Menambah berat badan hingga ideal kembali menjadi suatu tantangan bagi orang yang pernah mengalami gangguan makan seperti anoreksia. Asupan kalori secara drastis justru bisa memicu gangguan metabolisme yang berbahaya bagi kesehatan. Nah, lantas seperti pola makan yang tepat untuk penyintas anoreksia?
Tips sehat menambah berat badan setelah anoreksia
Anoreksia merupakan salah satu bentuk gangguan makan yang membuat pengidapnya memiliki rasa takut berlebihan terhadap kenaikan berat badan.
Akibatnya, pengidap anoreksia bisa melakukan cara ekstrem untuk menurunkan berat badannya. Ini membuat berat badan mereka lebih rendah dibandingkan orang pada umumnya.
Pengobatan pada orang yang pernah mengidap anoreksia nervosa menjadi periode yang sangat penting. Masa pemulihan dari kondisi ini bahkan bisa memakan waktu hingga bertahun-tahun.
Sebelum menjalani diet atau pola makan untuk menambah berat badan, pengidap anoreksia harus sudah berkonsultasi dengan dokter, ahli gizi, dan psikolog atau psikiater.
Setelah mendapatkan rekomendasi pola makan yang tepat, inilah tips-tips yang bisa Anda lakukan untuk menambah berat badan setelah pulih dari anoreksia.
1. Mencegah refeeding syndrome
Saat pengidap anoreksia mencoba makan kembali, ia berisiko mengalami refeeding syndrome. Ini merupakan suatu kelainan metabolisme akibat pemberian zat dalam jumlah besar pada orang yang kekurangan gizi, kelaparan, atau berpuasa jangka panjang.
Selama mengalami anoreksia, tubuh menggunakan protein sebagai sumber energi utama. Saat Anda kembali mendapatkan asupan glukosa, terjadi perubahan mendadak pada keseimbangan cairan dan metabolisme tubuh.
Akibatnya, pengidap anoreksia justru berisiko mengalami komplikasi serius, seperti gangguan fungsi organ, koma, kejang, hingga kematian.
Dalam pola makan anoreksia, Anda perlu menambah asupan kalori sedikit demi sedikit, jangan sekaligus. Diskusikan dengan dokter karena rentang kebutuhan tubuh tiap orang bervariasi.
Untuk mencegah refeeding syndrome, Anda juga harus konsultasi dengan dokter bila memiliki salah satu dari beberapa kondisi berikut ini.
- Indeks massa tubuh kurang dari 16 kg/m2.
- Kehilangan lebih dari 15% bobot tubuh selama 3–6 bulan terakhir.
- Sedikit atau tidak mendapatkan asupan zat gizi sama sekali selama lebih dari sepuluh hari.
- Kekurangan kalium, fosfat, dan magnesium.
2. Mengetahui banyaknya kalori yang perlu ditambah
Supaya bisa menambah berat badan setelah anoreksia, Anda perlu meningkatkan asupan kalori setiap hari. Kebutuhan kalori harian tidak ditentukan secara sembarangan, tetapi berdasarkan panduan selama satu bulan.
Apabila Anda tidak berisiko mengalami refeeding syndrome, berikut merupakan panduan penambahan kalori dan contoh pola makan yang dapat diikuti.
Contoh menu 1.500 kalori (hari 1–4)
- Pagi: sereal dan susu, buah potong (melon, semangka, jeruk).
- Selingan: 150 mL atau 3/4 gelas belimbing yoghurt.
- Siang: 1 kentang panggang isi telur, keju, dan margarin, lengkapi dengan buah potong.
- Selingan: 2 keping biskuit.
- Sore: 5 sdm nasi dengan 1 paha ayam goreng, lengkapi dengan tumis wortel.
Contoh menu 2.000 kalori (hari 5–7)
- Pagi: sereal dan susu, buah potong.
- Selingan: 2 keping biskuit, 200 mL atau 1 gelas belimbing susu skim.
- Siang: 2 potong roti isi tuna dan telur, lengkapi dengan buah potong dan yoghurt.
- Selingan: 2 keping biskuit, 150 mL atau 3/4 gelas belimbing susu full cream.
- Sore: 4 kentang panggang ukuran kecil, lengkapi dengan tumis sayuran dan yoghurt.
Lanjutkan pola makan ini hingga hari kesepuluh. Jika pola makan ini belum bisa menambah berat badan, pengidap anoreksia perlu menambah makanan selingan setelah makan sore.
Selingan dapat berupa 2 keping biskuit dan 150 mL atau 3/4 gelas belimbing yoghurt. Lalu, Anda bisa melanjutkan pola makan ini hingga hari ke-14.
Contoh menu 2.800 kalori (hari 15–21)
- Pagi: sereal dan susu, 2 lembar roti gandum, 1 butir telur rebus, 2 buah pisang.
- Selingan: 1 buah apel, 1 cangkir oatmeal.
- Siang: 1 mangkuk kecil nasi, 1 potong dada ayam panggang, 1 mangkuk kecil brokoli.
- Selingan: 1 buah apel, 150 mL atau 3/4 gelas belimbing yoghurt, 2 sdm selai kacang.
- Sore: 1 potong ubi ukuran sedang, 2 potong daging, tumis buncis dan wortel (gunakan mentega).
- Sebelum malam: 1 cangkir oatmeal, 1 buah apel, 150 mL atau 3/4 gelas belimbing yoghurt.
Lanjutkan pola makan ini hingga hari ke-21. Jika berat badan Anda belum naik, tambahkan makanan selingan sebelum tidur, seperti oatmeal, buah potong, yoghurt, atau susu.
3. Mengatur strategi untuk menambah asupan makan
Kebanyakan orang paham bila berat badan naik kalau banyak makan. Sayangnya, menambah berat badan bagi pengidap anoreksia tentu tidak semudah yang dibayangkan.
Melalui pembahasan pada poin sebelumnya, Anda mungkin telah mengetahui bahwa asupan kalori perlu ditambah secara bertahap dari waktu ke waktu.
Akan tetapi, cara memenuhi kebutuhan kalori yang terus meningkat inilah yang belum Anda ketahui. Berikut ini sejumlah strategi yang bisa Anda terapkan.
- Menambah porsi yang lebih besar untuk setiap kali waktu makan.
- Meningkatkan frekuensi makan dalam sehari, misalnya dengan memberikan selingan untuk mengonsumsi camilan.
- Menambahkan asupan minyak, mentega, krim, saus, dan keju yang bisa menambah kalori tanpa menambah porsi makanan terlalu banyak.
- Membatasi sayuran dan buah-buahan padat serat yang membuat Anda cepat kenyang.
- Mengutamakan konsumsi makanan tinggi protein, termasuk telur, dada ayam, dan susu.
- Makan makanan tinggi kalori terlebih dulu, baru disusul sayuran dan buah-buahan.
- Mengonsumsi suplemen untuk menambah asupan kalori harian.
4. Memilih jenis makanan yang tepat
Selain dari jumlah asupan makanan yang dibutuhkan, hal lain yang perlu Anda perhatikan pada pola makan anoreksia ialah mengenai jenis makanan yang baik untuk pengidapnya.
Jenis makanan turut menentukan keberhasilan orang yang pernah mengalami anoreksia dalam menambah berat badan. Pilihlah makanan yang padat kalori dan mengandung zat gizi berkualitas.
Alhasil, tidak hanya bertambah berat badan, tetapi Anda juga semakin sehat. Berikut ini merupakan beberapa pilihan makanan yang umumnya disarankan.
- Karbohidrat: nasi, roti gandum utuh, kentang, jagung, oat, ubi, sereal, dan pasta.
- Protein: susu dan produk olahannya (keju, mentega, yoghurt), telur, daging ayam, daging merah, ikan, kacang-kacangan, selai kacang, dan suplemen protein.
- Lemak: berbagai jenis minyak, mentega, dan alpukat.
- Vitamin dan mineral: buah-buahan, sayuran, dan cokelat hitam.
Secara garis besar, Anda dapat menambah berat badan selama pemulihan dari anoreksia dengan mencukupi kebutuhan kalori yang terus bertambah.
Pastikan Anda telah berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum menjalani pola makan ini untuk mengetahui apakah ada risiko refeeding syndrome atau tidak.
Jika tidak ada risiko, Anda bisa menambah asupan makanan berdasarkan panduan kebutuhan kalori harian, misalnya seperti yang telah dijelaskan di atas.
Akan tetapi, orang-orang yang lebih rentan umumnya memerlukan pengawasan khusus dari dokter agar berat badannya bertambah dengan aman.