backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Rhabdophobia (Fobia Sihir)

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 15/08/2023

Rhabdophobia (Fobia Sihir)

Saat mendengar kata sihir, beberapa orang mungkin mempertanyakan kebenarannya. Namun, tidak sedikit pula yang merasa ketakutan. Jika Anda merupakan salah satu yang muda ketakutan hanya dengan mendengar kata sihir, Anda bisa saja mengalami kondisi yang disebut rhabdophobia.

Lantas, bagaimana rhabdophobia memengaruhi perilaku dan kesehatan mental seseorang? Adakah hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi ini? Simak ulasan berikut untuk mengetahui jawabannya.

Apa itu rhabdophobia?

Rhabdophobia adalah salah satu jenis fobia spesifik yang membuat seseorang takut terhadap sihir. Mereka percaya pada keberadaan penyihir atau pesulap yang bisa membodohi, menipu, atau melukai dirinya.

Bukan hanya saat menemui penyihir secara langsung, seseorang dengan rhabdophobia juga bisa ketakutan saat melihat pertunjukan sulap atau sihir di televisi.

Bahkan terkadang, dengan mendengarnya saja, mereka bisa membayangkan apa saja yang mengancamnya.

Tahukah Anda?

Seseorang dianggap mengalami rhabdophobia jika merasakan ketakutan berlebih pada sihir selama minimal enam bulan. Begitu juga dengan jenis fobia lainnya.

Tanda dan gejala rhabdophobia

takut akan penolakan

Sama seperti jenis fobia spesifik lainnya, gejala utama rhabdophobia adalah ketakutan yang tidak rasional pada objek tertentu.

Pada kondisi ini, objek yang menjadi pemicunya adalah sihir dan hal-hal magis yang berhubungan dengannya.

Selain itu, melansir dari laman Mayo Clinic, berikut adalah gejala umum pada seseorang yang mengalami rhabdophobia.

  • Mengalami reaksi fisik seperti peningkatan detak jantung, dada sesak, kesulitan bernapas, mual, gemetar, pusing, hingga muntah.
  • Selalu berupaya menjauh dari segala hal yang berhubungan dengan sihir.
  • Panik, cemas, dan takut saat melihat segala hal yang berhubungan dengan sihir.
  • Memiliki gangguan dalam fungsi sosial atau pekerjaan.
  • Kehilangan kemampuan berpikir realistis jika berhadapan dengan sihir.
  • Seseorang dengan rhabdophobia sadar bahwa ketakutan yang dimilikinya tidak masuk akal. Namun, mereka tetap tidak bisa mengendalikan kondisi tersebut.

    Setiap orang mungkin mengalami gejala fobia yang berbeda, termasuk yang tidak disebutkan di atas.

    Jika Anda merasa takut, tidak nyaman, atau bahkan mengalami gejala fisik setiap kali mendengar segala hal tentang sihir, sebaiknya konsultasikan ke psikolog.

    Penyebab rhabdophobia

    Sampai saat ini, penyebab rhabdophobia belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, fobia spesifik kerap dikaitkan dengan beberapa kondisi seperti berikut.

    • Genetik: terdapat anggota keluarga yang mengalami rhabdophobia atau bentuk gangguan kecemasan lainnya.
    • Peristiwa traumatis: insiden di masa kecil yang memicu ketakutan berlebih pada sihir, misalnya pengalaman buruk saat menonton pertunjukan sulap. 
    • Lingkungan: seseorang yang tumbuh di lingkungan dengan ketakutan berlebih pada sihir.

    Faktor-faktor di atas bisa jadi saling berkaitan dalam membentuk rasa takut berlebihan seseorang pada sihir.

    Diagnosis rhabdophobia

    Wawancara klinis dan pemeriksaan terhadap riwayat keluarga merupakan dua hal yang akan dilakukan untuk memeriksa seseorang dengan dugaan rhabdophobia.

    Penting untuk menjelaskan secara detail gejala apa saja yang Anda rasakan setiap kali mendengar, membayangkan, atau bertemu dengan hal-hal yang berhubungan dengan sihir.

    Setelah itu, psikolog atau psikiater akan melakukan diagnosis lanjutan sesuai kriteria Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM-5).

    Tidak hanya berguna dalam proses diagnosis kondisi kejiwaan, DSM-5 juga membantu psikiater dalam mempelajari kinerja otak pada pengidap fobia sihir.

    Kesadaran bahwa Anda memiliki fobia merupakan hal yang penting untuk memudahkan proses diagnosis.

    Pengobatan rhabdophobia

    Perawatan rhabdophobia bisa melibatkan kombinasi antara terapi dan obat-obatan, tergantung dengan gejala yang Anda alami dan kondisi psikologis yang Anda miliki.

    Berikut adalah cara mengatasi fobia terhadap sihir yang bisa Anda dapatkan dari penyedia layanan kesehatan.

    1. Terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy/CBT)

    Terapi perilaku kognitif bertujuan untuk memperbaiki pola pikir dan perilaku yang keliru pada diri pasien.

    Dengan begitu, pasien bisa membentuk respons yang berbeda saat menghadapi pemicu rasa takutnya, dalam hal ini yaitu hal-hal berbau magis.

    Terapis akan membantu pasien selama terapi. Penting untuk diingat bahwa terapi bisa dilakukan dalam beberapa kali pertemuan. Jadi, jangan sampai Anda melewatkannya.

    2. Terapi pemaparan

    Sesuai dengan namanya, terapi pemaparan bertujuan untuk membiasakan Anda dengan situasi, kondisi, atau objek yang membuatnya ketakutan.

    Terapi ini akan dilakukan secara bertahap dan berulang sehingga Anda bisa belajar mengolah kecemasan.

    Terapis akan membimbing Anda untuk menghilangkan ketakutan saat memikirkan sihir, melihat gambar atau video terkait sihir, hingga menghadapi hal-hal berbau sihir secara langsung. 

    3. Pengobatan

    Pemberian obat bukan bertujuan untuk mengatasi rasa takut terhadap sihir, melainkan gejala yang menyertainya.

    Dua macam obat yang biasanya diresepkan oleh psikiater yakni benzodiazepin dan beta blocker. Benzodiazepin bermanfaat untuk menurunkan kecemasan berlebih.

    Sementara itu, beta blockers akan menghalangi efek stimulasi adrenalin yang membuat seseorang mengalami peningkatan detak jantung atau gemetar saat merasa takut.

    Obat-obatan tersebut hanya bisa tersebut hanya bisa diminum dengan resep dokter. Pastikan untuk tidak menghentikan pengobatan tanpa anjuran dokter.

    Selain melakukan perawatan dengan psikolog serta penyedia layanan kesehatan lainnya, Anda mungkin juga dianjurkan untuk menerapkan pola hidup sehat supaya pengobatan bisa memberikan hasil maksimal.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

    General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


    Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 15/08/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan