Selama masa pemulihan usai persalinan normal, Ibu mungkin akan mengalami nyeri pada area jahitan, keluarnya darah nifas, hingga perubahan emosional yang terasa tidak nyaman. Supaya pemulihan berjalan lancar, dokter akan mengingatkan Ibu tentang beberapa larangan setelah melahirkan normal. Apa saja larangan tersebut?
Apa saja larangan setelah melahirkan normal?
Pada umumnya, ibu yang baru bersalin membutuhkan waktu sekitar 6–8 minggu untuk pulih atau menyesuaikan diri setelah melahirkan normal.
Selain membuat waktu pemulihan berjalan sebagaimana mestinya, beberapa larangan berikut akan meminimalkan risiko komplikasi pascamelahirkan.
1. Memasukkan benda apa pun ke dalam Miss V
Hindari memasukkan apa pun ke dalam Miss V selama masa pemulihan, termasuk tampon dan Mr. P. Ibu perlu menunggu selama 4–6 minggu sebelum bisa berhubungan setelah melahirkan.
Pasalnya, tindakan ini dikhawatirkan bisa meningkatkan risiko infeksi dan perdarahan pada Miss V yang masih dalam masa pemulihan.
Pantangan ini mungkin berlangsung lebih lama pada wanita yang menjalani episiotomi atau pembuatan sayatan kecil pada perineum saat melahirkan.
2. Melakukan aktivitas fisik atau olahraga berat
Olahraga setelah melahirkan memang bisa membantu proses pemulihan, tetapi pastikan untuk memilih aktivitas yang tepat.
Selama masa pemulihan, pilihlah olahraga yang lebih ringan, seperti jalan kaki, senam Kegel, atau senam nifas.
Laman UT Southwestern Medical Center menyebutkan bahwa Ibu perlu menunggu selama 6–12 minggu untuk melakukan latihan kardio dan angkat beban setelah melahirkan.
Olahraga berat merupakan kegiatan yang tidak boleh dilakukan setelah melahirkan normal karena bisa meningkatkan risiko inkontinensia urin, robekan otot, dan hernia.
Ibu sebaiknya juga menghindari berenang selama satu minggu pascapersalinan karena bisa menghambat penyembuhan luka pada Miss V dan bahkan memicu infeksi.
3. Mengabaikan penggunaan alat kontrasepsi
Demi meminimalkan risiko masalah kesehatan bagi Ibu dan janin, sebaiknya berikan jeda selama 18–24 bulan jika Ibu ingin hamil kembali.
Itu artinya, Ibu sebaiknya menggunakan alat KB setelah melahirkan untuk menghindari kehamilan yang terlalu dekat.
Selama masa menyusui, peluang kehamilan memang akan menurun karena peningkatan hormon prolaktin bisa menekan produksi hormon estrogen yang merangsang ovulasi.
Meski begitu, menyusui bukanlah metode kontrasepsi yang efektif. Bicarakan dengan dokter untuk menentukan alat kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi Ibu dan suami.
4. Melakukan diet ketat
Wajar jika setelah melahirkan, Ibu ingin segera mengembalikan bentuk tubuh seperti saat sebelum hamil. Namun, perlu diingat bahwa diet ketat merupakan pantangan bagi Ibu setelah melahirkan normal.
Diet ketat setelah melahirkan justru bisa mengganggu proses pemulihan. Cara ini juga dapat memengaruhi kualitas ASI sehingga kebutuhan gizi si Kecil mungkin tidak terpenuhi.
Ikan tinggi merkuri, makanan terlalu pedas, dan makanan bergas juga menjadi pantangan makanan setelah melahirkan normal.
Sebagai gantinya, konsumsilah makanan bergizi seimbang, seperti buah, sayur, dan daging rendah lemak.
5. Menyembunyikan rasa lelah
Melakukan penyesuaian tubuh pascamelahirkan sekaligus merawat bayi baru lahir bukanlah hal yang mudah, jadi wajar jika Ibu merasa lelah.
Ibu tidak harus menanggung rasa lelah itu sendirian. Ibu justru berhak berbagi keluh-kesah dengan orang-orang terdekat, khususnya pasangan.
Selain berbagi peran dengan suami atau meminta bantuan orang terdekat untuk merawat si Kecil, jangan lupa meluangkan waktu untuk merawat diri sendiri.
Hal ini tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan mental Ibu, tapi juga bisa mengurangi risiko masalah mental pascapersalinan, seperti baby blues dan depresi postpartum.
6. Merokok dan mengonsumsi alkohol
Berapa pun jumlahnya, alkohol yang diminum oleh ibu menyusui akan masuk ke dalam air susu ibu (ASI).
Alkohol tidak hanya bisa mengurangi produksi ASI, tetapi juga bisa memengaruhi perkembangan si Kecil dalam jangka panjang.
Hal yang sama juga berlaku untuk nikotin di dalam rokok, bahkan sekalipun Ibu tidak merokok secara langsung dan hanya menjadi perokok pasif.
Itulah mengapa merokok dan mengonsumsi alkohol menjadi pantangan bagi ibu setelah melahirkan normal maupun caesar.
7. Mengabaikan perawatan area Miss V
Selama beberapa hari setelah melahirkan, Ibu mungkin merasakan gatal atau nyeri pada Miss V. Sebaiknya jangan terburu-buru menggaruknya atau menggunakan obat.
Sebagai gantinya, Mayo Clinic menyarankan untuk mengompres area tersebut dengan air dingin atau es. Suhu dingin dari kompres bisa membantu mengurangi rasa gatal dan nyeri secara alami.
Balut es batu atau air es dengan kain bersih sebelum menempelkannya di area Miss V. Jika nyeri tak kunjung membaik, Ibu bisa meminta saran dokter terkait obat pereda nyeri yang boleh dikonsumsi.
Untuk menjaga kebersihan Miss V, usahakan untuk mengganti pembalut perdarahan nifas setiap kali buang air kecil atau setidaknya empat kali sehari.
Jika rasa nyeri atau gatal tidak kunjung membaik atau sudah mengganggu aktivitas sehari-hari, segera temui dokter.
Kesimpulan
- Larangan pertama setelah melahirkan normal memasukkan apa pun ke dalam Miss V karena ini bisa meningkatkan risiko infeksi dan perdarahan. Di samping itu, jangan lupa untuk menjaga kebersihan Miss V.
- Setelah melahirkan, Ibu tetap tidak diperbolehkan merokok dan mengonsumsi alkohol. Ibu sebaiknya juga tidak langsung melakukan olahraga berat, seperti angkat beban.
- Selain itu, jangan lupa untuk mempertimbangkan penggunaan alat kontrasepsi. Mengabaikan penggunaan kontrasepsi setelah melahirkan bisa meningkatkan peluang kehamilan dengan jarak yang terlalu dekat.
- Masa pemulihan pascapersalinan sering kali terasa berat. Oleh karena itu, jangan ragu untuk membagikan kecemasan dan rasa lelah dengan orang terdekat, terutama pasangan.