backup og meta

Terapi Desensitisasi untuk Menghilangkan Fobia

Terapi Desensitisasi untuk Menghilangkan Fobia

Semua orang pasti pernah merasa takut, tapi tidak semua orang memiliki fobia. Fobia termasuk ke dalam gangguan psikologis yang dapat ditangani dengan terapi CBT. Salah satu metode CBT untuk mengatasi fobia adalah dengan terapi desensitisasi. Seperti apa jalannya terapi tersebut, dan apakah benar-benar efektif?

Apa itu desensitisasi?

Terapi desensitisasi adalah terapi yang menggabungkan teknik relaksasi dengan paparan bertahap terhadap pemicu fobia. Itulah mengapa teknik ini disebut juga dengan teknik paparan (exposure therapy).

Fobia merupakan salah satu jenis gangguan kecemasan yang ditandai dengan rasa takut berlebihan, ekstrem, tidak terkendali, dan tidak masuk akal.

Rasa takut biasanya dipicu oleh suatu objek maupun situasi yang sebenarnya tidak mengancam atau membahayakan nyawa. Contoh fobia yang paling umum adalah claustrophobia (takut tempat sempit tertutup), mysophobia (takut kuman), dan acrophobia (takut ketinggian).

Sebuah ketakutan berlebih dapat dikatakan menjadi fobia apabila berlangsung selama lebih dari 6 bulan dan menyebabkan gangguan dalam aktivitas sehari-hari.  Rasa takut akibat fobia bisa berlangsung lama dan mampu merusak secara fisik maupun mental.

Mereka yang mengalami fobia bisa mengalami gejala fisik seperti mual, tampak pucat, berkeringat dingin, panik, dan gemetaran hanya karena memikirkan objek atau situasi yang ditakuti. Itulah mengapa terapi psikologi seperti desensitisasi atau terapi paparan ini diperlukan untuk membantu pasien mengendalikan rasa takutnya.

Seperti namanya, Anda akan secara sengaja dihadapkan dengan pemicu fobia. Prinsipnya, jika Anda dipertemukan dengan pemicu fobia secara terus menerus, tubuh akan merespons teror tersebut dengan melepaskan hormon-hormon stres yang menimbulkan gejala-gejala fobia.

Para ahli berpendapat bahwa paparan terhadap pemicu fobia secara bertahap dan berkelanjutan dapat mengurangi sensitivitas seseorang menghadapi pemicu tersebut. 

Sederhananya, Anda dilatih menghadapi pemicu fobia tersebut secara perlahan, bertahap, dan berkelanjutan.

Seperti apa prosedur terapi desensitisasi?

Terapi desensitisasi merupakan bagian dari terapi CBT yang dilakukan di bawah pengawasan seorang psikiater. Terapi CBT bertujuan untuk mengubah proses pola pikir serta perilaku Anda jadi lebih baik.

Sesi konseling pertama diawali dengan menggali informasi dasar mengenai latar belakang diri Anda, kebiasaan dan rutinitas, hingga hal-hal seputar fobia Anda.

Psikiater kemudian akan mengajarkan Anda teknik-teknik relaksasi yang untuk membuat Anda tetap tenang ketika menghadapi pemicu fobia, misalnya teknik pernapasan dalam, self-hypnosis, dan meditasi untuk mengosongkan pikiran.

Selanjutnya, Anda akan diminta untuk memberi skor angka dari terendah ke paling tinggi untuk mengetahui seberapa takutnya Anda terhadap si pemicu fobia tersebut. Pemberian skor ini juga disituasikan dengan jenis pemicu yang berbeda, agar hasilnya lebih akurat.

Misalnya, berpikir mengenai laba-laba (jika Anda fobia laba-laba alias arachnophobia) membuat Anda merasa takut dengan skor 10. Sementara itu, melihat foto laba-laba membuat ketakutan Anda jadi bernilai 25. Jika melihat langsung dari jarak jauh skornya menjadi 50. Apabila ada laba-laba merangkak di lengan, tingkat rasa takut Anda akan mencapai 100.

Setelah membuat skor tersebut, psikiater kemudian akan membuat Anda terpapar pemicu fobia secara perlahan. Dimulai dari yang paling rendah, yaitu meminta Anda untuk membayangkan laba-laba. 

Sementara Anda membayangkan hal itu, ia akan memandu Anda untuk memulai teknik relaksasi yang diajarkan. Setelah Anda terbiasa untuk membayangkan laba-laba tanpa bereaksi berlebihan, kemudian Anda akan “naik level” desensitisasi.

Selanjutnya, psikiater akan meminta Anda melihat foto laba-laba, dan begitu seterusnya sampai Anda berhadapan langsung dengan laba-laba hidup.

Setiap kali akan naik level, psikiater akan lebih dulu menilai perkembangan Anda sebelum melanjutkan terapi ke jenjang berikutnya sampai akhirnya Anda sudah merasa tidak takut lagi dan terbebas dari fobia.

Apakah cara ini aman dan efektif?

Mengatasi fobia dengan cara desensitisasi ini tidak bisa sembarangan. Sebelum psikiater menerapkan terapi ini, biasanya Anda akan diminta untuk menceritakan masalah atau kesulitan yang sedang dihadapi untuk mencari tahu kemungkinan penyebabnya. 

Setelah itu, Anda dan terapis akan berdiskusi untuk menentukan perubahan apa yang ingin diwujudkan dan tujuan apa yang ingin dicapai.

Pada akhirnya, terapi perilaku dan kognitif dapat membantu Anda menyadari bahwa situasi, benda atau hewan yang Anda takuti selama ini ternyata tidak seburuk yang dibayangkan dan tidak membahayakan nyawa.

Teknik desensitisasi ini perlu dilakukan beberapa kali hingga akhirnya Anda menjadi terbiasa dan tidak merasakan ketakutan lagi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penggunaan teknik ini ternyata cukup ampuh untuk membantu mengatasi fobia.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Phobias – Mind. (2021). Retrieved October 29, 2021, from https://www.mind.org.uk/information-support/types-of-mental-health-problems/phobias/about-phobias/ 

What causes phobias? – Mind. (2021). Retrieved October 29, 2021, from https://www.mind.org.uk/information-support/types-of-mental-health-problems/phobias/causes-of-phobias/ 

Treatment for phobias – Mind. (2021). Retrieved October 29, 2021, from https://www.mind.org.uk/information-support/types-of-mental-health-problems/phobias/treatment/ 

Exposure Therapies for Specific Phobias – Society of Clinical Psychology. (n.d.). Retrieved October 29, 2021, from https://div12.org/treatment/exposure-therapies-for-specific-phobias/ 

McLeod, S. (2021). Systematic Desensitization as a Counter-conditioning Process – Simply Psychology. Retrieved October 29, 2021, from https://www.simplypsychology.org/Systematic-Desensitisation.html 

Anxiety Disorders – National Alliance on Mental Illness. (2017). Retrieved October 29, 2021, from https://www.nami.org/About-Mental-Illness/Mental-Health-Conditions/Anxiety-Disorders 

Psychotherapy – National Alliance on Mental Illness. (n.d.). Retrieved October 29, 2021, from https://www.nami.org/About-Mental-Illness/Treatments/Psychotherapy 

Agoraphobia – Cleveland Clinic. (2020). Retrieved October 29, 2021, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15769-agoraphobia 

Kaczkurkin, A., & Foa, E. (2015). Cognitive-behavioral therapy for anxiety disorders: an update on the empirical evidence. Dialogues In Clinical Neuroscience, 17(3), 337-346. https://doi.org/10.31887/dcns.2015.17.3/akaczkurkin

Hayes-Skelton, S., Roemer, L., Orsillo, S., & Borkovec, T. (2013). A Contemporary View of Applied Relaxation for Generalized Anxiety Disorder. Cognitive Behaviour Therapy, 42(4), 292-302. https://doi.org/10.1080/16506073.2013.777106

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Shylma Na'imah

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Mengenal Iatrofobia, Fenomena Takut ke Dokter Sampai Jadi Panik dan Mual

Fobia


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan