Faktanya, belum ada penelitian yang membuktikan bahwa seseorang harus melompati satu generasi dulu. Jadi, hal ini hanyalah mitos. Anak kembar dapat terjadi pada setiap generasi dalam garis keluarga.
Mitos ini bermula dari anggapan yang salah soal anak kembar. Contohnya begini.
Generasi pertama: Nenek
Anda (wanita) memiliki nenek kembar. Ini artinya, nenek Anda membawa gen hiperovulasi yang diturunkan kepada anaknya. Misalnya, nenek Anda memiliki dua anak laki-laki, yaitu Adam dan Rudi.
Generasi kedua: Adam dan Rudi
Misalnya saja, Rudi adalah ayah Anda. Adam dan Rudi sama-sama membawa gen hiperovulasi yang diturunkan dari nenek Anda. Akan tetapi, karena keduanya sama-sama laki-laki, maka tidak mungkin Adam dan Rudi akan mengalami hiperovulasi.
Generasi ketiga: Anda
Anda menikah, lalu sedang merencanakan kehamilan. Nyatanya, Anda mendapatkan anak kembar, yaitu anak Anda dan saudara kembarnya yang sama-sama perempuan.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Ini karena saat Anda masih berada di dalam kandungan, gen hiperovulasi diturunkan dari ayah Anda. Akibatnya, Anda mengalami hiperovulasi dan memungkinkan terjadinya kembar fraternal alias tidak identik, seperti yang terjadi pada Anda dan saudara Anda saat ini.
Berdasarkan gambaran tersebut, tampak jelas bahwa perputaran anak kembar terlihat melompati satu generasi. Padahal, kenyataannya tidak.
Pola ini lebih dipengaruhi oleh jenis kelamin si pewaris gen hiperovulasi, apakah laki-laki atau perempuan. Kalau saja anak Anda memiliki saudara kembar dan menghasilkan anak perempuan, maka bisa saja anak perempuannya juga akan kembar karena membawa gen hiperovulasi tadi.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar