Selama kehamilan, tidak dipungkiri bahwa ibu harus lebih waspada untuk menyadari perubahan pada tubuhnya. Pada ibu yang sedang mengalami kehamilan kembar identik, salah satu kelainan yang patut diwaspadai adalah twin-to-twin transfusion syndrome.
Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Klinik Chika Medika
Selama kehamilan, tidak dipungkiri bahwa ibu harus lebih waspada untuk menyadari perubahan pada tubuhnya. Pada ibu yang sedang mengalami kehamilan kembar identik, salah satu kelainan yang patut diwaspadai adalah twin-to-twin transfusion syndrome.
Twin-to-twin transfusion syndrome (TTTS) adalah kondisi ketika aliran darah pada plasenta atau ari-ari tidak seimbang.
Kondisi ini diakibatkan oleh kelainan susunan pembuluh darah yang kemudian mengganggu suplai oksigen dan nutrisi pada janin kehamilan identik.
Pada kondisi normal, janin kembar identik akan berbagi nutrisi dan oksigen dalam jumlah yang sama dari satu plasenta.
Sementara itu, TTTS membuat salah satu janin tidak mendapat pasokan darah dan nutrisi yang cukup (janin pendonor), sedangkan janin yang satunya kelebihan (janin penerima).
Sampai saat ini, belum diketahui apa yang menjadi penyebab twin-to-twin transfusion syndrome.
Mengutip dari laman Children’s Hospital Colorado, TTTS bisa dibagi dalam lima tahap sesuai dengan kondisi janin seperti berikut.
Tahapan TTTS itu nantinya akan menentukan perawatan seperti apa yang perlu ibu lakukan.
Twin-to-twin transfusion syndrome tidak bisa diketahui hanya dengan memperhatikan bentuk perut ibu.
Cara mengetahui apakah bayi kembar identik dalam kandungan mengalami TTTS hanya bisa dilakukan melalui USG.
Mengutip dari laman American Pregnancy Association, berikut adalah gejala TTTS yang bisa terlihat dari USG.
Sementara itu, ibu hamil mungkin merasakan beberapa kondisi berikut ketika mengalami TTTS.
Jika Anda sedang mengandung jenis bayi kembar identik dan merasakan berbagai gejala di atas, sebaiknya periksakan diri Anda ke dokter kandungan.
Jika tidak segera ditangani, TTTS bisa berbahaya bagi janin pendonor maupun penerima.
Berikut adalah berbagai komplikasi yang bisa terjadi pada kehamilan kembar identik dengan TTTS.
Sementara itu, komplikasi yang bisa terjadi pada ibu dengan TTTS adalah mirror syndrome. Kondisi ini akan membuat ibu merasakan gejala yang menyerupai preeklampsia.
Twin-to-twin transfusion syndrome mungkin terdeteksi saat ibu melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.
Untuk menegakkan diagnosis, dokter akan meminta ibu untuk menjalani pemeriksaan dengan ultrasonografi Doppler (USG Doppler) dan ekokardiografi janin.
USG Doppler berfungsi untuk menunjukkan kelainan aliran darah pada kedua janin, sedangkan ekokardiografi janin akan menunjukkan detak jantung pada masing-masing janin.
Selain itu, dokter mungkin juga meminta ibu untuk melakukan pemeriksaan dengan magnetic resonance imaging (MRI) untuk memastikan ada-tidaknya kerusakan saraf pada janin.
Perawatan twin-to-twin transfusion syndrome akan disesuaikan dengan seberapa jauh kelainan janin yang terdeteksi.
Situs Cleveland Clinic menyebutkan bahwa selama TTTS masih berada dalam tahap 1, perawatan cukup dilakukan dengan pemantauan secara berkala.
Oleh karena itu, ibu dengan TTTS akan diminta untuk melakukan pemeriksaan rutin lebih sering. Pemeriksaan perlu dilakukan setidaknya satu minggu sekali, saat janin sudah berusia di atas 16 minggu.
Namun, jika TTTS sudah mulai membahayakan tumbuh-kembang janin, dokter akan merekomendasikan beberapa pengobatan berikut untuk mengatasinya.
Sampai saat ini, belum ditemukan cara pencegahan TTTS. Meski begitu, ibu bisa melakukan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi berbagai komplikasi persalinan dan kehamilan sejak dini.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar