Takut pada ular sangatlah wajar, sebab sebagian ular memiliki bisa yang mematikan. Namun, jika membayangkan atau melihat gambar ular saja saja sudah membuat Anda merinding, berkeringat, atau ketakutan setengah mati, ini mungkin saja tanda bahwa Anda memiliki ophidiophobia alias fobia ular.
Mengapa seseorang bisa fobia terhadap ular?
Sejak zaman purba, otak manusia terus berevolusi untuk dapat bertahan hidup. Salah satu bentuk evolusi tersebut adalah membentuk rasa takut terhadap hewan atau apa pun yang tampak berbahaya, termasuk ular, laba-laba, serangga, dan sebagainya.
Hal ini dibahas oleh sebuah penelitian yang dimuat dalam Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America. Pada penelitian tersebut, orang yang takut pada ular cenderung lebih cepat dalam mendeteksi keberadaan hewan ini.
Ketika diteliti, jumlah sel saraf yang merespons adanya ular jauh lebih banyak dibandingkan sel saraf yang menanggapi objek lain. Orang yang fobia ular juga menunjukkan respons yang lebih kentara dan lebih sigap untuk menghindarinya.
Selain faktor tersebut, ada pula kondisi lain yang bisa menyebabkan rasa takut berlebih terhadap ular. Berikut di antaranya:
1. Pengalaman negatif
Pengalaman negatif dengan ular dapat menimbulkan trauma hingga bertahun-tahun, apalagi bila Anda mengalaminya ketika masih kecil. Pengalaman tersebut bisa berupa digigit ular, atau berhadapan dengan peristiwa buruk yang berhubungan dengan ular.
2. Gambaran negatif yang ditunjukkan media
Seseorang bisa saja fobia pada ular karena melihat gambaran negatif yang ditunjukkan media. Misalnya, jika Anda terlalu sering menonton film atau video menakutkan dengan ular di dalamnya, lama-kelamaan otak Anda akan ‘belajar’ untuk takut terhadap ular.
3. Mendengar pengalaman negatif orang lain
Rasa takut bisa menular dari orang lain. Ketika mendengar pengalaman buruk orang lain dengan ular, Anda dapat mengalami ketakutan yang sama. Rasa takut biasanya muncul karena Anda merasa cemas akan dampak buruknya.
4. Sering ditakut-takuti
Bila orangtua, teman, atau orang terdekat lainnya sering menakut-nakuti Anda dengan ular, otak Anda lambat laun akan menganggap bahwa ular memang mengerikan. Rasa takut kemudian semakin bertambah besar dan berkembang menjadi fobia.
Cara mengatasi fobia terhadap ular
Rasa takut sebenarnya membantu Anda dalam menghadapi situasi berbahaya. Ketika merasa takut, tubuh dan pikiran berada dalam kondisi waspada sehingga Anda lebih siap untuk lari ataupun melawan.
Wajar apabila Anda merasa takut saat berhadapan dengan ular sungguhan, tapi fobia berbeda dengan rasa takut biasa. Kondisi ini memicu rasa takut berlebih terhadap ancaman yang tidak nyata, misalnya saat melihat gambar atau mainan berbentuk ular.
Untungnya, ada sejumlah cara yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi fobia ular. Hasilnya mungkin tidak langsung terlihat, tapi bisa membantu mengurangi keparahan gejala saat melihat sesuatu yang berhubungan dengan ular.
Beragam cara tersebut yakni:
1. Terapi paparan
Terapi paparan melatih Anda untuk menghadapi rasa takut. Anda mungkin akan diminta melihat gambar ular, lalu menceritakan emosi dan gejala fisik yang Anda alami kepada terapi. Anda tak perlu cemas, sebab terapi ini akan dilakukan dalam situasi yang aman.
2. Terapi kognitif dan perilaku
Pada terapi ini, Anda bekerja sama dengan terapis untuk mengubah pola pikir keliru yang menyebabkan fobia terhadap ular. Anda mungkin akan diajak belajar tentang ular hingga bisa melihat bahwa ular adalah hewan normal dan bukan objek mengerikan.
3. Obat-obatan
Obat tidak akan menghilangkan rasa takut berlebih pada ular, tapi cara ini membantu meredakan panik yang Anda alami. Perlu diingat bahwa obat dapat menimbulkan ketergantungan, jadi pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter tentang hal ini.
Rasa takut pada ular merupakan hal yang wajar, tapi fobia dapat mengganggu kegiatan sehari-hari. Jika Anda terganggu oleh kondisi ini, konseling dengan psikolog atau psikiater dapat membantu Anda menghadapi rasa takut dengan cara yang lebih sehat. Cari psikiater terdekat dari lokasi Anda dan booking via Hello Sehat.