backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Strabismus (Mata Juling)

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 10/10/2023

Strabismus (Mata Juling)

Saat melihat ke satu objek, kedua mata Anda umumnya akan mengarah ke arah yang sama pada objek tersebut. Namun pada beberapa orang, antara satu mata dan mata lainnya bisa mengarah ke arah yang berbeda. Kondisi ini disebut juga dengan strabismus atau mata juling.

Apa itu strabismus?

Strabismus atau mata juling adalah kondisi saat posisi kedua mata tidak sejajar dan keduanya bergerak ke arah yang berbeda.

Pada kondisi ini, salah satu mata biasanya mengarah depan, tapi mata yang lain bisa melihat ke samping, atas, atau bawah.

Penyebab mata juling (strabismus) adalah kontrol otot mata yang tidak berfungsi dengan baik. Itu sebabnya, salah satu mata akan berfokus ke arah tertentu, sedangkan mata lainnya melihat ke arah yang berbeda.

Seiring berjalannya waktu, mata yang lebih lemah dan jarang digunakan akan mengakibatkan fenomena “mata malas” atau ambliopia.

Kondisi ini berpotensi menyebabkan kehilangan penglihatan secara permanen.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Strabismus adalah kondisi kelainan pada mata yang lebih sering ditemukan pada anak-anak. Sekitar 1 dari 20 anak menunjukkan gejala strabismus.

Pada anak-anak, mata juling biasanya sudah muncul saat lahir. Namun, mata juling pada bayi sering tidak terdiagnosis hingga berusia 3 bulan.

Sementara itu, tidak sedikit pula kasus mata juling yang ditemukan pada usia dewasa. Mata juling pada orang dewasa bisa disebabkan oleh adanya penyakit atau masalah kesehatan tertentu.

Jenis mata juling (strabismus)

penyebab mata juling

Strabismus terbagi ke dalam beberapa jenis. Klasifikasi mata juling ini dibagi berdasarkan ke arah mana mata melihat, antara lain:

  • Ke arah dalam (esotropia),
  • luar (eksotropia),
  • atas (hipertropia), dan
  • bawah (hipotropia).

Selain arah pergerakan mata, jenis mata juling juga bisa dibedakan berdasarkan frekuensi kejadiannya dan bagian mata mana yang terdampak.

Berikut adalah beberapa jenis strabismus yang umum ditemukan.

1. Accommodative esotropia

Tipe strabismus ini merupakan yang paling sering ditemukan, terutama pada anak-anak berusia 2 tahun atau lebih.

Esotropia akomodatif biasanya terjadi pada orang-orang yang menderita hipermetropi atau rabun dekat.

Pada kondisi ini, salah satu mata melihat ke depan, tapi mata yang lain bergerak ke arah dalam. Akibatnya, mata membutuhkan usaha lebih untuk bisa fokus melihat benda di sekitar.

Esotropia akomodatif dapat ditangani dengan kacamata, tapi terkadang operasi pada otot salah satu mata perlu dilakukan untuk mengatasi kondisi ini.

2. Intermittent exotropia

Jenis mata juling yang satu ini terjadi ketika kedua mata tidak dapat bergerak secara bersamaan.

Salah satu mata akan fokus pada objek atau bergerak ke arah tertentu, sedangkan mata lainnya bergerak ke arah berbeda.

Eksotropia intermiten dapat terjadi pada orang dari setiap kelompok usia. Penanganan untuk kondisi ini biasanya menggunakan kacamata, latihan mata, atau operasi pada salah satu otot mata.

3. Esotropia pada bayi

Jenis lain dari strabismus adalah infantile esotropia. Mata juling ini biasa ditemukan pada bayi berusia di bawah 6 bulan. Kondisi ini ditandai dengan kedua mata yang bergerak ke arah dalam mata.

Pergerakan mata ke arah dalam awalnya terjadi sesekali saja, tapi lama-lama akan berlangsung permanen.

Apa saja tanda dan gejala mata juling (strabismus)?

Strabismus lebih sering ditemukan pada bayi, balita, dan anak-anak. Saat berusia 3 atau 4 bulan, mata bayi seharusnya bisa fokus pada objek yang dekat dengan posisi kedua mata yang lurus dan rata.

Memasuki usia 6 bulan, bayi sudah bisa fokus melihat objek yang jauh.

Namun pada bayi dan anak-anak yang memiliki mata juling, posisi mata akan mengalami perubahan dan perbedaan arah gerak ketika berusaha fokus pada objek tertentu.

Ciri-ciri strabismus sebagian besar bisa dirasakan atau terlihat dengan jelas, tapi ada juga yang mengalami gejalanya sewaktu-waktu seperti muncul untuk beberapa waktu lalu hilang.

Tanda-tanda dan gejala yang paling umum dari strabismus yaitu sebagai berikut.

  • Posisi kedua mata tidak sejajar.
  • Kedua mata tidak melihat ke arah yang sama.
  • Penglihatan ganda.
  • Menutup salah satu mata saat berusaha fokus pada objek tertentu.
  • Pergerakan mata yang tidak terkoordinasi (kedua mata tidak bergerak bersamaan).
  • Kehilangan penglihatan.

Mendeteksi mata juling pada bayi dan anak mungkin akan sedikit sulit bagi beberapa orangtua.

Apabila bayi atau anak Anda sering menutup salah satu mata atau kerap membenarkan posisi kepalanya, mungkin Anda perlu waspada dan memeriksakan anak Anda ke dokter.

Kapan harus ke dokter?

Gangguan penglihatan ini perlu segera diperiksa oleh dokter. Apabila anak mengalami salah satu atau semua gejala di atas, segera konsultasikan ke dokter spesialis mata.
Anda juga perlu segera ke dokter jika anak menunjukkan gejala-gejala, seperti:
  • mata juling pada saat melihat ke arah tertentu,
  • mata terasa sakit dan kaku,
  • sakit kepala setiap berusaha fokus melihat,
  • mata sulit digerakkan, dan
  • penglihatan pada salah satu mata menurun.
Waspadai juga jika anak mengalami gangguan belajar di sekolah yang disebabkan oleh ketidakmampuan anak untuk melihat materi pembelajaran di papan tulis dengan jelas.

Apa penyebab mata juling (strabismus)?

operasi mata juling

Pada kebanyakan kasus, penyebab mata juling dipengaruhi oleh faktor keturunan sehingga disebut juga dengan strabismus bawaan.

Secara umum mata juling disebabkan oleh pergerakan otot mata yang tidak berfungsi dengan baik.

Seperti yang dijelaskan dalam American Optometric Association, terdapat enam otot berbeda di setiap mata. Otot-otot ini bekerja secara bersamaan untuk menggerakkan mata.

Dengan begitu, kedua mata Anda bisa fokus melihat suatu objek secara bersamaan.

Pada penderita strabismus, otot-otot mata tersebut tidak mampu bekerja bersamaan. Akibatnya, salah satu mata fokus melihat ke suatu objek, sedangkan yang lainnya melihat ke arah yang berbeda.

Hal tersebut menyebabkan retina mengirimkan dua sinyal berbeda ke otak. Ini tentu dapat membingungkan otak dalam memproses sinyal menjadi gambar.

Seringnya otak akan mengabaikan sinyal yang dikirim oleh mata yang fokus dan pergerakannya lebih lemah.

Jika terus dibiarkan, mata yang diabaikan otak mungkin saja mengalami penurunan fungsi dan lama-kelamaan akan kehilangan kemampuan melihat dengan baik.

Kehilangan pandangan ini disebut ambliopia atau “mata malas”. Ambliopia yang terjadi terlebih dulu juga dapat menjadi penyebab mata juling.

Selain itu, terdapat juga beberapa kondisi kesehatan yang bisa menjadi penyebab mata juling pada anak-anak, seperti berikut ini.

  • Apert Syndrome (kelainan genetik yang memengaruhi pertumbuhan tengkorak).
  • Cerebral palsy.
  • Congenital rubella.
  • Hemangioma dekat mata selama masa bayi.
  • Incontinentia Pigmenti Syndrome (kelainan genetik langka yang memengaruhi kulit).
  • Noonan Syndrome (kelainan genetik langka yang memengaruhi tampilan wajah).
  • Prader-Willi Syndrome (kondisi genetik yang menyebabkan terbentuknya otot yang lemah).
  • Retinopathy of prematurity (kelainan yang mempengaruhi mata).
  • Retinoblastoma (kanker langka pada retina).
  • Cedera otak traumatis.
  • Trisomi 18 (kelainan genetik yang menyebabkan cacat lahir).
  • Penyakit lain yang menyebabkan kehilangan penglihatan.

Sementara strabismus yang baru muncul pada usia dewasa disebabkan oleh berikut ini.

  • Botulisme.
  • Diabetes (menyebabkan kondisi yang disebut acquired paralytic strabismus).
  • Penyakit Graves.
  • Guillain-Barré Syndrome.
  • Cedera pada mata.
  • Cerebral palsy.
  • Keracunan akibat kerang-kerangan.
  • Stroke.
  • Cedera otak traumatis.
  • Kehilangan penglihatan akibat penyakit mata atau kondisi lainnya.

Apa yang meningkatkan risiko terkena mata juling (strabismus)?

Mata juling adalah kondisi yang dapat menyerang setiap orang dari berbagai kelompok usia dan ras. Namun, terdapat faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami strabismus.

Berikut adalah beberapa faktor risiko yang bisa memicu munculnya kelainan penglihatan ini.

  • Keturunan keluarga yang memiliki mata juling atau gangguan penglihatan lainnya.
  • Kelainan genetik yang menyebabkan gangguan penglihatan.
  • Kelainan pada otak, seperti hidrosefalus, sindrom Down, stroke, cedera otak, cerebral palsy, atau tumor otak.
  • Infeksi virus seperti penyakit campak.
  • Gangguan pada mata seperti penyakit mata malas (ambliopia), rabun dekat, atau kerusakan pada retina.
  • Komplikasi diabetes pada mata.

Bagaimana dokter mendiagnosis kondisi ini?

retinoskopi

Segera periksakan ke dokter apabila Anda atau anak Anda mengalami gejala-gejala mata juling. Penanganan sejak dini dapat mengurangi risiko kebutaan atau kehilangan penglihatan permanen.

Dalam proses diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik yang meliputi pemeriksaan mata secara detail. Dokter akan mengecek beberapa aspek, seperti:

  • Tes corneal light reflex untuk mengecek mata yang juling.
  • Tes cover/uncover untuk mengetahui pergerakan mata dan keanehan pada gerakan mata.
  • Pemeriksaan retina untuk meneliti bagian belakang mata.
  • Tes ketajaman visual untuk menentukan seberapa jauh mata dapat fokus, bisa dengan pemeriksaan visus mata.
  • Apabila dokter melihat adanya gejala lain yang menyertai, dokter mungkin akan memeriksa otak dan sistem saraf.

    Dokter bisa saja menyarankan untuk menjalani tes otak untuk memastikan kemungkinan adanya cerebral palsy atau sindrom Guillain-Barré.

    Apa saja pengobatan untuk mengatasi mata juling (strabismus)?

    Pengobatan strabismus ditujukan untuk mengurangi risiko terjadinya komplikasi, seperti ambliopia atau kebutaan permanen.

    Semakin cepat gejala-gejala ditangani, semakin efektif hasil pengobatannya. Berikut adalah beberapa pilihan pengobatan untuk mata juling.

    • Menggunakan kacamata atau lensa kontak, terutama jika terdapat gangguan penglihatan lain seperti rabun dekat.
    • Penggunaan lensa prisma, yaitu lensa yang lebih tebal untuk mengurangi pergerakan mata yang sulit untuk fokus melihat ke satu arah.
    • Menggunakan penutup mata yang dipakai untuk menutup bagian mata yang berfungsi paling baik. Hal ini dilakukan guna meningkatkan kemampuan penglihatan mata yang lebih lemah.
    • Injeksi botulinum toxin atau botox yang disuntikkan pada salah satu otot permukaan mata.
    • Terapi otot mata untuk melatih fokus penglihatan dan meningkatkan koordinasi pergerakan otot mata.
    • Operasi untuk memperbaiki kerusakan otot mata dengan mengubah bentuk atau posisi otot mata. Pengobatan ini juga dibarengi dengan terapi otot mata.

    Apa saja pengobatan rumahan untuk mengatasi mata juling (strabismus)?

    jerawat gara-gara kacamata

    Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi strabismus.

    • Latihan atau senam mata baik untuk memperkuat atau mengistirahatkan kedua mata.
    • Menggunakan penutup mata untuk menutup mata yang berfungsi baik dapat membantu mata yang lemah.
    • Selalu menggunakan alat bantu penglihatan, baik kacamata atau lensa kontak, untuk melihat dengan jelas.
    • Mengatasi stres kronis yang dialami.
    • Berolahraga dan menjaga pola makan yang sehat khusunya untuk kesehatan mata.

    Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. Selalu konsultasikan pada dokter Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 10/10/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan