Saat bayi lahir prematur, ia berisiko mengalami retinopati prematuritas (retinopathy of prematurity). Dalam kasus ROP ringan, mata bayi bisa sembuh dan tidak membuat kerusakan. Namun, pada kondisi yang parah, bayi bisa sampai mengalami kebutaan. Berikut penjelasan seputar ROP pada bayi prematur.
Apa itu retinopati prematuritas?
Mengutip dari Mayo Clinic, retinopathy of prematurity (ROP) atau retinopati prematuritas adalah gangguan mata yang berpotensi membutakan.
Kondisi ini sering terjadi pada bayi prematur dengan berat badan kurang dari 1.250 gram dan lahir sebelum minggu ke-31 kehamilan.
Pada kondisi ROP ini, pembuluh darah membengkak dan tumbuh terlalu banyak pada lapisan saraf peka cahaya di retina bagian belakang mata.
Saat kondisinya sudah lebih parah, pembuluh darah retina yang tidak normal ini meluas dan mengisi bagian tengah mata.
Perdarahan dari pembuluh darah ini bisa melukai retina dan menekan bagian belakang mata.
Selanjutnya, perdarahan bisa menyebabkan lepasnya sebagian retina atau seluruhnya sehingga berpotensi kebutaan.
Gangguan ini biasanya mengenai kedua mata dan menjadi salah satu penyebab paling umum dari kehilangan penglihatan pada usia dini.
Seberapa parah ROP pada bayi prematur?
Saat ini, lewat kemajuan dalam perawatan bayi prematur, bayi yang terlahir dengan kondisi ini dapat lebih bertahan dan selamat.
Meski bayi prematur memiliki risiko yang jauh lebih tinggi untuk terkena ROP, tetapi tidak semua bayi prematur pasti terkena ROP.
Mengutip Cleveland Clinic, sekitar 14.000–16.000 bayi di Amerika menderita ROP setiap tahunnya.
Namun, 90% dari bayi yang lahir hanya menderita ROP ringan dan tidak memerlukan pengobatan.
Sedangkan 1.100–1.500 bayi berada dalam kategori parah yang membutuhkan perawatan medis.
Tanda dan gejala retinopati prematuritas
Pada dasarnya, gejala ROP pada bayi prematur terbagi menjadi lima tahapan, berikut penjelasannya.
- ROP Stadium I: pertumbuhan pembuluh darah agak abnormal, bisa sembuh dengan sendirinya.
- Stadium II: pertumbuhan pembuluh darah cukup abnormal, masih bisa sembuh sendiri.
- ROP Stadium III: pertumbuhan pembuluh darah sangat abnormal ke arah pusat mata.
- Stadium IV: retina terlepas sebagian, pembuluh darah abnormal menarik retina jauh dari dinding mata.
- ROP Stadium V: retina benar-benar terlepas.
Sebagian besar bayi dengan retinopati prematuritas berada di stadium I dan II. Namun, pada kasus yang jarang, ROP bisa memburuk sampai ke stadium V.
Bayi dengan ROP bisa memiliki gejala yang parah meliputi:
- gerakan mata abnormal,
- mata bayi juling (strabismus), dan
- rabun jauh yang parah
Diagnosis dan pengobatan dini dapat mencegah memburuknya retinopati prematuritas dan mencegah keadaan darurat medis lainnya.
Jika bayi mengalami salah satu tanda atau gejala di atas, segera konsultasikan kepada dokter.
Penyebab retinopati prematuritas
Mengutip dari Kids Health, saat usia kehamilan 16 minggu, pembuluh darah tumbuh dari pusat retina bayi yang sedang berkembang.
Selanjutnya, pembuluh darah bercabang ke luar dan mencapai tepi retina saat bayi cukup bulan saat usia 34 minggu (hamil 8 bulan).
Pada bayi yang lahir lebih awal, yaitu kurang dari 31 minggu, pertumbuhan pembuluh darah retina normal bisa terganggu.
Kemudian berkembang pembuluh darah abnormal, inilah yang menyebabkan kebocoran dan perdarahan mata.
Pada dasarnya ROP tidak memiliki tanda atau gejala yang khas pada bayi baru lahir. Satu-satunya cara untuk mendeteksi retinopati prematuritas adalah dengan melakukan pemeriksaan mata oleh dokter spesialis.
Faktor yang meningkatkan risiko bayi mengalami retinopati prematuritas
Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko ROP pada bayi prematur, selain berat badan si Kecil, yaitu:
- anemia,
- transfusi darah,
- gangguan pernapasan,
- perdarahan intrakranial (perdarahan di otak),
- kesulitan bernapas, dan
- kesehatan bayi secara keseluruhan.
Adakah cara untuk mencegah terjadinya retinopati prematuritas?
Cara mendiagnosis retinopati prematuritas
Dokter mata akan melakukan skrining dan mendiagnosis ROP pada bayi prematur. Akan tetapi, sebelum itu, kondisi bayi prematur yang masuk dalam protokol skrining yaitu:
- berat bayi kurang dari 1.500 gram dan
- usia kehamilan kurang dari 30 minggu.
Bayi dengan dua penilaian tersebut mendapatkan pemeriksaan rutin untuk ROP.
Dokter mata akan menggunakan tetes mata untuk melebarkan pupil, yang membuatnya dapat melihat bagian dalam mata dengan lebih jelas.
Setelah itu, dokter akan menilai kondisi bayi dan memeriksa lebih lanjut setiap 1 hingga 2 minggu. Hal ini tergantung pada jumlah perkembangan pembuluh darah abnormal.
Faktor ini termasuk tingkat keparahan dan lokasi ROP pada mata serta tingkat kemajuan pembentukan pembuluh darah (vaskularisasi).
Dalam sebagian besar kasus, ketika pembuluh darah berkembang, ROP akan sembuh secara spontan dengan dampak minimal pada penglihatan.