backup og meta

Aturan Melakukan Stimulasi Puting untuk Rangsang Kelahiran

Aturan Melakukan Stimulasi Puting untuk Rangsang Kelahiran

Sudah sampai di hari perkiraan lahir (HPL), tetapi ibu belum merasakan tanda-tanda persalinan? Ibu bisa melakukan stimulasi puting agar cepat kontraksi untuk induksi persalinan alami. Mengapa stimulasi puting bisa mempercepat persalinan dan berperan sebagai induksi alami? Ini penjelasannya.

Alasan stimulasi puting bisa membuat cepat kontraksi

kelamaan duduk saat hamil

Penelitian dari Acta Obstetricia et Gynecologica Scandinavica menunjukkan bahwa stimulasi puting bisa meningkatkan kadar oksitosin pada ibu hamil cukup bulan yang sehat.

Penelitian tersebut mengamati 10 ibu hamil dengan usia kandungan 38 minggu sampai 39 minggu yang melakukan stimulasi puting selama 30 menit.

Hasilnya, 9 dari 10 ibu hamil mengalami kontraksi rahim, sedangkan 1 ibu hamil menunjukkan tanda-tanda hiperaktivitas uterus (kontraksi yang sangat sering).

Peneliti mengambil sampel darah untuk meneliti kadar oksitosin dan mengukurnya dengan teknik radioimmunoassay. 

Selanjutnya, didapatkan hasil bahwa kadar hormon oksitosin ibu meningkat sangat signifikan selama stimulasi puting yang bisa memicu kontraksi.

Bahkan, proses persalinan nantinya bisa berlangsung lebih singkat.

Kabar baiknya, kontraksi yang dihasilkan dari stimulasi puting adalah kontraksi asli, bukan kontraksi palsu.

Penting untuk dipahami bahwa oksitosin adalah hormon yang berperan dalam memicu persalinan dan membentuk ikatan antara ibu dan anak. 

Hormon ini juga membuat uterus berkontraksi setelah proses persalinan serta membantunya kembali ke ukuran semula seperti sebelum hamil. 

Memberi rangsangan pada payudara dapat membantu proses persalinan dengan cara memperkuat dan memperpanjang kontraksi karena ada peningkatan kadar oksitosin.

Stimulasi puting aman untuk ibu lakukan di rumah

Jurnal terbitan Birth, melakukan penelitian terhadap 201 ibu hamil yang melakukan induksi alami di rumah.

Hasilnya, sekitar 50,7% atau 102 ibu hamil pernah mencoba satu jenis metode induksi persalinan alami seperti memakan makanan pedas atau berhubungan seks.

Ibu harus konsultasi dengan dokter sebelum melakukan induksi jenis apapun, termasuk induksi alami. 

Jika kehamilan ibu berisiko tinggi, stimulasi puting susu berisiko membahayakan janin. 

Cara melakukan stimulasi puting agar cepat kontraksi

puting tambahan

Hal pertama yang perlu ibu ketahui, melakukan stimulasi puting sebagai cara mempercepat persalinan bukan ditujukan untuk kehamilan berisiko

Ambil contoh, ibu dengan masalah kehamilan seperti preeklampsia atau tekanan darah tinggi, tidak disarankan melakukan stimulasi puting ini.

Oleh karena itu, sangat penting untuk ibu berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum melakukan stimulasi puting.

Jika dokter sudah melihat kehamilan ibu aman dan tidak berisiko, ibu bisa coba melakukannya di rumah. 

Berikut ini cara stimulasi puting agar cepat kontraksi. 

1. Perhatikan media stimulasi

Untuk hasil yang maksimal, ibu harus menirukan isapan bayi saat melakukan stimulasi puting.

Ibu bisa menggunakan jari-jari atau alat pompa ASI sebagai media stimulasi. 

Bila ibu memiliki bayi yang masih menyusu, biarkan ia menyusu payudara ibu agar dapat memberikan stimulasi yang baik.

2. Fokus pada areola

Tidak hanya puting, ibu juga perlu memijat areola, yakni bagian lingkaran hitam yang mengelilingi puting.

Saat bayi menyusu, ia tidak hanya mengisap puting tetapi juga memijat areola dengan gerak bibir saat menyusu. 

Ibu bisa melakukan pijatan dengan jari atau telapak tangan untuk menggosok lembut areola.

Supaya mengurangi risiko lecet, coba gunakan pelembap atau minyak kelapa murni saat memijat areola.

3. Hindari stimulasi berlebihan

Hindari stimulasi yang berlebihan dengan hanya berfokus pada satu payudara dalam satu saat waktu. 

Berhenti melakukan stimulasi puting saat terjadi kontraksi. Apabila kontraksi terjadi setiap 3 menit atau berlangsung selama 1 menit atau lebih, ibu dapat menghentikan stimulasi.

Selalu konsultasikan terlebih dulu kepada dokter sebelum melakukan stimulasi puting.

Kondisi yang membuat ibu perlu ke rumah sakit

efek operasi usus buntu, hamil sakit perut

Setelah melakukan stimulasi puting agar cepat kontraksi, ada kondisi yang membuat ibu perlu segera ke rumah sakit.

Berikut beberapa kondisi yang mengharuskan ibu ke dokter:

  • ibu merasakan janin berada di bawah panggul,
  • mengalami kontraksi yang teratur,
  • keluar lendir dari vagina, dan
  • kantung ketuban pecah sebelum kontraksi.

Jika air ketuban pecah sebelum mengalami kontraksi, segera hubungi dokter. Ibu juga perlu memberitahu dokter jika mengalami perdarahan apa pun. 

Segera pergi ke dokter kalau ibu mengalami kontraksi sudah berjarak 5 menit antar kontraksi selama lebih dari 1 jam.

Ibu bisa minta bantuan pasangan untuk melakukan stimulasi puting agar cepat kontraksi. Pasangan mungkin akan merasa takut membuat perut ibu yang sudah membesar. 

Lakukan saat ibu sudah rileks agar stimulasi puting untuk kontraksi rahim agar lebih nyaman.

[embed-health-tool-due-date]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Chaudhry, Z., Fischer, J., & Schaffir, J. (2011). Women’s Use of Nonprescribed Methods to Induce Labor: A Brief Report. Birth, 38(2), 168-171. doi: 10.1111/j.1523-536x.2010.00465.x

Inducing Labor – American Pregnancy Association. (2012). Retrieved 18 August 2021, from https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/labor-and-birth/inducing-labor/

Inducing labor: When to wait, when to induce. (2021). Retrieved 18 August 2021, from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/labor-and-delivery/in-depth/inducing-labor/art-20047557

Versi Terbaru

26/08/2021

Ditulis oleh Riska Herliafifah

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

9 Makanan Setelah Melahirkan yang Enak dan Menyehatkan

10 Tanda-Tanda yang Muncul Ketika Anda Akan Melahirkan dalam Waktu Dekat


Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 26/08/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan