Meski kondisi ini tergolong sebagai gangguan kecemasan yang cukup parah, bukan berarti bisu selektif tidak bisa disembuhkan. Namun, biasanya semakin bertambah usia, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi mutisme selektif.
Sebelum mempelajari metode apa saja yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi ini, ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi efektivitas dari pengobatan atau terapi, di antaranya:
- Lama terjadinya selective mutism.
- Ada atau tidaknya masalah atau gangguan lain yang berkaitan dengan berbicara.
- Pengaruh lingkungan, semakin banyak dukungan yang didapatkan, semakin efektif pengobatan atau terapi yang dijalani.
Di bawah ini adalah berbagai metode yang bisa Anda coba lakukan jika ingin mengatasi bisu selektif, diantaranya:
1. Cognitive behavioral therapy (CBT)
Salah satu jenis terapi psikologi ini dilakukan dengan membantu pasien untuk lebih fokus terhadap dirinya sendiri, dunia, dan orang lain. Kemudian, pasien akan diminta untuk menjelaskan bagaimana ketiga hal tersebut memengaruhi perasaan dan pola pikirnya selama ini.
Terapi yang juga sering disebut sebagai terapi bicara ini juga akan membicarakan tentang kekhawatiran yang dimiliki oleh pasien. Lalu, pasien akan diajak untuk memahami bagaimana rasa cemas yang dimilikinya memengaruhi tubuh dan perilakunya.
Tidak hanya itu, pasien akan diajari berbagai teknik dan strategi untuk menghadapi kecemasan yang dialaminya. Meski terapi ini bisa dilakukan oleh anak, cognitive behavioral therapy lebih efektif untuk remaja atau orang dewasa.
2. Behavioral therapy
Terapi yang satu ini sebenarnya bisa dilakukan bersamaan dengan melakukan CBT. Pasalnya, alih-alih mencari tahu mengenai pola pikir dan perasaan pasien, behavioral therapy cenderung fokus untuk mendorong pasien dalam melawan rasa takutnya tahap demi tahap.
Artinya, dalam proses terapi ini, pasien akan didorong untuk mulai mengubah perilaku atau kebiasaan buruknya menjadi kebiasaan-kebiasaan yang baik untuk melawan selective mutism yang dialami.
3. Teknik fading
Menurut National Health Service, teknik fading juga bisa dilakukan untuk membantu pasien yang mengalami bisu selektif. Teknik ini diawali dengan pasien berbicara dalam situasi yang nyaman dengan orang terdekat, misalnya orangtua.
Di tengah-tengah percakapan, orangtua mengenalkan orang baru kepada pasien dan melibatkannya dalam pembicaraan. Setelah pasien mulai bisa beradaptasi dengan kedatangan orang baru dan bisa berbicara dengannya, kemudian orangtuanya perlahan pergi sehingga tinggal pasien dan orang baru tersebut.
Setelah itu, orang baru ini mengenalkan dan melibatkan orang-orang baru lainnya dalam percakapan dengan metode yang sama.
4. Desentisitasi
Teknik yang satu ini bertujuan untuk mengurangi sensitivitas pasien terhadap respons orang lain saat mendengarkan suaranya. Hal ini bisa dimulai dengan saling mengirimkan rekaman suara atau video pada orang lain.
Setelah dilakukan untuk beberapa lama, pasien bisa meningkatkan komunikasi dua arah ini dengan telepon langsung atau melakukan video call dengan orang lain.
5. Shaping
Sementara itu, shaping melibatkan berbagai teknik untuk membantu pasien memberikan respons yang positif saat berbicara dengan orang lain secara bertahap.
Tentu saja, pasien tidak akan diminta untuk berbicara dengan orang lain secara langsung. Metode ini bisa dilakukan dengan meminta pasien membaca dengan suara keras, kemudian bergantian membaca dengan orang lain.
Setelah itu, pasien akan diminta untuk mengikuti permainan interaktif di mana ada orang lain yang terlibat di dalamnya. Baru setelah melalui tahapan tersebut, pasien akan perlahan diminta berbicara dengan lawan bicaranya.
6. Penggunaan obat-obatan
Pada kondisi ini, obat-obatan hanya digunakan untuk remaja dan orang dewasa saat kecemasan yang dimilikinya menyebabkan depresi dan berbagai gangguan mental lainnya. Meski demikian, antidepresan biasanya akan diresepkan oleh dokter atau ahli medis untuk membantu proses terapi.
Obat-obatan ini dapat membantu mengurangi rasa cemas, khususnya jika percobaan terapi sebelumnya masih belum berhasil. Namun, selalu diskusikan terlebih dahulu mengenai penggunaan obat dengan dokter.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar