Ibu hamil tentu akan merasa khawatir jika keluar lendir campur darah tapi belum ada kontraksi. Keluarnya darah dari vagina saat sedang hamil memang patut diwaspadai, tetapi kapan kondisi ini menandakan komplikasi serius? Simak jawabannya berikut ini.
Ciri-ciri lendir darah yang keluar dari vagina saat hamil
Pernahkah Anda mengalami keputihan saat hamil? Keluarnya cairan dari dalam vagina ini sebenarnya cukup normal terjadi, termasuk selama masa kehamilan.
Keputihan selama kehamilan menandakan bahwa vagina Anda sedang membersihkan diri. Dengan begitu, vagina dan rahim Anda akan terlindungi dari risiko infeksi.
Jumlah cairan keputihan yang keluar akan makin banyak seiring bertambahnya usia kehamilan.
Artinya, keputihan akan keluar lebih banyak saat kehamilan sudah memasuki masa akhir, yakni pada trimester 3 atau tepatnya pada minggu ke-37.
Ketika memasuki minggu-minggu terakhir kehamilan, keputihan umumnya mengandung lendir darah yang lengket dan menyerupai jeli. Kondisi ini juga dikenal sebagai bloody show.
Bahayakah bila keluar lendir darah tapi belum kontraksi?
Dikutip dari laman Mayo Clinic, wajar jika keluar lendir darah dari vagina tapi ibu belum kontraksi. Ada ibu hamil yang mengalami kontraksi, tapi ada juga yang tidak.
Selama beberapa bulan terakhir masa kehamilan, beberapa ibu memang mengalami kontraksi, yaitu kondisi saat rahim mengencang dan rileks dengan sendirinya.
Akibatnya, mereka sering kali sulit membedakan antara kontraksi asli yang menandakan persalinan dengan kontraksi palsu atau disebut juga kontraksi Braxton-Hicks.
Sebelum waktu bersalin tiba, Anda akan mengalami kontraksi palsu yang biasa terjadi secara tidak teratur serta dapat melemah dan berhenti dengan sendirinya.
Sementara itu, kontraksi asli umumnya terjadi setiap 2–5 menit sekali dan makin bertambah kencang. Ini merupakan pertanda ibu hamil siap untuk melahirkan.
Tanda persalinan dan keluarnya lendir darah dari vagina
Ketika waktu bersalin tiba, ibu akan mengalami tanda-tanda melahirkan, salah satunya keluar lendir darah dari vagina.
Meski cukup normal terjadi, keluarnya lendir bercampur darah tapi belum ada kontraksi harus Anda perhatikan ketika sudah memasuki masa akhir kehamilan.
Kondisi ini terjadi saat mucus plug atau kumpulan lendir pada ujung serviks (leher rahim) luruh. Lendir bisa bercampur darah yang muncul saat serviks terbuka dan melebar.
Perubahan pada serviks menandakan bahwa waktu bersalin segera tiba. Dalam kondisi normal, panjang serviks umumnya berkisar antara 3,5–4 sentimeter (cm).
Namun, jelang waktu bersalin, serviks akan menjadi lebih fleksibel hingga mulai memendek dan menipis.
Pada tahap awal, serviks setidaknya akan memiliki panjang 2 cm dan sangat tebal. Saat waktu bersalin tiba, serviks telah sepenuhnya melebar dan mucus plug keluar dari vagina.
Serviks mengandung banyak pembuluh darah. Saat serviks melebar, pembuluh darah tersebut dapat pecah sehingga terjadi perdarahan. Darah pun keluar dari serviks bersama lendir.
Keluarnya lendir darah tapi belum ada kontraksi dapat terjadi beberapa hari sebelum persalinan atau tepat pada awal waktu bersalin.
Lendir darah juga bisa keluar sekaligus atau secara perlahan. Darah pada lendir bisa berwarna merah, cokelat, atau merah muda, yang berbeda-beda pada setiap ibu hamil.
Namun, darah yang terkandung dalam lendir normalnya tidak lebih dari dua sendok makan atau keluar dalam dua kali keputihan.
Kapan keluar lendir darah berbahaya bagi ibu hamil?
Keluarnya lendir campur darah tanpa disertai kontraksi memang normal. Akan tetapi, Anda harus waspada jika kondisi ini disertai dengan gejala lain yang lebih serius.
Sebagai contoh, darah yang keluar lebih dari jumlah normal dapat menandakan komplikasi kehamilan yang membahayakan ibu dan janin dalam kandungannya.
Selain sebagai tanda alami persalinan, keluarnya lendir dan darah dapat disebabkan oleh kondisi berikut ini.
- Berhubungan intim, sebab penetrasi penis dalam vagina bisa membuat lendir pada ujung serviks lebih mudah luruh dan menimbulkan perdarahan saat hamil.
- Prosedur swab selaput rahim saat memeriksa pembukaan serviks atau memecahkan air ketuban untuk memicu persalinan.
- Cedera akibat terjatuh atau mengalami kecelakaan.
- Penyakit atau infeksi pada vagina dan serviks.
- Polip (tumor) rahim atau polip serviks.
Segera ke rumah sakit saat keluar lendir darah
Saat baru saja keluar lendir darah tapi belum ada kontraksi, sebaiknya Anda segera melakukan konsultasi dengan dokter atau berkunjung ke rumah sakit.
Keluarnya lendir darah ialah salah satu tanda persalinan makin dekat. Segera mencari bantuan medis akan membuat persiapan persalinan Anda menjadi lebih baik.
Pada sebagian wanita, keluarnya lendir darah bisa dipastikan menjadi penanda waktu bersalin telah tiba bila disertai gejala-gejala berikut ini.
- Kram yang hilang timbul selama beberapa jam atau bahkan beberapa hari.
- Tekanan pada panggul, vagina, atau punggung akibat posisi janin yang telah turun dari bagian perut ke panggul.
- Kontraksi pada rahim yang intensitasnya makin sering dan bertambah parah.
Segera lakukan pemeriksaan dengan dokter saat lendir darah keluar dan disertai gejala di atas.
Meski tidak selalu menandakan Anda siap bersalin, perdarahan saat hamil dapat terjadi akibat komplikasi yang membutuhkan penanganan serius di rumah sakit.
Kesimpulan
- Keluarnya lendir darah saat hamil adalah kondisi yang normal dan bisa terjadi jelang waktu bersalin.
- Keluar lendir darah tapi belum ada kontraksi tetap harus Anda waspadai, terlebih bila disertai gejala serius, seperti kram yang hilang timbul dan terjadi terus-menerus.
- Oleh sebab itu, segera cari bantuan medis dan konsultasi dengan dokter saat Anda melihat lendir bercampur darah yang keluar dari vagina saat hamil.
[embed-health-tool-due-date]