Gigi kuning merupakan salah satu gangguan gigi dan mulut yang sering dikeluhkan. Warna gigi bisa cenderung menguning seiring bertambahnya usia, tetapi kemunculannya dapat dipercepat oleh beragam faktor.
Lantas, apakah kondisi ini bisa diatasi?
Seperti apa kondisi gigi kuning?
Secara umum, gigi kuning sangat mudah diamati. Perubahan warna dapat terjadi pada satu gigi saja, beberapa gigi sekaligus, ataupun keseluruhan deret gigi atas dan bawah.
Gigi mungkin berwarna putih kekuningan, kuning pekat, atau cokelat kehitaman. Kondisi ini bisa membuat Anda enggan untuk tersenyum lebar dan bahkan berbincang dengan orang sekitar.
Kondisi gigi yang menguning biasanya disertai dengan gangguan lain, seperti bau mulut, karies, dan penyakit gusi. Bila tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan gigi yang parah.
Kapan perlu periksa ke dokter?
- gigi sensitif,
- sakit gigi yang parah dan tajam,
- gigi mudah berdarah,
- bau mulut yang tidak sedap, dan
- gigi tanggal tanpa sebab yang jelas.
Penyebab gigi kuning
Warna asli gigi bukanlah putih cemerlang layaknya susu atau porselen, melainkan cenderung putih kekuningan dan agak tembus pandang.
Nah, warna tersebut berasal dari lapisan enamel, yakni lapisan gigi terluar yang keras dan kuat.
Sayangnya, lapisan enamel dapat terkikis karena berbagai faktor. Saat enamel terkikis, lapisan gigi dalam bernama dentin yang berwarna kuning akan terekspos sehingga gigi tampak kekuningan.
Nah, berikut beberapa faktor yang dapat menyebabkannya.
1. Jarang menyikat gigi
Penumpukan plak merupakan akar dari semua masalah gigi dan mulut. Plak gigi berasal dari bakteri dalam rongga mulut yang memakan sisa-sisa makanan yang tertinggal pada sela-sela gigi.
Apabila Anda jarang menyikat gigi dan menggunakan benang gigi (flossing), tampilan gigi akan makin tampak kusam karena tumpukan plak tidak kunjung dibersihkan.
2. Menyikat gigi terlalu keras
Kebanyakan orang terlalu bersemangat saat menyikat gigi karena menganggap cara tersebut bisa membuat gigi mereka tampak jauh lebih bersih.
Padahal, menyikat gigi terlalu keras justru merusak lapisan enamel sehingga bisa mengekspos lapisan dentin yang berwarna kuning.
Hal tersebut terjadi karena tekanan selama menyikat gigi akan merusak dan mengikis lapisan enamel yang tipis. Lapisan dentin pun terekspos sehingga gigi menguning.
3. Mengonsumsi kopi, teh, dan minuman bersoda
Masalah gigi kuning juga dapat terjadi bila Anda sering minum kopi, teh, dan minuman bersoda.
Kandungan kafein yang tinggi dalam minuman tersebut dapat mengikis lapisan enamel gigi bila dikonsumsi berlebihan (2–3 kali sehari) dan secara terus-menerus.
Kafein bisa memunculkan noda pada gigi. Senyawa ini juga cenderung bersifat asam, yang mana dalam waktu lama bisa merusak dan membuat gigi berubah warna.
4. Merokok
Merokok adalah salah satu kebiasaan penyebab gigi kuning yang paling umum. Racun dalam rokok, seperti tartar dan nikotin, ternyata juga memengaruhi warna gigi Anda.
Efek ini bisa langsung terlihat dalam waktu singkat. Perokok berat pun bisa memiliki warna gigi yang kecoklatan atau bahkan hitam setelah bertahun-tahun merokok.
Selain pada rokok, noda gigi juga bisa timbul akibat pemakaian vape atau rokok elektrik. Akan tetapi, efek yang terjadi mungkin tidak separah rokok kretek biasa.
5. Terlalu sering memakai obat kumur
Obat kumur memang efektif untuk membersihkan mulut dan menyegarkan napas. Sayangnya, beberapa produk obat kumur yang dijual di pasaran memiliki kadar asam yang tinggi.
Apabila Anda memakai obat kumur terlalu sering dan dalam jumlah yang banyak, mulut akan jadi lebih kering. Hal ini juga menurunkan produksi air liur dan merusak enamel gigi.
Padahal, air liur berperan untuk menjaga kelembapan mulut, mengurangi tingkat keasaman, melumpuhkan bakteri jahat, dan mencegah noda menempel pada enamel.
6. Penuaan
Seiring bertambahnya usia, lapisan enamel yang melindungi gigi manusia perlahan terkikis dan memudar. Akibatnya, lapisan dentin yang berwarna kekuningan akan mulai terlihat.
Warna kuning dapat semakin pekat bila Anda mengalami sejumlah gangguan gigi lain, seperti gigi sensitif, gigi berlubang (karies), dan penyakit gusi.
7. Obat-obatan tertentu
Tanpa disadari, obat-obatan yang Anda minum sehari-sehari juga bisa menyebabkan perubahan warna gigi menjadi kekuningan.
Sebagai contoh, antibiotik tetrasiklin dan doksisiklin memengaruhi pembentukan enamel pada anak-anak di bawah 8 tahun.
Penggunaan obat kumur chlorhexidine secara berlebihan juga bisa menodai gigi. Selain itu, obat antihistamin, antipsikotik, dan antihipertensi juga dapat menyebabkan perubahan warna gigi.
8. Riwayat medis tertentu
Beberapa penyakit yang mempengaruhi lapisan enamel juga bisa menimbulkan noda pada gigi.
Bahkan, pengobatan untuk kondisi tertentu juga dapat menyebabkan hal serupa, misalnya saja kemoterapi atau terapi radiasi pada area leher.
Infeksi yang dialami ibu hamil juga dapat berimbas pada perkembangan enamel janin nantinya. Hal ini membuat anak memiliki gigi yang lebih kuning daripada umumnya.