
Manfaat probiotik untuk mengatasi depresi juga telah dibuktikan dalam beberapa penelitian. Salah satunya yaitu penelitian yang diterbitkan oleh National Library of Medicine (2016).
Dalam penelitian tersebut, terlihat bahwa pasien depresi mengalami pemulihan yang lebih baik setelah mengonsumsi suplemen probiotik secara rutin selama delapan minggu.
Dalam suplemen tersebut, diketahui terdapat tiga jenis bakteri baik sekaligus, yaitu Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus casei, dan Bifidobacterium bifidum.
Lebih lanjut, penelitian terbaru yang diterbitkan oleh BMJ Nutrition, Prevention & Health (2020) juga menunjukkan hasil positif penggunaan probiotik pada pengidap depresi.
Bedanya, penelitian tersebut menjelaskan bahwa probiotik membantu meringankan depresi dengan cara mengurangi peradangan pada otak.
Hubungan antara kesehatan otak dengan kerja probiotik pada sistem pencernaan memang terbukti dengan adanya gut-brain axis atau sistem komunikasi antara saluran pencernaan dan otak.
Salah satu cara kerja gut-brain axis adalah penghantaran sinyal respons tubuh ketika Anda menghadapi sumber stres.
Selain merespons stres, gut-brain axis juga berfungsi untuk mengatur nafsu makan, mood, menjaga pola tidur, dan mengurangi peradangan.
Meski begitu, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai fungsi probiotik untuk mengatasi stres.
Oleh karena itu, sampai saat ini probiotik tidak bisa dijadikan pengganti obat antidepresan, melainkan sebagai pendukung pengobatan untuk meringankan gejala depresi.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar