backup og meta
Kategori

1

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Latihan Teknik Pernapasan Saat Melahirkan Agar Prosesnya Lancar Tanpa Hambatan

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 28/07/2021

    Latihan Teknik Pernapasan Saat Melahirkan Agar Prosesnya Lancar Tanpa Hambatan

    “Tarik napas ya, Bu. Ayo tarik napas Bu pelan-pelan”, kalimat-kalimat teknik pernapasan serupa sudah tidak asing lagi dibicarakan oleh dokter atau bidan ketika sedang membantu ibu saat melahirkan. Jika dipikir-pikir, cara mengatur napas saat melahirkan sangat penting sampai-sampai dokter atau bidan mengingatkannya berkali-kali.

    Faktanya, latihan mengatur napas adalah kunci agar persalinan atau melahirkan berjalan lancar. Lantas, bagaimana teknik pernapasan yang benar saat melahirkan?

    Pentingnya teknik pernapasan yang tepat saat melahirkan

    bab saat melahirkan

    Persiapan persalinan bukan hanya menentukan tempat melahirkan dan barang-barang bawaan. Namun, ibu juga perlu mempersiapkan latihan pernapasan untuk melahirkan.

    Sebenarnya, ada berbagai jenis persalinan seperti melahirkan normal, operasi caesar, water birth, gentle birth, hingga hypnobirthing.

    Akan tetapi, teknik pernapasan saat melahirkan ini lebih cenderung dipakai dalam proses persalinan normal, entah melahirkan di rumah maupun melahirkan di rumah sakit.

    Para dokter sepakat bahwa menerapkan teknik pernapasan yang tepat saat melahirkan adalah salah satu cara agar persalinan lancar tanpa hambatan.

    Ya, cara mengatur napas saat melahirkan ini bisa membuat ibu lebih mudah untuk mengendalikan rasa sakitnya.

    Ini karena teknik pernapasan yang tidak teratur dan terlampau cepat saat melahirkan membuat sang ibu kesulitan untuk mendapatkan oksigen.

    Padahal, oksigen jelas sangat dibutuhkan di masa persalinan. Semakin banyak oksigen yang dapat Anda dapatkan, semakin baik perasaan tenang yang Anda miliki.

    Selain itu, semakin banyak oksigen juga membuat tenaga yang Anda miliki jadi semakin besar agar bisa mendorong bayi keluar.

    Menariknya lagi, teknik pernapasan yang teratur saat melahirkan juga akan mengurangi ketegangan yang Anda rasakan.

    Berkurangnya ketegangan yang Anda rasakan ini bisa membantu meredam rasa sakit saat kontraksi.

    Semakin Anda fokus mengatur pernapasan yang lambat dan stabil secara terus menerus, otomatis sensasi nyeri saat kontraksi pun semakin berkurang.

    Ketika ibu yang melahirkan tidak berusaha untuk mengatur napasnya, efek yang terjadi bisa sebaliknya.

    Ibu yang melahirkan biasanya merasa tegang, takut, atau panik. Ketika ibu merasa tegang, takut, atau panik, pernapasan cenderung lebih pendek dan cepat.

    Jika ibu yang akan melahirkan justru fokus pada hal-hal tersebut, justru mengurangi jumlah oksigen yang dapat digunakan tubuh untuk menenangkan diri dan untuk bayi.

    Bahkan, ibu juga mungkin mengalami pusing dan sulit mengendalikan diri untuk fokus pada persalinan.

    Maka itu, meskipun terlihat sepele, menerapkan cara mengatur napas yang tepat saat melahirkan ini sangat penting hukumnya.

    Terapkan teknik pernapasan ini saat melahirkan

    melahirkan kehamilan dbd saat hamil Proses persalinan coronavirus

    Teknik yang perlu ibu kuasai dalam melahirkan normal bukan hanya cara mengejan saat melahirkan, tetapi juga teknik pernapasan saat persalinan.

    Ada teknik pernapasan yang juga bisa dilakukan ibu bernama metode Lamaze.

    Metode Lamaze adalah teknik yang digunakan untuk membantu ibu hamil saat persalinan normal dengan fokus pada kontrol pernapasannya.

    Proses melahirkan normal terbagi menjadi tiga tahapan, yakni pembukaan leher rahim (serviks), tahap mengejan dan megeluarkan bayi, hingga pengeluaran plasenta.

    Pada tahap pembukaan leher rahim ada tiga fase yang harus dilalu ibu, meliputi fase awal (laten), fase aktif, dan fase transisi.

