backup og meta

Gamophobia, Takut Berlebihan pada Pernikahan dan Komitmen

Gamophobia, Takut Berlebihan pada Pernikahan dan Komitmen

Sangatlah wajar bila Anda memiliki banyak pertimbangan soal pernikahan dan komitmen jangka panjang. Namun, bila hal ini menimbulkan ketakutan yang begitu kuat atau bahkan mengganggu kehidupan sehari-hari, bisa saja Anda mengalami sejenis gangguan kecemasan yang disebut gamophobia

Apa itu gamophobia?

Istilah gamophobia berasal dari bahasa Yunani, yaitu “gamos” yang berarti pernikahan dan “phobos” yang berarti ketakutan atau kepanikan.

Gamophobia adalah fobia terhadap pernikahan dan komitmen dalam hubungan. Rasa takut ini sangat ekstrem sehingga orang yang mengalaminya mustahil menjalin hubungan jangka panjang.

Orang-orang fobia ini memiliki perasaan takut berlebihan dan terus-menerus untuk menjalin suatu hubungan, membuat komitmen, dan menikah.

Bahkan, mereka dapat merasakan kecemasan atau panik hanya ketika memikirkan tentang pernikahan.

Fobia spesifik ini berisiko menyulitkan Anda untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Bahkan, ketakutan yang ditimbulkannya bisa memengaruhi kualitas hidup Anda.

Penting diketahui!

Beberapa orang mungkin takut berkomitmen pada rencana jangka panjang, seperti menentukan karier atau mengajukan pinjaman untuk membeli rumah. Rasa takut akan komitmen ini berbeda dengan gamophobia yang khusus mengenai hubungan pribadi.

Ciri-ciri orang dengan gamophobia

rasa takut menikah dan komitmen

Gamophobia termasuk dalam kelompok fobia spesifik. Gangguan kecemasan ini menimbulkan ketakutan ekstrem terhadap hal-hal yang sebenarnya tidak berbahaya.

Pada orang-orang dengan gamophobia, sumber ketakutan berasal dari komitmen atau pernikahan.

Apabila mempunyai fobia menikah atau berkomitmen jangka panjang, kemungkinan Anda bisa menunjukkan ciri-ciri berikut.

  • Tidak mampu menjalin hubungan harmonis dalam jangka panjang.
  • Mengalami kecemasan luar biasa saat menjalin hubungan dan terus-menerus khawatir akan berakhirnya hubungan tersebut.
  • Merasa cemas saat melihat pasangan lain memiliki komitmen yang kuat.
  • Menjauhi pasangan, melarikan diri, atau mengakhiri hubungan secara tiba-tiba.

Selain itu, Anda kemungkinan juga dapat merasakan tanda dan gejala fisik, meliputi:

  • detak jantung cepat,
  • jantung berdebar,
  • keringat berlebihan,
  • sesak napas,
  • nyeri dada,
  • sakit perut,
  • pusing,
  • mual, dan
  • tubuh gemetar atau tremor.

Orang yang mengalami gamophobia mungkin masih bisa menjalin hubungan baru. Namun, ketika memasuki fase serius, mereka akan menunjukkan tanda-tanda ketakutan dan kecemasan.

Dalam kasus yang lebih parah, rasa takut untuk menikah dan berkomitmen ini mungkin dapat menyebabkan seseorang menghindari hubungan sama sekali.

Penyebab gamophobia

Sama halnya dengan fobia spesifik lain, fobia terhadap komitmen dan pernikahan sering kali disebabkan oleh beragam faktor.

Gamophobia bisa mulai muncul pada masa kanak-kanak maupun kelak ketika seseorang mulai beranjak dewasa dan menjalin hubungan asmara dengan orang lain.

Berikut ini adalah sejumlah alasan yang mungkin bisa membuat Anda mengalami jenis fobia ini.

1. Gaya keterikatan tidak aman

Gaya keterikatan atau attachment style merujuk pada cara seseorang membentuk dan menjalin hubungan, khususnya dengan orang tua dan pasangan romantis.

Studi dalam Contemporary Family Therapy (2021) menyebutkan orang dengan attachment style tidak aman sering kali merasa sulit dan takut ditinggalkan saat menjalin hubungan.

2. Perselisihan orangtua

Anak-anak yang tumbuh dengan orangtua yang sering bertengkar atau mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) mungkin takut mengalami situasi yang sama saat dewasa. 

Pasalnya, mereka mengaitkan pernikahan atau komitmen dengan trauma akibat pertengkaran orang tua atau KDRT.

3. Trauma dari hubungan sebelumnya

Trauma akibat hubungan masa lalu juga dapat berkontribusi terhadap munculnya gamophobia.

Menjadi korban pada toxic relationship atau bahkan mengalami perselingkuhan dan perceraian sebelumnya tentu bisa menimbulkan rasa takut untuk menjalani hubungan baru.

4. Faktor genetik dan keturunan

Penelitian menyebutkan bahwa beberapa fobia spesifik dapat diturunkan dalam keluarga. Jika ada anggota keluarga yang memiliki fobia, Anda berisiko mengalami kondisi yang sama.

Penanganan gamophobia

mengatasi fobia

Rasa takut yang berlebihan dan tidak masuk akal untuk menjalin hubungan romantis ini dapat mengganggu aktivitas hingga fungsi Anda dalam kehidupan sehari-hari.

Secara umum, penanganan gamophobia melibatkan terapi psikologis, obat-obatan, atau kombinasi keduanya seperti berikut.

1. Terapi perilaku kognitif

Terapi perilaku kognitif membantu Anda mengenali dan mengubah pola pikir negatif yang berkaitan dengan pernikahan dan komitmen dalam jangka panjang.

Psikolog juga akan mengajarkan Anda keterampilan dalam menangani masalah supaya Anda dapat membangun hubungan yang sehat tanpa rasa takut terhadap komitmen.

2. Terapi desensitisasi

Terapi desensitisasi akan membantu Anda menghadapi sumber ketakutan secara bertahap. 

Contohnya, psikolog mungkin meminta Anda memikirkan tentang pernikahan hingga membuat janji dan menghabiskan lebih banyak waktu bersama pasangan.

Untuk mengatasi rasa takut atau panik yang mungkin muncul, psikolog juga akan mengajarkan teknik relaksasi, seperti pernapasan dalam dan visualisasi.

3. Terapi EMDR

EMDR atau singkatan dari eye movement desensitization and reprocessing adalah kombinasi terapi perilaku kognitif dan latihan visualisasi untuk Anda yang mengalami trauma.

Terapi ini membantu mengurangi dampak pengalaman traumatis, contohnya kekerasan dalam rumah tangga, perselingkuhan, atau perceraian, yang membuat seseorang takut menikah.

4. Obat-obatan

Dalam beberapa kasus, dokter spesialis kejiwaan atau psikiater bisa meresepkan obat-obatan untuk kasus fobia yang cukup berat.

Pengobatan umumnya dipilih bila Anda mengidap gangguan mental lainnya yang terjadi bersama dengan fobia, seperti depresi atau gangguan kecemasan.

Obat-obatan jarang digunakan sebagai terapi tunggal. Konsumsi obat akan dikombinasikan dengan beberapa psikoterapi seperti di atas.

Gamophobia bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan. Bahkan, kondisi ini dapat terjadi bersamaan dengan jenis fobia lain, seperti philophobia atau rasa takut untuk jatuh cinta.

Segera kunjungi psikolog atau psikiater untuk membantu Anda, pasangan, maupun orang terdekat Anda mengatasi fobia atau ketakutan yang ekstrem pada komitmen jangka panjang.

Dengan pengobatan dan dukungan yang tepat, orang-orang yang mengalami gamophobia pun bisa memperbaiki dan menjalin kembali hubungan yang sehat dan bahagia.

Kesimpulan

  • Gamophobia adalah ketakutan ekstrem atau fobia terhadap pernikahan dan komitmen.
  • Pengidap fobia spesifik ini biasanya sulit menjalin hubungan jangka panjang, merasa cemas saat harus berkomitmen, dan bisa meninggalkan pasangannya secara tiba-tiba.
  • Penanganan dapat melibatkan pemberian obat-obatan dan terapi psikologis, seperti terapi perilaku kognitif, terapi desensitisasi, dan terapi EMDR.
  • Dukungan dan penanganan medis yang tepat dapat membantu Anda kembali menjalin hubungan yang sehat dengan orang lain.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Gamophobia (Fear of Commitment): Causes & Treatment. (2022). Cleveland Clinic. Retrieved December 19, 2023, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22570-gamophobia-fear-of-commitment

Specific phobias. (2023). Mayo Clinic. Retrieved December 19, 2023, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/specific-phobias/symptoms-causes/syc-20355156

Specific Phobias. (n.d.). Perelman School of Medicine at the University of Pennsylvania. Retrieved December 19, 2023, from https://www.med.upenn.edu/ctsa/phobias_symptoms.html

Specific Phobia. (n.d.). National Institute of Mental Health (NIMH). Retrieved December 19, 2023, from https://www.nimh.nih.gov/health/statistics/specific-phobia

Scigala, D. K., Fabris, M. A., Badenes-Ribera, L., Zdankiewicz-Scigala, E., & Longobardi, C. (2021). Alexithymia and self differentiation: The role of fear of intimacy and insecure adult attachment. Contemporary Family Therapy, 43(2), 165-176. https://doi.org/10.1007/s10591-021-09567-9

Van Houtem, C., Laine, M., Boomsma, D., Ligthart, L., Van Wijk, A., & De Jongh, A. (2013). A review and meta-analysis of the heritability of specific phobia subtypes and corresponding fears. Journal of Anxiety Disorders, 27(4), 379-388. https://doi.org/10.1016/j.janxdis.2013.04.007

American Psychiatric Association. DSM-5 Task Force. (2013). Diagnostic and statistical manual of mental disorders: DSM-5.

Versi Terbaru

03/01/2024

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Begini Cara Menghilangkan Sifat Posesif agar Hubungan Awet

Keraguan sebelum Menikah Muncul, Harus Apa?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 03/01/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan