Anda mungkin sudah sering mendengar istilah lansia sebagai sebutan untuk orang yang sudah tua. Namun, tahukah Anda umur berapa tepatnya seseorang bisa disebut lansia? Adakah kondisi tertentu yang bisa menandakan umur lansia? Ketahui selengkapnya di bawah ini.
Disebut lansia dimulai dari umur berapa?
Lansia adalah istilah dalam bahasa Indonesia yang merupakan singkatan dari “lanjut usia” dan merujuk kepada orang yang berusia tua.
Menurut Kementerian sosial RI, dalam undang-undang tahun 1998, seseorang dikategorikan sebagai lansia ketika berusia 60 tahun ke atas.
Definisi ini sejalan dengan banyak standar internasional yang juga menetapkan usia 60 tahun ke atas sebagai batas untuk lansia.
Berdasarkan kondisi fisik, mental, dan kondisi sosial dari lansia serta tingkat kemandirian dan ketergantungan lansia terhadap lingkungan, Kementerian sosial RI membagi lansia menjadi tiga kategori berikut ini.
- Lansia pra-lanjut usia (Pra-Lu), yaitu lansia yang berusia antara 60—69 tahun.
- Lansia lanjut usia (LU), yaitu lansia yang berusia 70—79 tahun.
- Lansia lanjut usia akhir (LUA), yaitu lansia yang berusia 80 tahun ke atas.
Kondisi lansia di Indonesia
Melansir dari
Kemenkes, berdasarkan data UNFPA (United Nations Population Fund) bersama dengan BPS dan Kementerian PPN, satu dari lima penduduk di Indonesia termasuk ke dalam kategori lansia. Ini karena harapan hidup semakin meningkat, sedangkan angka kematian semakin menurun di Indonesia.
Perubahan pada tubuh di setiap kategori lansia
Saat memasuki usia lansia, umumnya akan ada beberapa perubahan yang terjadi pada tubuh dan menandakan terjadinya penuaan.
Berikut ini beberapa perubahan yang bisa dialami lansia tergantung pada kategori di umur berapa.
1. Lansia pra-lanjut usia
Di umur 60—69 tahun, perubahan pada tubuh lansia mulai terjadi, termasuk pada segi fisik dan fisiologis.Salah satu perubahan yang mudah terlihat yaitu yang terjadi pada kulit dan rambut.
Kulit menjadi lebih tipis, kering, dan kurang elastis, dengan munculnya keriput dan bintik-bintik penuaan. Rambut juga cenderung menipis dan beruban.
Sementara di dalam tubuh, sistem kardiovaskular akan mengalami penurunan elastisitas pembuluh darah, sehingga meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.
Bukan hanya itu, metabolisme umumnya mulai melambat, yang menyebabkan peningkatan berat badan.
Sistem pencernaan juga akan menghasilkan lebih sedikit enzim dan asam lambung, memicu masalah pencernaan. Sistem imun pun menjadi kurang efisien, membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi.
Pada sistem saraf, fungsi kognitif seperti memori jangka pendek dan kecepatan reaksi mulai menurun, dengan risiko gangguan kognitif meningkat.
Penglihatan dan pendengaran juga mengalami penurunan, termasuk kesulitan melihat dalam cahaya redup dan mendengar frekuensi tinggi.
Pada wanita, menopause biasanya sudah terjadi, sedangkan pada pria, produksi testosteron menurun yang memengaruhi libido dan fungsi seksual.
Selain itu, terjadi peningkatan lemak tubuh dan penurunan massa otot serta risiko kerusakan gigi dan penyakit gusi meningkat akibat penurunan produksi air liur.
Massa dan kekuatan otot menurun, tulang menjadi lebih rapuh, dan sendi lebih rentan terhadap nyeri dan kekakuan.
2. Lansia lanjut Usia (LU)
Di kategori umur 70—79 tahun, tubuh lansia akan mulai mengalami berbagai perubahan signifikan yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan sehari-hari.
Fungsi kognitif seperti memori, perhatian, dan kemampuan pemrosesan informasi menurun, dengan peningkatan risiko gangguan kognitif seperti demensia dan penyakit Alzheimer.
Penglihatan dan pendengaran pun semakin memburuk, dengan risiko katarak pada lansia yang lebih tinggi, degenerasi makula terkait usia, glaukoma, dan penurunan pendengaran.
Selain itu, sistem imun mulai melemah, sehingga membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit yang sering terjadi pada lansia serta peradangan kronis tingkat rendah meningkat (inflammaging).
Perubahan pada fungsi reproduksi juga terjadi dengan penurunan lebih lanjut dalam produksi hormon dan fungsi seksual pada pria dan lanjutan dari perubahan pascamenopause pada wanita.
3. Lansia lanjut usia akhir (LUA)
Di umur 80 tahun ke atas, tubuh lansia mengalami perubahan yang lebih parah dan menyeluruh yang dapat memengaruhi kualitas hidup dan kemandirian.
Kulit menjadi sangat tipis, rapuh, dan rentan terhadap luka, dengan keriput dan bintik-bintik penuaan yang semakin jelas. Rambut juga terus menipis dan memutih serta kebotakan mungkin lebih menonjol.
Sementara itu, otot-otot melemah secara signifikan (sarkopenia) dan tulang menjadi sangat rapuh (osteoporosis), sehingga membuat lansia lebih rentan terhadap jatuh dan patah tulang.
Fungsi pencernaan juga melambat lebih jauh hingga menyebabkan masalah penyerapan nutrisi, sembelit, dan penurunan berat badan yang tidak disengaja.
Tips menjaga kesehatan untuk lansia
Setelah mengetahui lansia dimulai di umur berapa, tidak kalah penting untuk mengetahui cara menjaga kesehatan saat memasuki usia tersebut.
Menjaga kesehatan lansia memerlukan pendekatan menyeluruh yang mencakup aspek fisik, mental, dan emosional. Berikut adalah beberapa tips untuk menjaga kesehatan lansia.
- Konsumsi nutrisi seimbang. Konsumsi makanan yang kaya akan serat, vitamin, dan mineral, serta rendah lemak jenuh, gula, dan garam. Di antaranya buah-buahan, sayuran, biji-bijian, protein tanpa lemak, dan produk susu rendah lemak.
- Menjaga hidrasi. Minum cukup air setiap hari untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi. Lansia mungkin kurang merasa haus, jadi penting untuk minum secara teratur.
- Lakukan olahraga. Lakukan aktivitas fisik seperti berjalan, berenang, atau yoga setidaknya 30 menit per hari. Olahraga membantu menjaga kekuatan otot, fleksibilitas, keseimbangan, dan kesehatan jantung.
- Lakukan stimulasi otak. Jaga otak tetap aktif dengan aktivitas seperti membaca, bermain teka-teki, belajar hal baru, atau bermain alat musik.
- Jaga interaksi sosial. Tetap berhubungan dengan teman dan keluarga, ikuti kegiatan sosial, atau bergabung dengan kelompok komunitas untuk menjaga kesehatan emosional dan mental.
- Buat rutinitas tidur. Tetapkan jadwal tidur yang konsisten dan ciptakan lingkungan tidur yang nyaman untuk memastikan tidur berkualitas.
- Lakukan relaksasi. Praktikkan teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga untuk mengelola stres. Bisa juga luangkan waktu untuk melakukan aktivitas yang disukai dan menyenangkan.
Selain melakukan tips-tips di atas, penting juga bagi para lansia untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin untuk memonitor tekanan darah, kadar kolesterol, gula darah, dan kondisi kesehatan lainnya.
Dukungan dari keluarga, teman, dan tenaga medis sangat penting dalam perawatan lansia untuk membantu mereka tetap mandiri dan sehat.
Dengan begitu, para lansia bisa menjaga kesehatan dan kualitas hidup yang baik, serta tetap aktif dan mandiri.
Kesimpulan
Seseorang dikategorikan sebagai lansia ketika berusia 60 tahun ke atas. Kementerian sosial RI membagi lansia menjadi tiga kategori, yaitu lansia pra-lanjut usia (Pra-Lu) yang berusia antara 60—69 tahun, lansia lanjut usia (LU) yang berusia 70—79 tahun, serta lansia lanjut usia akhir (LUA) yang berusia 80 tahun ke atas. Pada usia ini, perubahan pada tubuh akibat proses penuaan semakin terlihat yang meningkatkan risiko terhadap berbagai masalah kesehatan. Oleh karena itu, penting bagi lansia untuk menjaga kesehatan dirinya.
[embed-health-tool-bmi]