backup og meta

Mata Silinder (Astigmatisme)

Berikut adalah daftar produk yang bisa bermanfaat untuk Anda. Perlu diketahui, kami bisa saja mendapatkan sedikit komisi setiap kali Anda membeli produk via link ini. Tenang, tidak ada penambahan biaya. Pelajari lebih lanjut soal konten produk marketing kami di sini.

Mata Silinder (Astigmatisme)

Memiliki penglihatan yang kabur atau buram tentu sangat tidak nyaman. Jika ini terjadi, periksakan diri ke dokter untuk tahu cara tepat mengatasinya. Salah satu penyebab umum dari kondisi ini, yaitu mata silinder (astigmatisme). Ketahui ulasannya di bawah ini.

Apa itu mata silinder (astigmatisme)?

Mata silinder atau astigmatisme adalah kondisi penglihatan kabur dan dapat dialami bersamaan dengan rabun jauh (miopi) ataupun rabun dekat (hipermetropi).

Astigmatisme terjadi karena lengkungan kornea atau lensa mata tidak seimbang.

Jika kelainan bentuk lengkungan terjadi pada kornea, Anda mengalami astogmatisme korneal. Sementara jika yang terdampak adalah bentuk lensa, Anda mengalami astigmatisme lentikular.

Keduanya sama-sama dapat menyebabkan penglihatan dalam jarak dekat ataupun jauh menjadi buram atau kabur.

Orang dewasa dengan astigmatisme mungkin akan langsung menyadari bahwa penglihatannya tidak normal. Anak-anak dengan kondisi ini kemungkinan tidak sadar mereka memilikinya.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Mata silinder adalah jenis kelainan refraksi mata yang sangat umum ditemukan. Astigmatisme biasanya diturunkan dan dialami bersamaan dengan kelainan refraksi lain seperti rabun jauh atau rabun dekat.

Apa saja tanda-tanda dan gejala mata silinder (astigmatisme)?

gangguan penglihatan akibat diabetes

Tanda-tanda dan gejala mata silinder mungkin akan berbeda pada setiap orang.

Pada astigmatisme ringan, penderitanya mungkin tidak mengalami gangguan penglihatan yang berarti sehingga tidak terganggu.

Namun, gejala mata silinder yang paling umum dialami adalah penglihatan yang kabur atau buram dan sakit kepala.

Berikut adalah tanda-tanda dan gejala mata silinder yang perlu diwaspadai.

  • Pandangan mata kabur atau buram, garis lurus terlihat miring atau berbayang.
  • Sulit melihat dalam jarak dekat maupun jauh.
  • Kesulitan melihat di malam hari.
  • Perlu menyipitkan mata saat melihat.
  • Mata tegang.
  • Sakit kepala.

Anak-anak dengan mata silinder mungkin tidak akan menyadari gejala-gejala di atas. Padahal, kondisi ini bisa saja memengaruhi proses pembelajaran di sekolah. Namun, kondisi ini pada anak bisa dideteksi melalui pemeriksaan mata.

Kapan harus periksa ke dokter?

Anda sebaiknya memeriksakan mata ke dokter bila sudah sering mengalami gejala mata silinder seperti berikut ini.

  • Pandangan mata kabur.
  • Mata tegang.
  • Sakit kepala.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki pertanyaan atau mengalami gangguan penglihatan tertentu, konsultasikanlah dengan dokter spesialis mata Anda.

Apa penyebab mata silinder (astigmatisme)?

Mata manusia memiliki dua struktur dengan permukaan yang melengkung, yaitu kornea (permukaan bening yang terletak di depan mata) dan lensa (struktur bening di bagian dalam mata yang membantu fokus melihat objek atau benda).

Kedua permukaan lengkung ini berfungsi untuk membiaskan cahaya ke retina sehingga mata bisa melihat dengan jelas.

Nah, saat salah satu dari kornea atau lensa Anda memiliki kelainan bentuk pada lengkungannya, cahaya tidak dapat dibiaskan dengan sempurna tepat di retina.

Akibatnya, mata tidak dapat melihat objek dengan fokus dalam jarak berapa pun. Kondisi inilah yang menyebabkan astigmatisme.

Menurut American Academy of Ophtalmology, kelainan lengkungan pada kornea dan lensa ini bisa disebabkan oleh faktor keturunan, cedera pada mata, atau efek samping dari operasi mata.

Selain itu, penyakit mata tertentu seperti katarak atau kelainan yang menyebabkan penipisan secara menerus pada kornea (keratokonus) juga dapat mengakibatkan astigmatisme.

Tidak seperti pada rabun dekat atau rabun jauh, mata silinder tidak disebabkan oleh kebiasaan membaca, menonton, atau menatap gadget terlalu dekat.

Apa yang meningkatkan risiko seseorang mengalami mata silinder (astigmatisme)?

hilang penglihatan tiba-tiba

Astigmatisme adalah kondisi yang dapat dialami oleh siapa saja dari berbagai golongan usia. Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena astigmatisme.

Berikut adalah faktor-faktor risiko penyebab mata silinder.

  • Riwayat penyakit astigmatisme dalam keluarga.
  • Riwayat penyakit mata lainnya dalam keluarga, seperti keratokonus.
  • Adanya luka atau penipisan pada kornea.
  • Menderita rabun jauh atau rabun dekat yang parah.
  • Pernah menjalani operasi mata, seperti operasi katarak.

Mempunyai satu atau beberapa faktor di atas tidak berarti membuat Anda pasti memiliki astigmatisme.

Pada beberapa kasus, penderita gangguan penglihatan ini malah tidak memiliki faktor risiko sama sekali.

Bagaimana dokter mendiagnosis gangguan penglihatan ini?

Dokter akan mendiagnosis penyakit ini melalui pemeriksaan lengkap pada mata. Terdapat beberapa pemeriksaan mata silinder yang umumnya dijalankan oleh dokter, seperti berikut ini.

1. Tes ketajaman visual

Pada tes ini, dokter akan meminta Anda untuk membaca huruf pada papan untuk menguji penglihatan pada tes ketajaman penglihatan.

2. Tes pembiasan cahaya

Tes yang juga disebut sebagai pemeriksaan refraksi ini dilakukan dengan menggunakan mesin bernama refraktor optikal.

Mesin ini memiliki berbagai jenis kaca lensa korektif dengan kekuatan yang bervariasi.

Dokter akan meminta Anda membaca dengan melihat melalui lensa yang berbeda-beda. Tes ini bertujuan agar Anda mendapatkan lensa yang sesuai dengan mata silinder Anda.

3. Tes keratometri

Tes ini dilakukan untuk mengukur kelengkungan kornea. Dokter menggunakan keratometer untuk melihat seberapa jauh lengkungan pada kornea.

Untuk mendeteksi mata silinder pada anak, diharapkan anak menjalani pemeriksaan mata secara rutin yaitu ketika:

  • masa-masa awal kelahiran,
  • sebelum memasuki usia sekolah, dan
  • selama masa sekolah, setiap satu atau dua tahun sekali.

Bagaimana cara mengobati mata silinder (astigmatisme)?

deteksi dini gangguan penglihatan

Terdapat tiga pengobatan untuk mata silinder yang umum dilakukan, yaitu menggunakan kacamata, lensa kontak, ataupun operasi refraktif.

1. Kacamata atau lensa kontak

Menggunakan lensa korektif yang dipasang pada kacamata atau lensa kontak membantu menyesuaikan lengkungan kornea atau lensa yang tidak rata, sehingga mata bisa melihat objek dengan fokus yang jelas.

Jenis lensa yang digunakan untuk mengatasi astigmatisme adalah lensa silinder. Kekuatan lensa yang diperlukan akan ditentukan berdasarkan resep kacamata yang diperoleh dari hasil pemeriksaan mata.

Untuk lensa kontak, jenis lensa lunak seperti torik dapat digunakan untuk mengoreksi kelainan pembiasan untuk setiap jenis astigmatisme.

Lensa kontak ini dapat menyesuaikan bentuknya dengan bentuk kornea yang kelengkungannya tidak teratur.

2. Operasi refraktif

Operasi refraktif dapat mengatasi mata silinder dengan memperbaiki bentuk permukaan mata Anda. Metode operasi yang dilakukan untuk mengatasi atstigmatisme di antaranya berikut ini.

  • Laser-assisted in-situ keratomileusis (LASIK).
  • Laser-assisted subepithelial keratomileusis (LASEK).
  • Refractive lenticule extraction – small incision lenticule extraction (ReLEx SMILE).

Apa saja pengobatan di rumah untuk mengatasi mata silinder (astigmatisme)?

Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu mengatasi astigmatisme.

  • Istirahatkan mata selama beberapa menit dengan mengalihkan fokus ketika sedang beraktivitas di depan komputer, membaca, atau melakukan aktivitas yang detail.
  • Anda harus memiliki pencahayaan yang baik pada area kerja.
  • Makan makanan yang baik untuk menjaga kesehatan mata, seperti tinggi vitamin A.

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. Selalu konsultasikan pada dokter Anda.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Read, S., Vincent, S., & Collins, M. (2014). The visual and functional impacts of astigmatism and its clinical management. Ophthalmic And Physiological Optics, 34(3), 267-294. https://doi.org/10.1111/opo.12128

What Is Astigmatism?. American Academy of Ophthalmology. (2022). Retrieved 11 September 2023, from https://www.aao.org/eye-health/diseases/what-is-astigmatism

American Optometric Association. (2020). Astigmatism. Retrieved 11 September 2023, from https://www.aoa.org/healthy-eyes/eye-and-vision-conditions/astigmatism?sso=y

Astigmatism – Symptoms and causes.  Mayo Clinic. (2023). Retrieved 11 September 2023, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/astigmatism/symptoms-causes/syc-20353835

Astigmatism-Astigmatism – Diagnosis & treatment – Mayo Clinic. (2023). Retrieved 11 September 2023, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/astigmatism/diagnosis-treatment/drc-20353838

Versi Terbaru

24/11/2023

Ditulis oleh Shylma Na'imah

Ditinjau oleh dr. Irsad Sadri, Sp.M

Diperbarui oleh: Riska Herliafifah


Artikel Terkait

Manfaat dan Jenis Deteksi Dini Gangguan Penglihatan

Photorefractive Keratectomy (PRK), Prosedur untuk Memperjelas Penglihatan


Ditinjau oleh

dr. Irsad Sadri, Sp.M

Optalmologi · Rumah Sakit Kartika Husada Tambun


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 24/11/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan