backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Mengenal Scopophobia, Rasa Takut Berlebihan Saat Ditatap

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Klinik Chika Medika


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 08/08/2022

Mengenal Scopophobia, Rasa Takut Berlebihan Saat Ditatap

Rasa takut berlebihan terhadap suatu objek, mahkluk hidup, atau situasi tertentu yang dialami pengidap fobia terkadang sulit dijelaskan. Salah satunya ialah fobia saat melihat tatapan dari orang lain atau yang juga dikenal sebagai scopophobia.

Apa itu scopophobia?

takut akan penolakan, scopophobia

Scopophobia adalah ketakutan yang berlebihan dan tidak masuk akal saat ditatap. Salah satu bentuk gangguan kecemasan ini bisa muncul dalam tingkat keparahan yang berbeda.

Seseorang mungkin akan merasa sangat takut saat memperoleh tatapan yang mengintimidasi, misalnya saat melakukan wawancara kerja atau berpidato di depan umum.

Akan tetapi, kondisi yang juga disebut sebagai scoptophobia ini bisa muncul saat kontak mata biasa, seperti ketika berbincang dengan pasangan atau teman.

Orang dengan fobia saat ditatap cenderung menghindari situasi yang mengharuskan mereka kontak mata dengan orang lain. Hal ini tentu sangat mengganggu kehidupan sosialnya.

Penting untuk segera menemui dokter atau psikolog. Pasalnya, rasa takut yang dialami oleh pengidap scopophobia cenderung memburuk bila tidak ditangani.

Tanda dan gejala scopophobia

social anxiety disorder

Scopophobia digolongkan sebagai gangguan kecemasan sosial (social anxiety disorder). Gejala yang dialami setiap orang tidak selalu sama, tergantung pada tingkat keparahannya.

Orang yang memiliki fobia ini umumnya akan merasa tidak nyaman saat ditatap. Mereka juga lebih rentan mengalam erythrophobia, yakni ketakutan berlebihan akan wajah yang memerah.

Selain kedua hal ini, ada pula sejumlah gejala fobia secara psikologis dan fisik seperti berikut.

Gejala psikologis

  • Berusaha menjaga jarak atau menghindari sama sekali interaksi dengan orang lain.
  • Ketakutan dan kecemasan yang intens selama berada dalam situasi sosial.
  • Tidak mampu untuk fokus dan konsentrasi penuh setelah menghadapi situasi sosial.
  • Takut akan gejala fisik yang menimbulkan rasa malu, seperti berkeringat, muka memerah, serta suara dan tubuh gemetar.
  • Khawatir berlebihan akan mempermalukan diri sendiri di depan orang lain.

Gejala fisik

  • Wajah memerah.
  • Detak jantung cepat.
  • Tubuh gemetar.
  • Otot tegang.
  • Berkeringat.
  • Sakit perut.
  • Merasa mual.
  • Kesulitan mengatur pernapasan.
  • Pusing dan sakit kepala ringan.

Tidak semua pengidap gangguan ini mengalami gejala yang sama. Mungkin terdapat gejala lain yang dialami dan belum tercantum pada daftar di atas.

Jika Anda masih ragu pada tanda dan gejala scopophobia, konsultasikan dengan dokter atau psikolog untuk memperoleh informasi lebih lanjut.

Gangguan kecemasan sosial pada kaum muda

Sekitar 1 dari 3 orang (36%) kaum muda mengidap social anxiety disorder. Hal ini dijelaskan dalam sebuah studi terbitan jurnal PLOS One (2020) yang menyurvei 6.825 responden berusia 16–29 tahun dari tujuh negara, termasuk Indonesia.

Mengapa seseorang mengalami fobia saat ditatap?

Penyebab scopophobia belum diketahui dengan pasti. Akan tetapi, pada sebagian kasus, hal ini dapat terjadi setelah seseorang mengalami trauma psikologis.

Orang yang mengalami kecelakaan atau perundungan (bullying) pada masa anak-anak hingga remaja lebih berisiko mengalami fobia akan tatapan orang lain.

Di samping itu, seseorang yang mengidap epilepsi atau sindrom Tourette juga berpeluang lebih tinggi untuk mengalami jenis gangguan kecemasan sosial ini.

Kedua kondisi tersebut bisa menyebabkan gerak-gerik tubuh secara spontan. Hal ini tentu akan menarik perhatian orang lain dan membuat pengidapnya merasa tidak nyaman.

Diagnosis scopophobia

psikolog dan psikiater konseling pandemi

Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala fobia melihat tatapan, segera konsultasi dengan dokter atau psikolog agar gangguan mental ini mampu teratasi dengan baik.

Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) tidak menjelaskan scopophobia secara spesifik. Namun, kondisi ini dapat didiagnosis sebagai gangguan kecemasan sosial.

Adapun, beberapa kriteria diagnosis untuk gangguan kecemasan sosial yakni sebagai berikut.

  • Ketakutan atau kecemasan terhadap satu atau lebih situasi sosial yang mengharuskan adanya interaksi atau pengawasan dari orang lain.
  • Ketakutan terhadap tindakan yang muncul akibat gejala kecemasan yang dianggap dapat memalukan atau menyinggung orang lain.
  • Segala situasi sosial hampir selalu menimbulkan ketakutan dan kecemasan.
  • Menghindari situasi sosial atau menghadapinya, tetapi dengan ketakutan dan kecemasan yang intens.
  • Ketakutan dan kecemasan tidak sebanding dengan ancaman sebenarnya yang dapat timbul dari suatu situasi sosial.
  • Kecemasan, ketakutan, dan penghindaran berlangsung selama enam bulan atau lebih serta menyebabkan gangguan dalam kehidupan sosial.
  • Gejala yang timbul tidak disebabkan efek penyalahgunaan obat atau zat adiktif lain.
  • Gejala tidak dapat dijelaskan oleh situasi maupun diagnosis lain.

Selain itu, orang tersebut juga akan menjalani tes fisik dan wawancara untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi lain di luar yang memicu scopophobia.

Cara menangani scopophobia

Berbagai metode dapat dilakukan untuk mengobati fobia, di antaranya terapi psikologis (psikoterapi), obat-obatan, maupun kombinasi keduanya.

1. Psikoterapi

Terapi psikologis atau psikoterapi membantu menangani berbagai gangguan mental. Dalam mengatasi fobia, psikolog Anda bisa memberikan terapi pemaparan dan terapi perilaku kognitif.

  • Terapi paparan (exposure therapy): membantu secara bertahap menghadapi situasi yang sering dihindari karena menimbulkan kecemasan.
  • Terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy): membantu mengenali pola pikir dan perilaku negatif saat bereaksi pada pemicu kecemasan, lalu mengubahnya agar lebih positif.

2. Obat-obatan

Beberapa jenis obat-obatan, termasuk obat penenang dan antidepresan memiliki manfaat untuk mengobati gejala kecemasan yang timbul saat menghadapi situasi sosial.

Meski efektif untuk mengurangi gejala yang timbul akibat scopophobia, penggunaan obat medis sebaiknya harus disesuaikan dengan izin dan resep dari dokter Anda.

Scopophobia adalah kondisi yang dapat membatasi kehidupan sosial seseorang. Apabila tidak ditangani, kondisi ini akan membatasi aktivitas sehari-hari pengidapnya secara bertahap.

Catatan

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Klinik Chika Medika


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 08/08/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan