backup og meta

Intip Ciri-Ciri Ambivert, dan Plus Minus Kepribadian Ini

Intip Ciri-Ciri Ambivert, dan Plus Minus Kepribadian Ini

Kebanyakan orang hanya mengenal kepribadian ekstrovert dan introvert, padahal ada juga kepribadian yang dikenal dengan sebutan ambivert. Kepribadian ambivert disebut-sebut adalah campuran dari intorvert dan ekstrovert. Namun, benarkah demikian? Lantas, seperti apa ya ciri-ciri orang dengan kepribadian ini? Yuk, cari tahu jawabannya berikut ini.

Apa itu kepribadian ambivert?

kepribadian ambivert

Istilah kepribadian introvert dan ekstrovert pertama kali digagas tahun 1900-an oleh psikiater Swiss Carl G. Jung. Seorang yang punya kepribadian introvert, cenderung lebih suka menyendiri. Sementara, orang dengan kepribadian ekstrovert digambarkan lebih suka bersosialisasi dengan orang lain alias easygoing.

Setelah membaca keterangan di atas, kira-kira mana kepribadian yang Anda miliki? Ternyata, ada yang berpendapat jika dirinya bukan seorang yang introvert maupun esktrovert. Jika ini yang Anda pikirkan, bisa jadi Anda adalah seorang ambivert.

Ambivert adalah kepribadian yang bisa mengarah pada ekstrovert maupun introvert, tergantung dengan situasi yang dihadapi. Seseorang dengan kepribadian ini biasanya mudah berbaur layaknya seorang ekstrovert, tetapi juga pintar untuk menyendiri dan tidak berbicara banyak seperti introvert.

Untuk tahu tipe kepribadian Anda; introvert, ekstrovert, atau ambivert, Anda bisa mengikuti berbagai online test tidak berbayar di internet. Biasanya, Anda akan diminta mengisi kuesioner seperti halnya Anda menjalani tes psikologi umum.

Ciri-ciri Anda seorang ambivert

punya banyak teman

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, tidak semua orang dapat dikategorikan sebagai introvert dan ekstrovert. Di antara kedua kepribadian itu, terselip kepribadian ambivert.

Banyak yang menyimpulkan bahwa seorang yang ambivert merupakan orang yang plin-plan. Sebenarnya, jika diperhatikan ciri-cirinya, tidak demikian. 

Berikut ini adalah tanda-tanda yang biasanya ditunjukkan seorang ambivert.

1. Dapat bersosialisasi sekaligus penyendiri

Salah satu tanda kepribadian ambivert adalah pandai bersosialiasi tapi juga suka menyendiri di situasi-situasi tertentu. Mereka dapat dengan luwes berkomunikasi dengan orang-orang di sekelilingnya, tapi juga suka menyendiri di waktu-waktu tertentu jika mereka memang membutuhkan.

2. Pendengar sekaligus pembicara yang baik

Suka membicarakan hal ini dan itu biasanya menjadi ciri dari seorang yang esktrovert. Sebaliknya, seorang yang introvert cenderung pemalu, meskipun introvert berbeda dengan pemalu. Lantas, seperti apa orang dengan karakter ambivert? Nah, orang yang ambivert ternyata bisa saja pendengar sekaligus pembicara yang baik.

Jika dirinya memang butuh mengemukakan pendapat, ia tidak malu untuk mengutarakannya. Di lain sisi, ia juga bisa menjadi pendengar yang baik jika memang situasinya mengharuskan.

3. Punya empati yang tinggi

Satu lagi ciri-ciri kepribadian ambivert yang perlu Anda ketahui, yakni rasa empati sangat tinggi. Empati sendiri adalah memahami apa yang dirasaka orang lain, melihat dari sudut pandang orang tersebut, sekaligus bisa membayangkan diri di posisi orang tersebut.

Orang dengan empati yang tinggi biasanya peduli terhadap orang lain dan pandai memahami perasaan orang lain. Empati yang tinggi juga membuat mereka jadi pendengar yang baik. Oleh karena itulah, orang dengan kepribadian ini biasanya sering dijadikan tempat untuk menuangkan keluh kesah.

Mengetahui kepribadian ini bisa membantu Anda untuk mengenali kepribadian diri sendiri. Ini juga bisa membantu mengembangkan diri untuk menjadi orang yang lebih fleksibel karena pada dasarnya kepribadian bisa berubah. Selain itu, Anda juga dapat mengenali lebih dalam jika memiliki pasangan yang ambivert, maupun anggota keluarga dengan kepribadian ini.

Kelebihan seorang ambivert

memiliki minat dan kesamaan dengan pasangan

Orang yang mempunyai karakter ambivert, memiliki posisi di tengah-tengah, yaitu antara introvert dan ekstrovert. Maka itu, mereka mempunyai sifat yang unik dan dapat mengambil keuntungan dari kedua kepribadian tersebut dan menerapkannya pada situasi tertentu. 

Ini dia beberapa kelebihan yang dimiliki oleh ambivert.

1. Memiliki hubungan yang lebih sehat dan stabil

Salah satu keuntungan dari seorang ambivert adalah mereka mempunyai hubungan yang lebih stabil, baik itu antara teman maupun pasangan mereka. 

Hal tersebut dikarenakan mereka dapat mendengarkan sekaligus bersosialisasi dengan baik di khalayak umum. Selain itu, orang dengan karakter ambivert lebih fleksibel dan stabil secara emosional, sehingga ketika menghadapi sebuah masalah dalam hubungan, mereka cenderung menjadi penengah. 

