backup og meta
Kategori
Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Bahaya Memilih Operasi Caesar Meski Bisa Melahirkan Normal

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Arinda Veratamala · Tanggal diperbarui 03/01/2022

    Bahaya Memilih Operasi Caesar Meski Bisa Melahirkan Normal

    Banyak ibu yang memilih operasi caesar untuk melahirkan anaknya, dibandingkan dengan proses melahirkan normal lewat vagina. Alasannya bisa macam-macam, seperti tidak ingin merasakan sakit, takut melahirkan normal, atau karena ingin bayinya lahir di tanggal yang spesial. Namun, sebelum Anda memilih operasi caesar, sebaiknya Anda ketahui dahulu kelebihan dan kekurangan operasi caesar saat Anda sebenarnya dibolehkan dokter untuk melahirkan dengan cara normal.

    Menentukan tanggal operasi caesar

    Sekarang ini sedang populer melahirkan bayi di ‘tanggal cantik’. Untuk itu, dengan sengaja ibu hamil berbondong-bondong merencanakan kelahirannya di tanggal tertentu, sampai-sampai harus menjadwalkannya dari jauh-jauh hari.

    Namun, apakah di tanggal yang telah ditentukan tersebut bayi Anda sudah siap untuk lahir ke dunia? Pertimbangkan juga kesiapan dan kesehatan bayi Anda. Perlu Anda ketahui bahwa saat Anda menentukan tanggal kelahiran caesar, kehamilan Anda sudah harus berusia 39 minggu atau lebih. Bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 39 minggu dapat meningkatkan risikonya untuk mengalami masalah pernapasan, penyakit kuning, infeksi, dan gula darah rendah.

    Keuntungan operasi caesar

    Beberapa ibu merasa bahwa melahirkan caesar yang dijadwalkan membuatnya lebih mudah untuk mengatur cuti hamil dan mengatur urusan lain di rumah setelah melahirkan daripada menunggu kelahiran normal dengan kontraksi yang tidak nyaman. Sebagian ibu yang lain memilih operasi caesar karena mereka pikir operasi caesar tidak lebih sakit dibandingkan normal.

    Memang, jika dibandingkan dengan kelahiran normal, kelahiran caesar biasanya tidak perlu menghadapi risiko berikut ini:

  • Robek pada vagina atau perineum
  • Rasa sakit pada vagina atau perineum
  • Inkontinensia urin
  • Disfungsi seksual
  • Jika dibandingkan dengan kelahiran normal atau operasi caesar yang tidak direncanakan, operasi caesar yang direncanakan juga memiliki risiko yang lebih rendah terhadap hemoragik (kehilangan banyak darah) selama operasi.

    Namun, sebenarnya operasi caesar dapat lebih menyakitkan daripada kelahiran normal dan dapat mempunyai risiko komplikasi yang lebih tinggi.

    Kekurangan operasi caesar

    Jika Anda memilih operasi caesar karena tidak ingin merasakan rasa sakit saat melahirkan normal, mungkin keputusan Anda ini salah. Mengapa?

    Saat Anda melahirkan caesar mungkin Anda tidak merasakan sakit dalam prosesnya, tetapi setelah operasi caesar, Anda akan merasakan sakit dan Anda membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih kembali. Anda harus berada beberapa hari lagi di rumah sakit sampai kondisi Anda benar-benar pulih dan diiizinkan pulang oleh dokter. Berbeda dengan wanita yang melahirkan normal, ia bisa pulang lebih cepat daripada wanita yang melahirkan caesar.

    Waktu pemulihan ini bisa menyulitkan Anda dalam merawat bayi yang baru lahir. Selain itu, luka sayatan bekas operasi caesar juga bisa membuat Anda tidak nyaman saat menyusui dan Anda harus merawat luka ini dengan baik. Hal ini juga dapat membatasi aktivitas Anda.

    Jangan lupa, caesar merupakan sebuah operasi yang juga memiliki risiko seperti operasi lainnya, yaitu:

    • Perdarahan
    • Infeksi
    • Luka pada kandung kemih atau usus
    • Reaksi terhadap obat
    • Pembekuan darah (trombosis)

    Risiko operasi caesar untuk bayi

    Selain Anda, bayi juga memiliki risiko yang lebih banyak saat dilahirkan dengan cara caesar. Bayi bisa saja mengalami masalah pernapasan. Bayi yang lahir dengan operasi caesar yang direncanakan biasanya akan dirawat secara intensif setelah lahir karena masalah pernapasan. Saat melahirkan normal, secara alami bayi diberi sinyal untuk menghentikan kerja paru-parunya dalam menghasilkan cairan, tapi proses ini tidak terjadi dengan baik saat melahirkan dengan cara caesar. Bayi yang dilahirkan caesar sebelum usia kehamilan 39 minggu lebih mungkin mengalami hal ini.

    Selain itu, bayi juga bisa berisiko mengalami:

    • Masalah pengaturan kadar gula darah
    • Masalah suhu tubuh, bayi yang lahir lebih cepat tidak mampu untuk menjaga kehangatan tubuhnya
    • Masalah makan
    • Penyakit kuning, disebabkan karena kadar bilirubin yang tinggi
    • Masalah pendengaran dan penglihatan
    • Masalah belajar dan perilaku

    Operasi caesar mempersulit Anda merencanakan kelahiran anak selanjutnya

    Ingat, setiap operasi caesar dapat meningkatkan risiko Anda mengalami komplikasi serius pada kehamilan berikutnya, terlebih lagi jika Anda ingin mempunyai banyak anak. Beberapa komplikasi yang bisa Anda alami adalah plasenta previa dan plasenta akreta (plasenta yang tertanam terlalu dalam pada dinding rahim). Keduanya dapat menyebabkan Anda mengalami hemoragik (perdarahan hebat) dan histerektomi (pengangkatan rahim).

    Operasi caesar yang dilakukan berkali-kali juga dapat meningkatkan risiko luka pada jaringan parut serta kerusakan pada kandung kemih dan usus. Hal ini membuat operasi caesar lebih berisiko dan kelahiran berikutnya lebih sulit dilakukan. Oleh karena itu, banyak ahli menyarankan untuk melahirkan normal jika Anda berniat untuk memiliki beberapa anak.

    Jadi, harus bagaimana?

    Jika Anda bisa melahirkan normal, sebaiknya Anda pilih cara itu karena bisa jadi lebih aman. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa melahirkan dengan cara operasi caesar adalah cara yang lebih aman daripada melahirkan normal. Walaupun tampaknya kelahiran normal memberi rasa sakit berlebih, tetapi melahirkan normal memiliki risiko yang lebih sedikit jika Anda tidak memiliki kondisi medis. American College of Obstetricians dan Gynecologists (ACOG) pun menyarankan semua wanita merencanakan kelahiran normal bila memungkinkan.

     

    BACA JUGA

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Arinda Veratamala · Tanggal diperbarui 03/01/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan