Luka pada bibir dan mulut dapat disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari sariawan hingga infeksi virus herpes. Dalam dunia medis, luka yang muncul pada mulut dikenal sebagai stomatitis.
Supaya Anda tidak salah dalam memberikan penanganan maupun melakukan pencegahan, cari tahu lebih banyak mengenai stomatitis melalui uraian berikut.
Apa itu stomatitis?
Stomatitis adalah peradangan yang terjadi pada selaput mukosa mulut. Mukosa adalah selaput halus yang berfungsi melindungi jaringan yang lebih dalam.
Selain di dalam mulut, selaput ini juga ditemukan pada bagian tubuh lain, seperti lubang hidung, telinga, hingga anus.
Peradangan pada mulut bisa terjadi pada pipi bagian dalam, gusi, bibir bagian dalam, dan lidah.
Luka dari peradangan yang muncul pada mulut dapat menyebabkan kesulitan makan, minum, atau menelan.
Seberapa umumkah stomatitis?
Peradangan pada lapisan mukosa mulut dapat terjadi pada semua orang dari berbagai golongan usia. Meski begitu, kondisi ini lebih banyak dialami wanita dan anak perempuan dibanding pria dan anak laki-laki.
Jenis stomatitis
Secara umum, peradangan pada selaput mukosa mulut dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu stomatitis aftosa dan stomatitis herpes. Ketahui perbedaan di antara keduanya melalui penjelasan berikut.
1. Stomatitis aftosa
Stomatitis aftosa merupakan jenis stomatitis yang paling sering ditemukan. Bentuknya berupa luka sariawan yang dapat ditemukan pada bagian dalam pipi, gusi, bagian dalam bibir, atau lidah.
Sariawan lebih banyak terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia 10–19 tahun. Penyebab utamanya adalah buruknya perawatan gigi dan mulut atau kerusakan pada selaput mukosa.
Sistem imun yang lemah, obat-obatan, kekurangan gizi, dan makanan tertentu juga dapat memicu sariawan. Untungnya, kondisi ini tidak memengaruhi kesehatan Anda secara keseluruhan.
Stomatitis aftosa masih bisa dibedakan menjadi tiga jenis seperti berikut.
- Aftosa minor (Mikulicz’s aphthae): berbentuk oval dengan diameter <1 cm. Sekitar 80% kasus stomatitis aftosa adalah jenis ini.
- Aftosa mayor (periadenitis mukosa nekrotika): berbentuk oval dengan diameter >1 cm, ditemukan pada 10–15% kasus peradangan.
- Herpetiform ulceration: berbentuk bulat dengan diameter 1–3mm. Waktu untuk sembuh relatif paling lama.
2. Stomatitis herpes
Stomatitis herpes disebabkan oleh infeksi virus herpes simpleks 1 atau HSV-1. Virus ini berbeda dengan virus penyebab herpes kelamin.
Kondisi yang juga disebut sebagai cold sore atau fever blister ini lebih sering terjadi pada bibir bagian luar.
Berbeda dengan stomatitis aftosa, herpes bisa menular melalui cairan yang ada di dalam luka. Peradangan akibat virus herpes biasanya bertahan selama 5–7 hari.
Selain kedua jenis di atas, peradangan pada mukosa bisa dibedakan menjadi empat kategori berdasarkan bagian yang terdampak.
- Cheilitis: peradangan pada bibir dan sekitar mulut.
- Glossitis: peradangan pada lidah.
- Gingivitis: peradangan pada gusi.
- Faringitis: peradangan pada mulut bagian belakang.
Tanda dan gejala stomatitis
Seseorang dengan stomatitis bisa memiliki beberapa luka kecil pada berbagai bagian mulut sekaligus. Luka ini biasanya berwarna merah disertai rasa sakit, terbakar, atau gatal.
Terkadang, kondisi ini juga menyebabkan bau mulut tidak sedap atau halitosis. Tingkat keparahan dan lama kemunculan gejala tergantung pada jenisnya.
1. Stomatitis aftosa
Berikut adalah gejala umum dari stomatitis aftosa.
- Nyeri pada area luka.
- Peradangan jarang sekali disertai demam.
- Luka berwarna putih atau kekuningan dengan tepian merah.
- Peradangan berlangsung selama 5–14 hari.
- Luka bisa muncul kembali di lain waktu.
2. Stomatitis herpes
Sedikit berbeda dengan tipe aftosa, berikut adalah tanda-tanda peradangan mulut akibat virus herpes.
- Demam hingga 40°C sebelum luka muncul.
- Kesulitan menelan.
- Pembengkakan gusi.
- Rasa sakit pada area luka.
- Produksi air liur berlebihan.
- Napas berbau tidak sedap.
- Dehidrasi.
Mungkin ada gejala yang belum disebutkan di atas. Jika Anda memiliki kekhawatiran akan gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter.
Kapan harus periksa ke dokter?
Umumnya, stomatitis adalah kondisi yang dapat sembuh dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan medis. Namun, Anda harus segera menghubungi dokter bila mengalami gejala seperti berikut.
- Ukuran luka cukup besar atau mengeluarkan nanah.
- Luka muncul beberapa kali pada area yang sama.
- Peradangan tidak sembuh atau membaik setelah dua minggu.
- Luka menyebar.
- Kesulitan makan atau minum.
- Demam tinggi di atas 38°C.
Penyebab stomatitis
Seperti yang disebutkan di atas, penyebab stomatitis bisa berbeda-beda, tergantung jenisnya.
Pada peradangan terkait herpes, penyebab utamanya adalah virus HPV-1. Sementara itu, penyebab utama sariawan aftosis adalah kebersihan gigi dan mulut yang tidak terjaga.
Selain itu, mengutip dari laman DermNet, berikut adalah beberapa kondisi yang bisa menyebabkan peradangan pada lapisan mukosa mulut.
- Infeksi bakteri: sifilis, infeksi mikoplasma, atau gonore.
- Infeksi jamur: Candida albicans.
- Gangguan sistemik: malnutrisi, radang usus, atau penyakit Kawasaki.
- Infeksi virus: herpes atau penyakit tangan kaki dan mulut.
- Obat-obatan: nikotin, metotreksat, atau kemoterapi.
- Iritasi fisik: lidah terbakar karena makanan atau minuman.
- Gangguan imun: penyakit Crohn atau penyakit lupus.
Namun, sering kali penyebab peradangan memang tidak diketahui secara pasti. Untuk memahami lebih lanjut terkait kondisi ini, kunjungi dokter Anda.
Faktor-faktor risiko
Stomatitis adalah kondisi yang dapat terjadi pada siapa saja. Namun, beberapa kondisi berikut bisa menjadi meningkatkan risikonya.
- Berusia pada rentang 10–19 tahun.
- Tidak berhati-hati saat sikat gigi, mengunyah makanan, atau memakai kawat gigi.
- Mengalami infeksi mulut, seperti gingivitis atau infeksi Helicobacter pylori.
- Perubahan sistem imun, contohnya ketika menstruasi atau hamil.
- Faktor genetik atau riwayat keluarga dengan kondisi serupa.
- Alergi terhadap makanan tertentu.
- Kebiasaan merokok.
Diagnosis stomatitis
Peradangan pada lapisan mukosa di dalam mulut biasanya dapat terdiagnosis dengan cepat. Dokter akan memastikan penyebabnya melalui bentuk luka dan gejala yang menyertai.
Namun, jika penyebab pastinya tidak ditemukan, dokter bisa melakukan biopsi atau pengambilan jaringan pada area peradangan.
Proses diagnosis sangat jarang membutuhkan tes darah. Namun, jika peradangan cukup parah, dokter mungkin melakukannya. Selalu ikuti saran dari dokter Anda untuk mendapatkan hasil akurat.
Pengobatan stomatitis
Setiap orang bisa menerima pengobatan yang berbeda untuk peradangan ini, tergantung pada jenisnya dan seberapa parah kondisi Anda.
1. Pengobatan stomatitis aftosa
Sariawan biasanya bisa sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus. Anda bisa meringankan gejalanya dengan perawatan rumahan, seperti berkumur dengan larutan garam dan kompres dingin.
Jika peradangan tidak kunjung membaik, dokter bisa meresepkan obat sariawan, seperti paracetamol untuk meredakan nyeri atau obat-obatan lain sesuai gejala yang menyertai.
2. Pengobatan stomatitis herpes
Karena penyebab utama herpes adalah virus, pengobatan yang paling sering diberikan adalah obat antivirus, seperti acyclovir, famciclovir, atau valacyclovir.
Apabila peradangan juga disertai demam atau nyeri, dokter juga bisa memberikan aspirin atau paracetamol. Pastikan untuk selalu menggunakan obat-obatan sesuai petunjuk dan resep dokter.
Perawatan rumahan
Untuk mendukung pengobatan stomatitis dari dokter, berikut adalah perawatan rumahan yang bisa Anda lakukan.
- Jaga kebersihan gigi dan mulut dengan baik. Gosok gigi secara teratur, gunakan benang gigi (dental floss), dan bersihkan lidah sesudah makan.
- Hindarilah makanan bertekstur kasar, seperti keripik dan popcorn.
- Lepaskan gigi palsu pada malam hari dan segera kunjungi dokter ketika bentuknya sudah tidak sesuai.
- Hindari obat kumur yang mengandung alkohol.
- Hentikan kebiasaan merokok.
- Kurangi makanan yang terasa asam atau pedas.
Peradangan pada selaput mukosa mulut memang cukup sering terjadi dan bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, jangan ragu untuk segera pergi ke dokter jika peradangan tidak kunjung membaik atau justru menyebar.
Kesimpulan
- Stomatitis adalah peradangan pada selaput mukosa di sekitar mulut. Kondisi ini paling sering terjadi pada bibir bagian luar dan dalam, pipi bagian dalam, serta gusi.
- Peradangan pada mukosa mulut terbagi menjadi dua jenis, yaitu stomatitis aftosa (sariawan) dan cold sore atau herpes mulut.
- Gejala utamanya adalah luka pada salah satu atau beberapa bagian bibir sekaligus. Pada peradangan yang disebabkan oleh herpes, kerap terjadi demam tinggi.
- Penyebab stomatitis bisa berbeda-beda sesuai jenisnya. Sariawan disebabkan oleh kurangnya kebersihan gigi dan mulut, sedangkan stomatitis herpes disebabkan oleh virus.
- Peradangan pada lapisan mukosa mulut umumnya bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, jika luka tidak kunjung membaik setelah dua minggu atau justru pecah, segera hubungi dokter.