Tidak hanya rasa sakit berkepanjangan, operasi caesar juga bisa menyisakan bekas luka yang cukup jelas terlihat pada tubuh wanita. Lantas, bagaimana cara mengurangi dan menyamarkan bekas luka caesar? Yuk, simak pembahasannya di bawah ini!
Bagaimana cara menyamarkan bekas luka caesar?
Bekas luka akibat operasi caesar biasanya memudar dan menghilang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Namun, ada beberapa cara untuk menyamarkan bekas luka tersebut.
Salah satu metode yang cukup umum digunakan yakni dengan mengoleskan obat gel atau krim yang mengandung silikon.
Penelitian menunjukkan bahwa silikon topikal ini membantu melembutkan dan meratakan bekas luka, terutama pada orang yang lebih berisiko mengalami keloid dan luka hipertrofik.
Obat oles silikon ini dapat Anda pakai mulai 3–4 minggu setelah operasi caesar. Penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat apa pun.
Selain itu, jangan biarkan bekas luka operasi caesar terpapar sinar matahari. Ini dapat menyebabkan bekas luka tampak lebih gelap atau lebih terang daripada kulit di sekitarnya.
Usahakan area sekitar bekas luka tidak terkena sinar matahari langsung selama tahun pertama. Selanjutnya, lindungi kulit Anda dengan menggunakan tabir surya (sunscreen).
Prosedur medis untuk memudarkan bekas luka caesar
Selain dengan perawatan di rumah, Anda juga bisa menjalani berbagai pengobatan medis untuk menyamarkan bekas luka operasi caesar dengan cepat.
Berikut ini beberapa pilihan prosedur non-bedah maupun bedah untuk memudarkan bekas luka operasi caesar.
1. Suntik kortikosteroid
Untuk menyamarkan bekas luka caesar yang membentuk keloid atau luka hipertrofik berukuran kecil, dokter mungkin bisa merekomendasikan prosedur suntik kortikosteroid.
Prosedur yang juga dikenal sebagai suntik keloid ini membantu mengurangi ketebalan bekas luka Anda sehingga membuatnya tampak lebih samar.
Hasil dari prosedur ini akan terlihat setelah enam bulan. Efek samping dari suntik kortikosteroid termasuk penipisan kulit dan perubahan permanen pada warna kulit.
2. Terapi laser
Keloid atau luka hipertrofik berukuran lebih besar dapat diratakan dengan terapi laser. Prosedur ini juga bermanfaat untuk meredakan gatal dan memudarkan bekas luka operasi caesar.
Terapi laser secara tunggal atau kombinasi dengan suntik steroid dapat dilakukan dalam beberapa sesi dengan jeda sekitar 4–8 minggu antarsesi.
Kemungkinan efek samping akibat terapi laser antara lain perubahan warna kulit, kulit melepuh, dan pengerasan kulit.
3. Krioterapi (cryotherapy)
Prosedur cryotherapy memanfaatkan suhu dingin yang ekstrem untuk membekukan dan menghancurkan jaringan parut secara perlahan.
Perawatan untuk memudarkan bekas luka operasi caesar ini bisa menyebabkan efek samping, seperti kulit melepuh, kulit terasa nyeri, dan hilangnya warna kulit (hipopigmentasi).
4. Pembedahan
Dalam terapi ini, dokter akan mengangkat kulit yang menutupi bekas luka. Setelah prosedur ini, akan terbentuk luka yang baru, tetapi tidak separah sebelumnya.
Luka ini akan pulih kembali dengan menyisakan bekas yang lebih tipis dan samar. Penting untuk merawat luka dengan benar untuk mencegah keloid muncul kembali.
Pilihan metode yang digunakan untuk mengurangi bekas luka operasi caesar bergantung pada tingkat keparahan dan kemampuan ekonomi pasien.
Selalu konsultasi dengan dokter untuk menentukan jenis perawatan yang tepat untuk diri Anda.
Mengapa bisa timbul bekas luka setelah operasi caesar?
Jika Anda mengalami masalah dengan persalinan secara normal, operasi caesar akan dilakukan. Tindakan ini melibatkan sayatan pada perut yang bisa menyisakan bekas luka.
Bekas luka operasi caesar ini dapat membentang secara vertikal dari atas ke bawah maupun horizontal dari kiri ke kanan bagian bawah perut ibu.
Warna bekas luka bisa kembali sama seperti warna kulit Anda. Luka biasanya akan membaik dalam waktu kurang-lebih enam minggu setelah operasi caesar.
Sayangnya, proses penyembuhan luka caesar ini bisa bermasalah. Operasi caesar dapat meninggalkan bekas luka yang menonjol, seperti keloid dan luka hipertrofik.
- Keloid. Keloid terbentuk saat jaringan luka tumbuh melampaui batas sayatan. Akibatnya, terbentuklah tonjolan bekas luka di sekitar sayatan.
- Luka hipertrofik. Berbeda dari keloid, bekas luka hipertrofik berada di dalam batasan garis sayatan asli. Namun, jaringan tetap tumbuh serta menjadi lebih tebal dan keras dibandingkan dengan bekas luka normal.
Siapa yang berisiko memiliki keloid?
Beberapa orang memang lebih berisiko mengalami keloid setelah operasi caesar. Dikutip dari Mayo Clinic, keloid lebih sering terjadi pada wanita berkulit gelap, berusia di bawah 30 tahun, dan memiliki riwayat pribadi atau keluarga dengan keloid sebelumnya. Tips merawat bekas luka operasi caesar
Salah satu cara mencegah timbulnya keloid dan luka hipertrofik yakni dengan merawat bekas luka operasi caesar (post SC) dengan benar. Berikut beberapa di antaranya.
- Jaga kebersihan. Saat mandi, biarkan air menetes melewati bekas luka dan usap dengan lembut. Coba untuk menggosoknya dengan selembut mungkin. Setelah mandi, keringkan area tersebut dengan handuk halus atau kapas.
- Perhatikan sirkulasi udara. Biarkan luka tetap terbuka pada waktu-waktu tertentu agar bisa sembuh lebih cepat. Kenakan pakaian yang agak longgar pada malam hari untuk menjaga sirkulasi udara pada luka.
- Tetap aktif bergerak. Aktivitas fisik akan memperlancar aliran darah dan mempercepat penyembuhan.
- Tunda olahraga. Jika Anda ingin berolahraga, sebaiknya tunggu sampai dokter telah mengizinkannya. Hindari membawa benda-benda berat, melakukan gerakan yang menekuk atau memutar tubuh, serta membuat gerakan yang tiba-tiba.
- Rutin periksa dengan dokter. Jika jahitan tidak menyatu dengan kulit, Anda harus rutin periksa dengan dokter. Jahitan dapat segera dibuka dan bekas luka akan sembuh lebih cepat. Terlambat mengunjungi dokter bisa membuat bekas luka makin lama sembuh.
Selain itu, bila Anda melihat gejala infeksi seperti kemerahan, pembengkakan, dan demam tinggi, segera periksakan diri ke dokter. Begitu pun jika bekas luka mengeluarkan cairan.
[embed-health-tool-due-date]