2. Mempunyai sistem manajemen yang baik

Keuntungan selanjutnya pada seorang yang punya karakter ambivert adalah memiliki sistem manajemen yang baik.

Sebenarnya, baik introvert maupun ekstrovert sama-sama bisa menjadi atasan yang baik, tetapi dengan cara yang berbeda tentunya. Artinya, keduanya akan memiliki gaya dan hasil yang berbeda tergantung seperti apa kepribadian mereka ketika bekerja dengan karyawan. 

merasa diawasi meningkatkan fungsi otak

Hal ini dibuktikan melalui sebuah studi dari Harvard Business Review yang meneliti tipe atasan mana yang lebih baik, introvert atau ekstrovert. 

Pada atasan dengan kepribadian ekstrovert, keuntungan perusahaan akan tinggi ketika mereka memimpin karyawan yang pasif. Artinya, atasan dengan model seperti ini lebih senang mengarahkan dan memberikan instruksi.

Di sisi lain, ketika mereka bekerja sama dengan karyawan yang aktif, keuntungan perusahaan menurun karena pekerja tersebut lebih senang bekerja dengan metodenya sendiri. 

Maka itu, pekerja yang aktif biasanya akan lebih berkembang ketika memiliki atasan yang introvert. Atasan dengan karakter introvert biasanya lebih senang mendengarkan dan membantu karyawannya untuk mengenali potensi mereka. 

Jika Anda memiliki atasan yang ambivert, biasanya mereka akan mengeluarkan sifat ekstrovert dan introvertnya berdasarkan kebutuhan karyawannya. Apakah mereka akan mengeluarkan sisi pengarah atau menjadi pendengar yang baik itu tergantung pada kepribadian karyawan mereka sendiri. 

3. Dapat membaca situasi yang dihadapi dengan baik

Tahun 2013 lalu, sebuah penelitian melakukan pengamatan hubungan antara kepribadian ekstrovert dengan bakat untuk menjual barang. Banyak orang yang percaya ketika menyangkut menawarkan barang, orang ekstrovert dinilai ahli dalam bidang ini. Kenyataannya, ambivert justru lebih mahir.

Hal tersebut dikarenakan mereka dapat berbicara dengan baik, sekaligus menjadi pendengar yang baik. Oleh karena itu, ketika dikaitkan dengan bidang penjualan, ambivert lebih bisa mendengarkan apa yang diinginkan pelanggan tanpa terlihat terlalu bersemangat.

Lantas, apa kekurangan menjadi seorang ambivert?

bangun tidur pusing

Orang yang punya kepribadian ambivert, dianggap lebih fleksibel karena bisa menempatkan diri menjadi seorang introvert sekaligus ekstrovert. Akan tetapi, tanpa disadari menjadi seorang ambivert juga memiliki tekanan esktra dan ini adalah kekurangan dari kepribadian ini.

Tekanan ekstra ini ada karena mereka berusaha untuk menjaga keseimbangan dalam menempatkan diri pada semua situasi, sehingga kadang membuat orang dengan kepribadian ini merasa ‘lelah’.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Introverts, extroverts, and the complexities of team dynamics. (2015, March 16). Harvard Business Review. https://hbr.org/2015/03/introverts-extroverts-and-the-complexities-of-team-dynamics [Accessed on January 26th, 2021]

Grant, A. M. (2013). Rethinking the Extraverted Sales Ideal: The Ambivert Advantage. Psychological Science, 24(6), 1024–1030 [Accessed on January 26th, 2021]

The Myers & Briggs Foundation – C G Jungs theory. The Myers & Briggs Foundation. https://www.myersbriggs.org/my-mbti-personality-type/mbti-basics/c-g-jungs-theory.htm?bhcp=1 [Accessed on January 26th, 2021]

Hassan, A., Begum, T., Reza, M., & Yusoff, N. (2016). How Much We Think of Ourselves and How Little We Think of Others: An Investigation of the Neuronal Signature of Self-Consciousness between Different Personality Traits through an Event-Related Potential Study. Malaysian Journal Of Medical Sciences23(6), 70-82. doi: 10.21315/mjms2016.23.6.8 [Accessed on January 26th, 2021]

Nelson, P., Thorne, A., & Shapiro, L. (2011). I’m Outgoing and She’s Reserved: The Reciprocal Dynamics of Personality in Close Friendships in Young Adulthood. Journal Of Personality79(5), 1113-1148. doi: 10.1111/j.1467-6494.2011.00719.x [Accessed on January 26th, 2021]

Yuan, J., Zhang, J., Zhou, X., Yang, J., Meng, X., Zhang, Q., & Li, H. (2011). Neural mechanisms underlying the higher levels of subjective well-being in extraverts: Pleasant bias and unpleasant resistance. Cognitive, Affective, & Behavioral Neuroscience12(1), 175-192. doi: 10.3758/s13415-011-0064-8 [Accessed on January 26th, 2021]

Decety, J. Dissecting the neural mechanisms mediating empathy. Emotion Review. 2011; 3(1): 92-108. doi:10.1177/1754073910374662 [Accessed on January 26th, 2021]

 

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Aprinda Puji

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Larastining Retno Wulandari


Artikel Terkait

Kenapa Orang yang Introvert Lebih Susah Tidur Nyenyak

Pasangan Anda Introvert? Ini 4 Cara Menghadapinya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan