelah Anda mulai memercayainya, mereka akan menggunakan perhatiannya sebagai cara mengendalikan Anda.
Misalnya, ia akan melarang Anda bertemu teman dekat dengan alasan lebih baik jika memanfaatkan waktu untuk berdua saja. Anda pun menjadi bergantung pada pasangan.
Dengan begitu, Anda mungkin tidak bisa meninggalkannya, bahkan ketika berbuat kekerasan. Inilah alasan mengapa love bombing berbahaya.
Bagaimana cara mengatasi love bombing?
Jika Anda mulai mencurigai bahwa teman dekat atau kekasih Anda melakukan love bombing, jangan takut membicarakannya dengan sahabat atau keluarga.
Mereka bisa memberikan pandangan yang berbeda untuk Anda yang mungkin sudah terjebak karena sifat manipulatif pasangan.
Namun, jika bantuan dari orang terdekat tidak cukup meyakinkan Anda, cobalah mendatangi psikolog. Dengan begitu, Anda akan diberikan saran dan masukan yang lebih tepat.
Selain itu, penting untuk membekali diri sendiri terkait bentuk hubungan pacaran yang sehat sebelum memulai hubungan dengan seseorang. Dengan begitu, Anda bisa mengenali seorang love bomber sedini mungkin.
Serba-serbi love bombing
- Love bombing adalah tindakan fisik atau verbal untuk menunjukkan kasih sayang yang dilakukan secara berlebihan.
- Tindakan ini bertujuan untuk mengendalikan pasangan.
- Ciri-cirinya yakni memberikan hadiah yang tidak perlu, terburu-buru dalam menentukan status, dan sulit menerima penolakan.
- Dapat diatasi dengan bantuan orang lain dan psikolog.
- Dapat dicegah dengan membekali diri sendiri terkait hubungan percintaan yang sehat.