Beberapa orang mempunyai hasrat yang tidak tertahankan untuk makan tepung terigu mentah. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut amylophagia. Lalu, kira-kira apa penyebabnya? Apakah kondisi ini berbahaya? Simak pembahasannya berikut ini.
Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Klinik Chika Medika
Beberapa orang mempunyai hasrat yang tidak tertahankan untuk makan tepung terigu mentah. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut amylophagia. Lalu, kira-kira apa penyebabnya? Apakah kondisi ini berbahaya? Simak pembahasannya berikut ini.
Amylophagia adalah gangguan makan yang ditandai dengan kebiasaan makan terigu mentah. Kondisi ini termasuk ke dalam gangguan makan pica.
Pica sendiri adalah gangguan makan yang membuat pengidapnya memiliki keinginan untuk makan makanan tidak bergizi atau benda yang sebenarnya tidak untuk dimakan.
Selain terigu mentah, seseorang yang mengidap amylophagia juga dapat mengonsumsi beras mentah, singkong mentah, kentang mentah, hingga ubi-ubian mentah.
Berbagai bahan makanan tersebut mengandung pati atau jenis karbohidrat tidak larut air seperti yang ditemukan dalam tepung terigu mentah.
Konsumsi tepung mentah dalam jumlah banyak tidak baik untuk kesehatan. Ini bahkan bisa membahayakan karena tepung melewati berbagai proses kimiawi dan hampir nol gizi.
Amylophagia sering kali terjadi pada anak-anak dan wanita hamil yang mengidam. Akan tetapi, kondisi ini juga dapat dialami oleh orang dewasa pada umumnya.
Ciri khas utama dari pengidap amylophagia tentu adalah suka makan terigu mentah. Mereka mungkin juga suka makan sumber karbohidrat mentah lain, seperti beras, singkong, dan kentang.
Selain itu, pengidap gangguan ini juga bisa menunjukkan tanda fisik dan psikologis berikut ini.
Tidak semua orang yang makan tepung mentah dapat dikategorikan mengalami gangguan pica.
Menurut pedoman Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5), seseorang mengalami pica bila memiliki kebiasaan makan abnormal lebih dari satu bulan.
Penyebab pasti dari amylophagia belum diketahui dan masih diteliti lebih lanjut oleh para ahli.
Bagi sebagian orang dewasa, termasuk ibu hamil yang ngidam, pica bisa terjadi karena mereka ingin merasakan suatu tekstur makanan atau benda di dalam mulut mereka.
Pica juga bisa disebabkan oleh defisiensi atau kekurangan asupan vitamin dan mineral tertentu.
Gangguan makan pica juga bisa timbul bersamaan dengan gangguan mental lain, di antaranya obsessive-compulsive disorder (OCD), trikotilomania, dan skizofrenia.
Kurangnya perhatian orangtua terhadap perilaku anak juga bisa memicu pica. Kondisi keluarga yang kurang harmonis dapat memicu perkembangan perilaku konsumsi makanan abnormal.
Awalnya, kebiasaan ini dapat disebabkan oleh ketidaktahuan anak ketika memakan benda yang tidak seharusnya dimakan. Hal ini bisa berlanjut setelah anak dilarang untuk melakukannya.
Apabila perilaku ini tampak pada anak dalam waktu lama, pica juga bisa menandakan gangguan perkembangan, seperti keterbelakangan mental, autisme, dan gangguan otak.
Gangguan makan pica, termasuk amylophagia, pada umumnya baru terdiagnosis ketika pengidapnya mengalami komplikasi yang disebabkan oleh kebiasaan makan mereka.
Berikut ini adalah beberapa dampak buruk yang mungkin dialami oleh seseorang karena suka makan terigu atau karbohidrat mentah lainnya.
Beberapa kuman penyakit sangat mungkin bersemayam dalam tepung mentah. Kuman yang masuk ke dalam tubuh bisa menyebabkan infeksi tenggorokan hingga saluran usus.
Pada dasarnya, semua tepung dan semua sumber karbohidrat adalah gula. Jika pengidap pica tidak rajin menyikat gigi, endapan tepung dalam mulut bisa menyebabkan kerusakan gigi.
Tepung bisa memadat dalam usus dan menyebabkan penyumbatan. Kondisi yang disebut obstruksi usus ini dapat berakibat fatal bila tidak segera ditangani.
Penyumbatan pada usus dapat ditandai dengan perubahan fisik, seperti pembengkakan perut, kram perut, kehilangan nafsu makan, mual dan muntah, hingga sembelit.
Ketidakseimbangan gizi atau malnutrisi bisa terjadi jika pengidap amylophagia hanya makan tepung. Malnutrisi pada gangguan makan ini sering menyebabkan anemia defisiensi besi.
Gangguan makan yang dialami oleh ibu hamil bisa meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, seperti berat badan lahir rendah, kelahiran prematur, keguguran, hingga kematian.
Kasus gangguan makan pada ibu hamil dan anak-anak pada umumnya bersifat sementara. Kebiasaan abnormal ini bisa hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan.
Penanganan amylophagia dimulai dengan mengontrol permasalahan utama dan komplikasi yang ditimbulkannya berdasarkan rekomendasi dokter.
Selain pengobatan, diperlukan juga pengawasan berkala hingga orang yang mengalami amylophagia benar-benar bisa mengontrol perilaku makannya.
Ini termasuk menghalangi mereka dari akses terhadap tepung terigu mentah, beras mentah, maupun bahan makanan lainnya yang sering mereka konsumsi.
Salah satu trik yang dinilai efektif untuk mengendalikan amylophagia yakni dengan menerapkan hukuman atau konsekuensi atas kebiasaan buruk tersebut.
Penyediaan makanan sehat dan beragam serta pemberian suplemen zat besi juga dipercaya dapat membantu mengurangi keinginan untuk mengonsumsi tepung mentah.
Apabila amylophagia dicurigai berkaitan dengan gangguan mental, penanganan perlu melibatkan terapi psikologis (psikoterapi) yang mungkin dikombinasikan dengan obat-obatan.
Dengan terapi yang sesuai dan rutin, kecenderungan seseorang untuk suka makan terigu mentah bisa berangsur menghilang.
Pada anak-anak, sebagian besar pola makan abnormal dapat hilang dengan sendirinya. Meski begitu, beberapa kasus pica mungkin bisa terus berlanjut hingga dewasa.
Karena tidak diketahui penyebabnya, belum terdapat langkah pencegahan untuk amylophagia.
Namun, bila orang terdekat Anda menunjukkan tanda-tandanya, Anda dapat membatasi atau menutup aksesnya terhadap tepung terigu dan sumber karbohidrat mentah lainnya.
Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang gangguan makan ini, konsultasikanlah dengan dokter untuk mendapatkan informasi yang tepat dan sesuai kebutuhan.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar