Kondisi kesehatan mental ibu setelah melahirkan sering kali terabaikan, padahal ini merupakan aspek penting dalam perawatan bayi baru lahir. Bahkan, beberapa ibu mengalami perubahan emosional yang signifikan sehingga lebih rentan terhadap stres, kecemasan, hingga depresi.
Seperti inilah gambaran kondisi mental ibu setelah melahirkan dan cara yang tepat untuk menanganinya.
Kondisi kesehatan mental ibu setelah melahirkan
Beberapa ibu mengalami perubahan emosional yang drastis setelah melahirkan. Hal ini bisa disebabkan oleh perubahan hormon dan jam tidur yang berantakan akibat merawat bayi yang baru lahir.
Kondisi di atas tidak jarang menimbulkan perasaan cemas dan sedih yang berlebihan, terutama bila ibu sebelumnya telah mengalami gangguan mental saat hamil.
Memahami kondisi mental ibu setelah melahirkan penting agar mereka mendapatkan dukungan yang dibutuhkan untuk menjalani peran baru sebagai orangtua dengan baik.
Berikut ini adalah beberapa kondisi kesehatan mental yang bisa dialami ibu setelah melahirkan.
1. Rasa kesepian akibat kurangnya dukungan
Banyak ibu merasa kesepian setelah melahirkan, terutama ketika mereka tidak mendapatkan dukungan yang cukup dari pasangan, keluarga, atau orang terdekatnya.
Kesepian ini akan memperburuk kesehatan mental ibu dan kian membebani kondisi emosionalnya.
Maka dari itu, penting bagi keluarga dan lingkungan di sekitarnya untuk memberikan dukungan dan memastikan bahwa ibu tidak merasa sendirian dalam menjalani peran barunya.
2. Kehilangan identitas diri
Setelah melahirkan dan menjadi seorang ibu, banyak wanita merasa bahwa mereka kehilangan identitas diri. Bisa jadi Anda pun mengalami ini tanpa menyadarinya.
Perubahan besar ini membuat seolah-olah seluruh perhatian dan energi hanya terfokus kepada bayi, sedangkan keinginan, minat, dan jati diri Anda yang dahulu perlahan memudar.
Tak ayal, kondisi tersebut akan menimbulkan perasaan terisolasi dan tidak aman. Akibatnya, ibu lebih rentan mengalami masalah kesehatan mental pascamelahirkan.
3. Kecemasan berlebihan
Beberapa ibu mengalami kecemasan yang tinggi setelah melahirkan. Dalam dunia medis, kondisi ini dikenal sebagai postnatal anxiety.
Kecemasan berlebihan terhadap kesehatan bayi baru lahir dapat menjadi alasan mengapa Anda sulit tidur, mudah panik, dan selalu merasa tidak tenang.
Jika dibiarkan begitu saja, gangguan mental pada ibu setelah melahirkan ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan merenggangkan hubungan Anda dengan bayi.
Tahukah Anda?
4. Trauma melahirkan
Trauma melahirkan bisa terjadi jika Anda mengalami sendiri atau melihat peristiwa menakutkan terkait persalinan, seperti persalinan yang sulit atau dalam kondisi darurat.
Kondisi yang disebut postpartum post-traumatic stress disorder (PTSD) ini dapat menyebabkan mimpi buruk, kecemasan parah, dan kilas balik (flashback) tentang peristiwa tersebut.
Biasanya, ibu yang mengalami trauma melahirkan akan kesulitan untuk beradaptasi dengan peran barunya sebagai ibu.
5. Baby blues
Sekitar 70–80% ibu baru melahirkan mengalami baby blues. Kondisi ini ditandai dengan perubahan suasana hati yang membuat ibu menjadi mudah marah, sedih, hingga menangis.
Dilansir dari situs Pregnancy, Birth & Baby, baby blues umumnya terjadi dalam 3–5 hari setelah bersalin dan gejalanya hanya akan bertahan selama kurang dari dua minggu.
Walaupun tidak berbahaya, kondisi ini bisa menyebabkan masalah saat menyusui hingga memengaruhi kemampuan Anda dalam merawat bayi.
6. Depresi postpartum
Apabila gejala baby blues tidak berangsur membaik dalam dua minggu, ini dapat menandakan gangguan mental serius yang disebut depresi postpartum.
Ibu setelah melahirkan yang mengidap kondisi mental ini mungkin merasa sedih, uring-uringan, susah tidur, tidak nafsu makan, dan tidak mampu mengurus bayi dengan baik.
Gejala tersebut biasanya muncul dalam beberapa minggu pertama pascamelahirkan dan dapat berlangsung hingga enam bulan setelahnya.
7. Psikosis postpartum
Psikosis postpartum adalah gangguan mental serius yang dapat dialami ibu setelah melahirkan.
Meski demikian, kondisi ini sangat jarang terjadi. Studi dalam BMC Psychiatry (2017) menyebut hanya ada 1 dari 1.000 ibu baru melahirkan yang mengalami psikosis postpartum.
Ibu yang mengidap psikosis bisa mendengar atau melihat sesuatu yang tidak nyata (halusinasi) ataupun mulai memercayai sesuatu yang tidak benar (delusi).
Ibu yang mengidap psikosis setelah melahirkan perlu mendapatkan penanganan segera karena kondisi ini berpotensi membahayakan diri sendiri atau bayi yang dirawatnya.
Tips menjaga kesehatan mental ibu setelah melahirkan
Harus dipahami bahwa menjaga kesehatan mental ibu hamil hingga setelah melahirkan adalah kunci penting untuk memastikan kesejahteraan ibu dan bayinya.
Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat dilakukan supaya kesehatan ibu tetap terjaga.
- Cobalah untuk tidur saat bayi tertidur untuk mengurangi kelelahan selama merawatnya.
- Tetap terapkan pola makan sehat dan bergizi seimbang untuk menjaga kadar hormon dan meningkatkan energi tubuh.
- Lakukan aktivitas fisik ringan, seperti berjalan kaki atau yoga, untuk mengatasi stres dan meningkatkan suasana hati.
- Curhat mengenai perasaan Anda kepada pasangan atau teman dekat untuk mengurangi beban emosional.
- Jangan ragu meminta bantuan dari pasangan dan keluarga untuk merawat bayi ataupun mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
- Luangkan waktu untuk diri sendiri atau me time beberapa menit dalam sehari supaya ibu merasa lebih baik.
Menjaga kesehatan mental ibu setelah melahirkan adalah suatu hal yang tidak boleh diabaikan.
Dengan memahami berbagai masalah yang mungkin terjadi serta langkah-langkah untuk mengatasinya, Anda akan lebih mampu menghadapi peran baru sebagai orangtua.
Namun, bila Anda merasa kesulitan untuk menghadapinya sendiri, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan konselor atau psikolog untuk mendapatkan solusi yang lebih baik.
Kesimpulan
- Perubahan hormon dan kurang tidur akibat merawat bayi baru lahir dapat memengaruhi kesehatan mental ibu setelah melahirkan.
- Kondisi ini dapat menyebabkan masalah mental, seperti baby blues, depresi postpartum, dan psikosis postpartum, yang bisa mengganggu kesejahteraan ibu dan bayinya.
- Menjaga mental setelah melahirkan bisa dilakukan dengan melakukan pola hidup sehat, meminta dukungan orang terdekat, dan mencari bantuan profesional bila diperlukan.