Bagi ibu yang menjalani persalinan secara caesar, mungkin kerap muncul pertanyaan, “Kapan boleh jongkok setelah operasi caesar?” Pasalnya, gerakan ini dikhawatirkan bisa menimbulkan komplikasi pascapersalinan. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan di bawah ini.
Kapan boleh jongkok setelah operasi caesar?
Ibu belum boleh jongkok segera setelah melahirkan caesar. Pasalnya, gerakan ini akan memberikan tekanan pada bekas sayatan di perut dan rahim sehingga memperlambat proses penyembuhan.
Dikutip dari situs Tommy’s, pemulihan luka bekas operasi caesar berlangsung selama sekitar enam minggu hingga dua bulan.
Dengan begitu, dokter biasanya akan melarang Anda untuk menjalani aktivitas berat, termasuk berjongkok.
Untuk menentukan kapan ibu boleh jongkok setelah operasi caesar, dokter perlu melakukan penilaian terhadap kondisi tubuh ibu terlebih dahulu.
Dokter akan memeriksa luka operasi caesar ketika kontrol pascapersalinan serta menentukan apakah tubuh ibu sudah cukup kuat untuk melakukan aktivitas berat.
Anda dapat melakukan gerakan jongkok setelah melahirkan saat tubuh Anda dianggap sudah siap oleh dokter.
Meski begitu, perlu dipahami bahwa kondisi ibu yang baru melahirkan tidak sekuat sebelumnya sehingga Anda harus berjongkok secara perlahan dan bertahap.
Ini termasuk saat Anda ingin jongkok untuk buang air besar (BAB) atau buang air kecil (BAK) di toilet.
[embed-health-tool-due-date]
Bahaya jongkok terlalu cepat setelah melahirkan caesar
Aktivitas yang terlalu berat dapat menimbulkan tekanan pada bekas luka persalinan. Hal ini berisiko menimbulkan komplikasi seperti berikut.
1. Infeksi
Sebenarnya, kasus jahitan caesar terbuka sangatlah jarang. Namun, risiko komplikasi ini akan lebih tinggi bila area sekitar luka operasi sering mendapat tekanan.
Luka operasi yang terbuka dapat mengalami infeksi. Tanda dan gejalanya adalah:
- kulit yang merah dan bengkak,
- keluarnya nanah atau cairan dari luka,
- nyeri terus-menerus, serta
- bau tidak sedap dari luka.
2. Cedera otot dan sendi
Saat proses persalinan, ibu perlu menggunakan kekuatan otot dan sendi untuk mendorong bayi keluar dari dalam rahim.
Oleh karena itu, otot dan sendi juga perlu memulihkan diri sebelum dapat kembali berfungsi dengan normal.
Tekanan yang berlebihan selama pemulihan bisa menghambat prosesnya sehingga otot dan sendi berisiko lebih tinggi untuk mengalami cedera.