    Teknik pernapasan yang dipakai saat melahirkan ini perlu ibu pahami dan kuasai dengan baik. Ini karena cara mengatur napas saat melahirkan bisa berbeda-beda di setiap fase.

    Berikut perbedaan teknik pernapasan saat melahirkan di setiap fase yang perlu diketahui ibu:

    Fase awal (laten)

    Ibu disarankan untuk latihan pernapasan agar tetap teratur di fase awal melahirkan ini meski mengalami kontraksi.

    Berdasarkan American Pregnancy Association, begini teknik pernapasan saat fase awal melahirkan:

    1. Ambil napas secara teratur. Mulai dengan tarikan napas yang sebanyak-banyaknya saat kontraksi dimulai, lalu embuskan setelahnya.
    2. Fokuskan perhatian Anda.
    3. Tarik napas perlahan melalui hidung, kemudian buang melalui mulut.
    4. Pastikan Anda fokus untuk merilekskan tubuh di setiap tarikan dan embusan napas selama pernapasan berlangsung.

    Fase aktif

    Fase aktif dalam proses melahirkan normal biasanya ditandai dengan kontraksi yang kuat dengan pembukaan serviks yang semakin lebar.

    Tak lupa, penting untuk tetap menerapkan teknik pernapasan yang tepat saat Anda memasuki fase aktif melahirkan ini.

    Berikut cara mengatur napas saat masuk fase aktif melahirkan:

    1. Ambil napas secara teratur. Mulai dengan tarikan napas yang sebanyak-banyaknya saat kontraksi dimulai, lalu embuskan setelahnya.
    2. Fokuskan perhatian Anda.
    3. Ambil napas melalui hidung, lalu buang melalui mulut.
    4. Atur pernapasan Anda sebaik mungkin saat kekuatan kontraksi semakin meningkat.
    5. Jika kontraksi terasa meningkat di awal, usahakan pernapasan Anda tidak terengah-engah.
    6. Begitu pula jika peningkatan kontraksi terjadi secara bertahap, atur napas agar tubuh lebih rileks.
    7. Laju pernapasan mengalami percepatan seiring dengan peningkatan kontraksi, coba ambil dan keluarkan napas perlahan melalui mulut.
    8. Jaga agar laju pernapasan tetap teratur sekitar 1 tarikan napas setiap 1 detik, kemudian embuskan.
    9. Ketika kekuatan kontraksi semakin berkurang, perlambat laju pernapasan Anda.
    10. Secara bertahap, kembali bernapas dengan mengambil napas melalui hidung dan mengeluarkannya melalui mulut.
    11. Ketika kontraksi telah selesai, ambil napas sebanyak-banyaknya kemudian buang semuanya sembari menghela napas.

    Fase transisi

    Ibu dikatakan telah masuk ke fase transisi saat leher rahim (serviks) telah terbuka sepenuhnya hingga mencapai 10 sentimeter (cm).

    Artinya, sebentar lagi ibu akan masuk ke tahap inti melahirkan normal dengan bekerja keras saat mengejan dan menerapkan teknik pernapasan yang tepat.

    Ada dua teknik pernapasan yang terlibat di fase transisi saat melahirkan normal ini, yakni pernapasan ringan dan pernapasan yang lebih dalam.

    Berikut cara mengatur napas saat berada di fase transisi melahirkan normal:

    1. Ambil napas secara teratur untuk memudahkan melahirkan dengan cara normal. Mulailah dengan tarikan napas yang sebanyak-banyaknya saat kontraksi dimulai.
    2. Selanjutnya embuskan napas dan usahakan untuk rileks.
    3. Fokuskan perhatian Anda pada satu titik agar lancar menerapkan cara melahirkan normal.
    4. Ambil napas ringan melalui mulut dengan kecepatan sekitar 5-20 napas dalam 10 detik selama kontraksi berlangsung.
    5. Pada napas kedua, ketiga, keempat, atau kelima, embuskan napas lebih banyak dan lama misalnya sembari mengatakan “huh”.
    6. Ketika kontraksi selesai, tarik dalam sedalam-dalamnya sebanyak satu atau dua kali sembari menghela napas.

    Teknik pernapasan saat persalinan di tahap mengejan dan melahirkan bayi

    Setelah berhasil melewati tahap pertama melahirkan yang terdiri atas tiga fase, kini ibu resmi memasuki tahap kedua melahirkan.

    Itu artinya, ibu siap untuk mengejan dan mengeluarkan bayi sembari menerapkan tekni pernapasan yang tepat saat melahirkan.

    Mengatur napas dengan baik tidak kalah penting untuk dilakukan di tahap ini guna mendukung usaha tubuh saat mengejan.

    Harapannya agar napas Anda tidak menjadi terengah-engah dan bayi bisa keluar dengan lancar. Atas dasar itu, penting untuk rutin latihan pernapasan sebelum melahirkan.

    Berikut teknik pernapasan saat berada di tahap mengejan dan melahirkan bayi:

    1. Bernapas secara teratur dengan menarik napas kuat dan embuskan napas sembari melepaskan ketegangan di tubuh.
    2. Fokuskan perhatian pada posisi bayi yang akan keluar dari vagina.
    3. Tetap bernapas secara perlahan sesuai dengan ritme kontraksi agar tubuh lebih terasa nyaman.
    4. Saat dokter memberi aba-aba untuk mengejan, coba tarik napas panjang, mengejan dengan gigi ketemu gigi, tempelkan dagu di dada, dan arahkan tubuh ke depan.
    5. Tahan napas Anda selama mengejan dan embuskan napas sembari mengatakan “huh” agar lebih rileks. Pastikan Anda merilekskan bagian panggul agar bayi mudah keluar.
    6. Embuskan napas setelah 5-6 detik kemudian ambil dan keluarkan napas seperti biasa.
    7. Sebelum mulai mengejan dan mengatur napas kembali, tarik dalam untuk mengambil oksigen bagi tubuh Anda dan bayi.
    8. Hindari berteriak saat kontraksi datang karena dapat membuat ibu kelelahan.
    9. Ketika kontraksi berakhir, usahakan untuk mengurangi dorongan pada bayi. Cara ini membantu mencegah posisi bayi kembali masuk ke dalam rahim.
    10. Ketika kontraksi sudah berakhir, rilekskan tubuh Anda dan tarik napas sekali atau dua kali.

    Ulangi teknik pernasapan saat mengejan di tahap melahirkan ini dan dengarkan aba-aba dari dokter dan tim medis.

    Cara mengatur napas saat melahirkan agar lancar

    kontraksi rahim akibat komplikasi melahirkan

    Menurut laman Baby Center, ketika kontraksi semakin hebat akibat persalinan memang semakin dekat, coba selalu atur pernapasan dengan baik.

    Coba tutup mata Anda sebentar, fokus pada teknik pernapasan saat melahirkan dan perhatikan irama pernapasan Anda.

    Hindari pikirkan hal negatif yang Anda takuti karena dapat mengganggu fokus saat Anda menerapkan teknik pernapasan melahirkan.

    Tarik napas panjang, lalu berikan ada sedikit jeda sebelum Anda menghembuskan napas kembali.

    Begitupun sebaliknya, buang napas yang panjangnya kurang lebih sama dengan tarikan napas Anda sebelumnya.

    Sebelum kembali menarik napas lagi setelah mengembuskan napas, sebaiknya berikan jeda sebentar.

    Agar Anda dapat lebih fokus dan tenang, saat menarik napas mata Anda dapat ikut terpejam dan tarik melewati hidung.

    Sementara saat menghembuskan napas, gerakkan bibir Anda sedikit dan hembuskan napas perlahan melewati celah kecil di bibir.

    Sebaiknya buang napas sedikit lebih panjang dibandingkan saat menarik napas dalam menerapkan teknik pernapasan selama melahirkan.

    Ketika Anda mengalami kontraksi sangat kuat, biasanya pernapasan akan cenderung jadi pendek.

    Sementara pada metode Lamaze, dilakukan dengan cara mengatur napas saat melahirkan untuk mengurangi rasa sakit.

    Pengaturan pernapasan dilakukan dengan berbagai macam pola, seperti menghirup napas dalam-dalam selama lima detik dan keluarkan selama lima detik, kemudian ulangi terus.

    Pola lainnya bisa dengan mengambil dua napas pendek dan kemudian mengeluarkannya sehingga akan terdengar seperti “hee-hee-hoooo”.

    Sangat penting untuk menjaga pernapasan Anda agar tidak terengah-engah.

    Intinya semakin kuat kontraksi, diiringi pembukaan Anda semakin lebar, semakin pendek ritme Anda dalam mengatur irama pernapasan.

    Agar persalinan lebih mudah, Anda mungkin bisa mencoba induksi alami maupun makan makanan supaya cepat melahirkan.

    Namun, pastikan Anda telah berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 28/07/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan