backup og meta
Kategori

1

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Apakah Seks Dapat Memicu Kontraksi Melahirkan?

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 15/06/2021

    Apakah Seks Dapat Memicu Kontraksi Melahirkan?

    Jika kehamilan Anda sudah melewati due date, atau usia kehamilan telah melampaui 42 minggu, atau keselamatan bayi Anda berisiko tinggi, dokter dapat memutuskan untuk memicu kontraksi persalinan dengan induksi. Induksi persalinan tentu saja berisiko, sehingga dapat dimengerti bahwa banyak wanita hamil mungkin memilih metode alternatif untuk memulai persalinan. Satu strategi yang dipercaya mampu memicu kontraksi adalah dengan cara yang sama Anda memulai kehamilan: bercinta.

    Mengapa ada anggapan seks bisa memicu kontraksi persalinan?

    Ada sejumlah alasan masuk akal di balik alasan seks sebagai metode memicu kontraksi saat bayi Anda sudah waktunya lahir. Pertama, air mani merupakan sumber alami dari prostaglandin, senyawa kimia yang melemaskan jaringan dan membantu pematangan leher rahim untuk mempersiapkan jalur kelahiran bayi. Kedua, seks dengan atau tanpa orgasme dilaporkan dapat meningkatkan aktivitas rahim. Berhubungan intim juga dapat memicu pelepasan oksitosin, hormon alami dalam tubuh ibu yang membantu memulai kontraksi.

    Di sisi lain, bukti ilmiah untuk mendukung seks sebagai metode induksi persalinan masih jauh dari kata cukup. Sebenarnya, begitu kehamilan mencapai usia 40-an minggu, Anda akan sangat mungkin untuk masuk ke tahap persalinan spontan setiap saat, dengan atau tanpa seks. Sehingga sangat mudah untuk mengira seks sebagai penyebabnya, padahal pada kenyataannya mungkin orgasme Anda bukanlah yang memicu kontraksi. Para ahli menduga, induksi persalinan berhubungan dengan hormon yang dihasilkan oleh ibu dan bayi. Itu sebabnya, mencoba untuk memicu kontraksi sendiri bukanlah metode yang dapat diandalkan.

    Seks sebagai metode memicu kontraksi juga merupakan hal yang sulit untuk diukur, karena aktivitas dan pengalaman seksual tidak mudah untuk didefinisikan secara seragam. Stimulasi payudara, misalnya, walau diduga dapat merangsang kontraksi rahim, tapi tak semua aktivitas seksual melibatkan foreplay ini. Dan, peran prostaglandin dari air mani juga akan tergantung pada penggunaan kondom, volume ejakulasi, dan konsentrasi prostaglandin di dalam air mani.

    Jadi, inilah mengapa seks untuk induksi persalinan lebih cenderung sebagai teori (jika bukan mitos), daripada fakta medis. “Tidak ada cara non-medis yang terbukti untuk menginduksi persalinan secara alami,’ kata Elizabeth Stein, CNM, bidan asal New York, dikutip dari WebMD. Satu-satunya metode yang aman dan dapat diandalkan untuk memicu kontraksi persalinan adalah dengan obat yang diberikan di rumah sakit. “Tapi, tidak akan ada salahnya mencoba seks untuk menginduksi persalinan!’ ungkap Stein.

    Tips aman berhubungan seks di akhir kehamilan

    Boleh-boleh saja untuk berhubungan intim dengan pasangan mendekati akhir kehamilan— selama air ketuban Anda belum pecah, dan ketika dokter atau bidan telah memberikan lampu hijau. Begitu ketuban pecah, penetrasi vagina dapat meningkatkan risiko infeksi. Seks juga akan lebih aman jika Anda tidak memiliki plasenta rendah (plasenta previa) atau tidak pernah mengalami perdarahan vagina.

    Pada tahap akhir kehamilan, seks memang lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Anda bisa mencoba spooning, berbaring menyamping dengan pasangan Anda masuk dari belakang. Atau, Anda bisa berbaring telentang di tepi ranjang, dengan kedua kaki menyentuh lantai dan lutut menekuk. Pasangan Anda kemudian dapat berlutut atau berdiri di depan Anda untuk melakukan penetrasi.

    Penting bagi pria untuk ejakulasi di dalam vagina untuk jika Anda memang ingin memicu kontraksi, meskipun tidak ada jaminan ini akan berhasil. Jika Anda tidak bergairah untuk bercinta (dan wajar saja), Anda bisa meminta pasangan untuk lakukan foreplay dengan menstimulasi puting payudara.

    Jika kehamilan Anda belum mencapai usia penuh (di bawah 39-40 minggu), seks pada umumnya tidak akan menyebabkan persalinan prematur. Namun, jika Anda telah didiagnosis berisiko tinggi terhadap persalinan prematur, Anda harus bicarakan dengan dokter Anda soal keamanan berhubungan intim; ia mungkin merekomendasikan tindakan pencegahan atau membatasi seks hingga titik tertentu.

    BACA JUGA:

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 15/06/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan