Penderitanya pun lebih mungkin mengalami depresi kronis dan berisiko mengalami depresi yang berat pada masa depan.
Bukan cuma pada ibu, anak yang ibu dilahirkan dan dibesarkan pun lebih mungkin memiliki masalah emosional dan perilaku.
Ini termasuk menangis secara berlebihan, sulit tidur dan makan, stres pada anak, hingga mengalami keterlambatan perkembangan bahasa dan belajar.
4. Perbedaan penyebab

Pada dasarnya, tidak ada perbedaan yang mendasar antara baby blues dan depresi postpartum.
Keduanya sama-sama terjadi karena kombinasi antara faktor perubahan hormon dan perubahan fisik setelah melahirkan.
Namun, menurut Help Guide, faktor stres pada ibu setelah melahirkan juga bisa berperan dalam menyebabkan depresi postpartum.
Stres ini biasanya terjadi karena Anda baru pertama kali merawat bayi sehingga sering merasa cemas dan kewalahan hingga kurang tidur.
Selain itu, beberapa faktor juga disebut dapat meningkatkan risiko seorang ibu mengalami depresi setelah melahirkan.
Faktor tersebut misalnya, riwayat depresi saat hamil, mengalami masalah saat menyusui bayi, memiliki bayi dengan kondisi khusus, atau hamil anak kembar.
Jadi, jika Anda merasa memiliki gejala baby blues maupun depresi postpartum, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter maupun psikolog, ya!
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar