Kelahiran bayi kembar biasanya hanya terpaut beberapa menit atau jam antara bayi pertama dan selanjutnya. Namun, rupanya bayi kembar juga bisa lahir pada hari bahkan minggu yang beda karena suatu kondisi tertentu.
Lantas, apakah kondisi tersebut umum terjadi? Apakah kelahiran bayi kembar pada hari yang berbeda memiliki risiko tertentu bagi bayi? Berikut penjelasannya.
Bisakah bayi kembar lahir beda hari?
Meski termasuk dalam kejadian yang langka, fenomena bayi kembar yang lahir beda hari bisa saja terjadi. Pada beberapa kasus, jeda kelahiran bahkan bisa terpaut beberapa pekan.
Semakin banyak jumlah janin yang sedang ibu kandung dalam waktu yang sama, semakin tinggi pula peluang terjadinya bayi kembar lahir beda hari.
Beberapa orang memutuskan melahirkan bayi kembar pada hari yang berbeda ketika salah satu janin memiliki masalah kesehatan.
Kondisi mereka dikhawatirkan semakin memburuk ketika dibiarkan lahir. Maka dari itu, keputusan tersebut dipilih untuk menyelamatkan setidaknya satu bayi.
Umumnya, kelahiran janin pertama pada bayi kembar dilakukan secara prematur karena usia janin yang masih cukup muda.
Sementara itu, kelahiran janin kedua bisa dilakukan dengan cara yang sama atau bahkan melalui persalinan normal jika memang memungkinkan.
Namun jika semua janin memang harus dilahirkan secara prematur, dokter akan mengupayakan supaya kelahiran bayi kedua sudah mencapai batas viabilitas atau 24 minggu.
Tahukah Anda?
Viabilitas adalah usia ketika bayi sudah memiliki peluang untuk bertahan hidup di luar kandungan.
24 minggu dianggap sebagai viabilitas janin karena organ-organ penting seperti paru-paru sudah cukup berkembang.
Penyebab bayi kembar lahir beda hari
Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti bagaimana perkembangan setiap janin bisa berbeda sehingga ibu perlu melahirkan bayi kembar hingga berjarak beberapa hari.
Akan tetapi, beberapa kondisi berikut bisa menjadi faktor mengapa dokter kandungan memutuskan untuk melahirkan salah satu bayi terlebih dahulu dan membiarkan lainnya terus berkembang dalam kandungan.
- Leher rahim lemah atau tidak kuat.
- Preeklampsia yang parah.
- Lapisan pelindung janin sobek.
- Infeksi pada cairan ketuban atau korioamnionitis.
- Kelainan aliran darah pada plasenta seperti twin to twin syndrome.
- Dichorionic diamniotic atau janin kembar tidak identik yang berbagi plasenta.
- Uterus didelphys atau rahim ganda.
Apakah bahaya jika bayi kembar lahir beda hari?
Melahirkan bayi kembar pada waktu yang terpisah, bahkan berjarak berhari-hari, sebenarnya banyak dilakukan untuk menyelamatkan salah satu janin.
Maka, bisa dikatakan bahwa metode ini tidak berbahaya. Justru jika tidak dilakukan, dikhawatirkan angka harapan hidup kedua janin sama-sama kecil.
Meski begitu, tidak menutup kemungkinan bahwa bayi kembar yang dilahirkan pada hari yang berbeda dapat diselamatkan semuanya.
Ini seperti yang terjadi pada Lilliya Konovalova, seorang wanita di Kazakhstan yang memilih metode melahirkan bayi kembar beda 11 minggu dan berhasil menyelamatkan kedua anaknya.
Bayi pertama Lilliya lahir saat usianya 25 minggu, sedangkan bayi keduanya lahir pada usia 36 minggu. Kelahiran bayi beda hari yang dialami Lilliya ini diakibatkan oleh uterus didelphys yang dialaminya.
Risiko kematian bayi pertama memang akan meningkat jika dilahirkan sebelum memasuki usia 24 minggu kehamilan. Maka dari itu, ia memilih melahirkan salah satu bayinya terlebih dulu.
Ini merupakan kasus yang unik, mengingat banyak dari bayi kembar yang dilahirkan beda hari tidak selamat, seperti yang disebutkan pada sebuah studi di Prancis pada 2020 lalu.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa di antara semua bayi yang lahir pertama kali dalam rentang usia 14 minggu +2 hari sampai 24 minggu, tidak ada yang selamat.
Sementara itu, tujuh dari 13 bayi kedua yang lahir pada rentang usia 25 minggu +3 hari berhasil diselamatkan.
Selama rentang waktu persalinan antara bayi pertama dan kedua, dokter perlu melakukan pemantauan yang lebih ketat. Oleh karena itu, penting untuk selalu mengikuti petunjuk dari dokter.
Berapa jarak terjauh bayi kembar yang lahir beda hari?
Case Reports in Obstetrics Gynecology and Reproductive melaporkan bahwa sejauh ini, telah ditemukan bayi lahir kembar yang berbeda 157 hari.
Bayi pertama lahir saat usianya masih 14 minggu +4 hari, tetapi ia meninggal tidak lama setelahnya. Sementara itu, janin kedua dibiarkan bertahan di dalam rahim.
Bayi kedua bertahan, bahkan hingga sang ibu melahirkan kembali melalui persalinan yang diinduksi saat usia kandungan memasuki 37 minggu atau sekitar 157 hari setelah persalinan pertama.
Kondisi tersebut terjadi pada ibu hamil berusia 28 tahun yang mengalami dichorionic diamniotic.
Bayi kembar yang lahir beda hari merupakan fenomena yang unik, tapi lazim terjadi. Sejauh ini, belum ditemukan cara khusus untuk mencegah fenomena ini.
Satu hal penting yang perlu ibu lakukan ialah menjaga menjaga kehamilan, mulai dari mencukupi kebutuhan gizi, rutin olahraga, dan rutin memeriksakan kandungan.
Perlu ibu ingat bahwa kehamilan bayi kembar mungkin memerlukan perawatan yang lebih intensif, begitu juga dengan jumlah kebutuhan gizi bayi kembar.
Dengan menjaga kesehatan ibu dan janin, ibu tentu bisa menjalani kehamilan kembar dengan aman dan nyaman. Dengan begitu, kedua bayinya pun bisa lahir pada saat yang sama.
[embed-health-tool-due-date]