backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Stop Menyebarkan Foto Korban Kecelakaan, Ini Dampaknya

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 07/12/2022

    Stop Menyebarkan Foto Korban Kecelakaan, Ini Dampaknya

    Dengan maraknya penggunaan media sosial, berita mengenai peristiwa yang terjadi sehari-hari jadi lebih mudah menyebar, tak terkecuali tentang kecelakaan lalu lintas. Sayangnya, berita ini juga kerap diikuti dengan menyebarnya foto para korban kecelakaan, terutama bila yang terlibat di dalamnya adalah seorang publik figur.

    Padahal, tak cuma masalah etis, membagikan foto tersebut juga dapat menimbulkan trauma bagi yang melihatnya.

    Sebenarnya, bolehkah memfoto korban kecelakaan?

    menggunakan media sosial yang wajar

    Anda sebenarnya boleh-boleh saja mengambil foto dari tempat kejadian kecelakaan lalu lintas, tergantung tujuannya.

    Foto-foto tersebut dapat menunjukkan bukti penyebab kecelakaan, faktor-faktor yang mungkin berperan dalam kecelakaan tersebut, dan tingkat kerusakan kendaraan atau seberapa parah luka yang diderita para korban sebagai akibat langsung dari dampak tabrakan.

    Terkadang foto atau video ini juga dibutuhkan sebagai bukti untuk tuntutan bila kecelakaan disebabkan oleh kesalahan orang lain. Foto dan video juga dapat membantu mengingatkan detail kejadian yang terlupakan.

    Namun, hal ini akan jadi masalah ketika foto dan video tersebut disebarkan ke khalayak umum di media sosial secara tidak bertanggung jawab. Apalagi bila dalam rekaman tersebut tampak kondisi korban kecelakaan dengan luka parah.

    Dampak melihat foto korban kecelakaan pada kondisi mental

    Pelecehan seksual aplikasi kencan

    Tak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman, melihat foto korban kecelakaan juga bisa memberikan dampak yang lebih jauh pada kondisi mental seseorang. Jika hal ini terjadi berulang kali, trauma bisa saja muncul.

    Perlu diketahui, trauma terbagi menjadi trauma primer dan trauma sekunder. Trauma primer merujuk pada trauma yang muncul dari sebuah insiden atau pengalaman buruk yang dialami sendiri.

    Sedangkan trauma sekunder muncul dari melihat atau mendengar hal-hal buruk yang terjadi pada orang lain tanpa mengalaminya secara langsung.

    Trauma ini dapat menimbulkan perasaan cemas berlebihan, takut, dan tidak bisa rileks. Mungkin Anda pernah sampai tidak bisa tidur karena terbayang-bayang akan foto korban kecelakaan yang Anda lihat.

    Beberapa orang bahkan merasa gelisah sampai-sampai membayangkan bagaimana bila hal tersebut terjadi pada mereka. Karena itu, mereka jadi merasa seakan-akan berada dalam situasi yang berbahaya. Mereka takut ingatan tentang foto tersebut akan terbawa sampai mimpi.

    Belum lagi, ketika mengunggah foto tersebut ke media sosial, Anda tidak bisa memastikan bahwa semua orang yang akan melihatnya tidak memiliki pengalaman traumatis di masa lalu.

    Bayangkan bila foto itu sampai pada orang-orang yang pernah mengalami kecelakaan. Tentu efek traumanya bisa lebih parah. Memori yang berusaha mereka kubur dalam-dalam seakan muncul kembali dengan jelas layaknya putaran video.

    Apalagi bila mereka juga kehilangan orang terdekat dalam peristiwa itu. Mereka jadi harus teringat kembali atas kehilangan yang telah dialami.

    Mengalihkan ketakutan dengan cara yang sehat

    mengecek handphone

    Walau sudah berusaha untuk menghindari topik-topik sensitif yang berkaitan dengan berita kecelakaan yang baru saja terjadi, adakalanya Anda tak bisa menghindar dan telanjur melihat foto atau rekaman video kecelakaan tersebut.

    Agar tidak terus terbayang-bayang, segera isi pikiran dengan hal-hal yang lebih positif. Perlu Anda tahu, otak manusia sebenarnya memiliki fokus yang terbatas. Anda hanya bisa menyimpan sekian banyak pikiran ketika benar-benar dalam kesadaran penuh.

    Oleh karena itu, coba alihkan pikiran negatif dengan memaparkan otak Anda pada sesuatu yang lebih cerah. Tontonlah video atau seri drama yang Anda senangi dan tenggelamkan fokus Anda di sana. Anda juga bisa membuka galeri berisi gambar yang dapat membuat Anda tertawa.

    Ingat, Anda memiliki kemampuan untuk mengendalikan apa yang Anda pikirkan dan bagaimana Anda akan bereaksi. Jadi, bila lain kali Anda menemukan foto korban kecelakaan dalam kondisi yang menyedihkan, segera tutup aplikasi tersebut dan cari konten-konten yang bisa meningkatkan emosi positif.

    Bagi Anda yang menjadi pihak pengirim foto dan video korban kecelakaan, ketahuilah bahwa Anda bisa mengunggah informasi tanpa harus menyertakan gambar.

    Pikirkan kembali perasaan keluarga korban, bayangkan bila hal ini terjadi pada salah satu orang terdekat Anda. Anda tentu tak mau kejadian nahas yang menimpa mereka menjadi tontonan banyak orang di media sosial.

    Tindakan ini sudah termasuk melanggar privasi dan bahkan bisa berujung pada hukuman pidana. Pastinya lebih baik jika Anda tidak ikut-ikutan menyebar foto sembarangan daripada terkena pidana, bukan?

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

    General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


    Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 07/12/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan