backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Mengenal Scopophobia, Rasa Takut Berlebihan Saat Ditatap

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Klinik Chika Medika


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 6 hari lalu

Mengenal Scopophobia, Rasa Takut Berlebihan Saat Ditatap

Ketakutan berlebihan terhadap objek, makhluk hidup, atau situasi tertentu yang dialami pengidap fobia terkadang sulit dijelaskan. Kondisi inilah yang dirasakan oleh seseorang dengan scopophobia atau ketakutan terhadap tatapan.

Apa itu scopophobia?

Scopophobia adalah ketakutan yang berlebihan dan tidak masuk akal saat ditatap. Salah satu bentuk gangguan kecemasan ini bisa muncul dalam tingkat keparahan yang berbeda.

Merasa takut saat memperoleh tatapan mengintimidasi ketika melakukan wawancara kerja atau berpidato di depan umum tentu merupakan hal yang wajar.

Namun, kondisi yang juga disebut scoptophobia ini bisa membuat seseorang ketakutan hanya dengan kontak mata biasa, seperti ketika berbincang dengan pasangan atau teman.

Alhasil, kondisi ini cenderung membuat seseorang yang mengalaminya menghindari situasi yang mengharuskan untuk kontak mata dengan orang lain. Hal ini tentu sangat mengganggu kehidupan sosial.

Penting untuk segera menemui dokter atau psikolog. Pasalnya, rasa takut yang dialami oleh pengidap scopophobia cenderung memburuk bila tidak ditangani.

Tanda dan gejala scopophobia

takut akan penolakan, scopophobia

Scopophobia digolongkan sebagai gangguan kecemasan sosial (social anxiety disorder).

Ketika mengidap scoptophobia, setiap orang bisa memiliki gejala yang berbeda, sesuai tingkat keparahannya. Namun, kondisi ini memang kerap ditandai dengan gejala psikologis dan fisik.

Gejala psikologis

Berikut ini adalah perubahan psikologis yang dialami seorang scopophobia saat menerima tatapan.

  • Berusaha menjaga jarak atau menghindari sama sekali interaksi dengan orang lain.
  • Ketakutan dan kecemasan yang intens selama berada dalam situasi sosial.
  • Sulit fokus atau berkonsentrasi penuh setelah bersosialisasi.
  • Takut atau malu terhadap gejala fisik akibat gangguan kecemasan, seperti berkeringat, muka memerah, serta suara dan tubuh gemetar.
  • Khawatir berlebihan akan mempermalukan diri sendiri di depan orang lain.

Gangguan kecemasan sosial pada kaum muda

Sekitar 1 dari 3 orang (36%) kaum muda mengidap social anxiety disorder. Hal ini dijelaskan dalam sebuah studi terbitan jurnal PLOS One (2020) yang menyurvei 6.825 responden berusia 16–29 tahun dari tujuh negara, termasuk Indonesia.

Gejala fisik

Berikut ini adalah perubahan fisik yang dialami seorang scopophobia saat menerima tatapan.

  • Wajah memerah.
  • Detak jantung cepat.
  • Tubuh gemetar.
  • Otot tegang.
  • Berkeringat.
  • Sakit perut.
  • Mual.
  • Kesulitan mengatur pernapasan.
  • Pusing dan sakit kepala ringan.

Tidak semua pengidap gangguan ini mengalami gejala yang sama. Beberapa mungkin mengalami gejala yang belum tercantum di atas.

Jika Anda masih ragu pada tanda dan gejala scopophobia, konsultasikan dengan dokter atau psikolog untuk memperoleh informasi lebih lanjut.

Fobia terhadap tatapan juga membuat seseorang lebih rentan mengalami erythrophobia atau ketakutan berlebihan karena wajah memerah.

Penyebab scopophobia

Sejauh ini, penyebab scopophobia belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, pada sebagian kasus, hal ini dapat terjadi setelah seseorang mengalami trauma psikologis.

Orang yang mengalami kecelakaan atau perundungan (bullying) pada masa anak-anak hingga remaja lebih berisiko memiliki fobia terhadap tatapan orang lain.

Selain itu, seseorang dengan epilepsi atau sindrom Tourette juga berpeluang lebih tinggi untuk memiliki scopophobia. Pasalnya, kedua kondisi ini bisa menyebabkan gerak-gerik tubuh secara spontan.

Gerak-gerik itulah yang bisa menarik perhatian orang lain sehingga membuat pengidapnya merasa tidak nyaman.

Diagnosis scopophobia

Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala fobia melihat tatapan, segera konsultasi dengan dokter atau psikolog agar gangguan mental ini mampu teratasi dengan baik.

Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) tidak menjelaskan scopophobia secara spesifik. Namun, kondisi ini dapat didiagnosis sebagai gangguan kecemasan sosial.

Adapun, beberapa kriteria diagnosis untuk gangguan kecemasan sosial adalah sebagai berikut.

  • Takut atau cemas terhadap satu atau lebih situasi sosial yang mengharuskan adanya interaksi atau pengawasan dari orang lain.
  • Takut terhadap tindakan yang muncul akibat gejala kecemasan sehingga dinilai memalukan atau menyinggung orang lain.
  • Segala situasi sosial hampir selalu menimbulkan ketakutan dan kecemasan.
  • Menghindari situasi sosial atau menghadapinya, tetapi dengan ketakutan dan kecemasan yang intens.
  • Ketakutan dan kecemasan yang tidak sebanding dengan ancaman sebenarnya dari suatu situasi sosial.
  • Kecemasan, ketakutan, dan penghindaran berlangsung selama enam bulan atau lebih serta menyebabkan gangguan dalam kehidupan sosial.
  • Gejala yang timbul tidak disebabkan oleh penyalahgunaan obat atau zat adiktif lain.
  • Gejala tidak dapat dijelaskan oleh situasi maupun diagnosis lain.

Untuk memastikan diagnosis, pasien juga akan menjalani tes fisik dan wawancara. Ini dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi lain yang menimbulkan respon serupa scopophobia.

Cara mengobati scopophobia

Berbagai metode dapat dilakukan untuk mengobati fobia, termasuk scoptophobia. Berikut ini adalah beberapa di antaranya.

1. Psikoterapi

Terapi psikologis atau psikoterapi dapat digunakan untuk membantu menangani berbagai gangguan mental.

Dalam mengatasi fobia, psikolog Anda bisa memberikan terapi pemaparan dan terapi perilaku kognitif.

  • Terapi paparan (exposure therapy): Menghadapkan pasien dengan kondisi yang menyebabkan fobia secara bertahap.
  • Terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy): Mengenali pola pikir dan perilaku negatif saat bereaksi pada pemicu kecemasan, lalu mengubahnya menjadi lebih positif.

2. Obat-obatan

Beberapa jenis obat-obatan, termasuk obat penenang dan antidepresan memiliki manfaat untuk mengatasi gejala kecemasan yang timbul saat menghadapi situasi sosial.

Meski efektif untuk mengurangi gejala yang timbul akibat scopophobia, penggunaan obat medis harus disesuaikan dengan izin dan resep dari dokter.

Scopophobia adalah kondisi yang dapat membatasi kehidupan sosial seseorang. Apabila tidak ditangani, kondisi ini akan mengganggu aktivitas dan produktivitas pengidapnya secara bertahap.

Catatan

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Klinik Chika Medika


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 6 hari lalu

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan