Perjalanan program bayi tabung memiliki beberapa tahapan penting, dan ovum pick up merupakan salah satu langkah vital yang menentukan keberhasilan proses selanjutnya. Bagaimana prosesnya? Apa saja yang perlu dipersiapkan? Simak selengkapnya dalam uraian berikut ini.
Apa itu ovum pick up?
Ovum pick up adalah proses pengambilan sel telur matang dari folikel pada ovarium wanita untuk program bayi tabung.
Prosedur ini dilakukan setelah rangkaian stimulasi ovarium sebelum pengambilan sel telur yang bertujuan menghasilkan lebih banyak sel telur matang dalam satu siklus.
Dokter akan menggunakan jarum aspirasi untuk mengambil cairan folikel yang mengandung sel telur. Proses pengambilan sel telur ini dipandu oleh USG transvaginal.
OPU berlangsung selama 20–30 menit, tergantung pada jumlah folikel yang akan diambil. Waktu optimal untuk melakukan OPU adalah 34–36 jam setelah pemberian suntikan untuk mematangkan sel telur.
Meskipun dilakukan dengan anestesi, beberapa pasien mungkin masih merasakan ketidaknyamanan ringan setelah prosedur. Namun, kebanyakan pasien dapat pulang pada hari yang sama.
[embed-health-tool-ovulation]
Persiapan sebelum ovum pick up

Tahap persiapan dimulai beberapa minggu sebelum prosedur dengan serangkaian pemeriksaan awal sebagai berikut.
- Evaluasi hormon dasar (FSH, LH, estradiol, AMH, dan prolaktin).
- Pemeriksaan USG transvaginal untuk menilai kondisi ovarium.
- Skrining infeksi dan penyakit menular.
- Pemeriksaan kesuburan pasangan pria.
Setelah pemeriksaan awal, stimulasi ovarium dilakukan dengan pemberian obat-obatan hormonal selama 8–14 hari.
Selama periode ini, pasien perlu melakukan pemeriksaan USG dan darah secara berkala untuk memantau respons ovarium.
Satu hari sebelum OPU, pasien akan mendapatkan suntikan trigger untuk mematangkan sel telur. Penting untuk mengikuti semua instruksi medis dengan tepat, termasuk waktu puasa sebelum prosedur.
Prosedur ovum pick up
Pada hari pelaksanaan OPU, ada beberapa tahapan yang akan Anda lalui. Tahap pertama adalah persiapan awal yang terdiri dari pemeriksaan tanda vital dan persiapan ruangan prosedur.
Setelah itu, dokter akan memberikan anestesi umum ringan atau sedasi untuk membuat pasien merasa nyaman dan rileks selama prosedur.
Prosedur dilanjutkan dengan pelaksanaan aspirasi. Dokter akan memasukkan alat berupa transduser USG yang dilengkapi jarum aspirasi ke dalam vagina.
Jarum aspirasi akan menembus dinding vagina untuk mencapai folikel dan mengambil cairan folikel yang mengandung sel telur.
Tahap selanjutnya adalah identifikasi sel telur yang dilakukan oleh embriolog, tenaga ahli yang terlatih dalam mengenali kualitas dan kematangan sel telur di bawah mikroskop.
Setelah prosedur, pasien akan dipindahkan ke ruang pemulihan untuk beristirahat selama 1–2 jam. Dokter akan memberikan resep obat untuk mencegah infeksi dan mengurangi nyeri, serta instruksi khusus untuk perawatan pascaprosedur.
Langkah selanjutnya setelah ovum pick up
Setelah melewati prosedur OPU, perjalanan bayi tabung berlanjut ke tahapan penting berikut.
1. Fertilisasi dan pengembangan embrio
Sel telur yang telah diambil akan langsung dibawa ke laboratorium embriologi untuk diproses. Tergantung pada kondisi pasangan, dokter akan memilih metode fertilisasi yang sesuai.
Ada inseminasi konvensional yang mempertemukan sel telur dan sperma secara alami dalam cawan petri serta intracytoplasmic sperm injection (ICSI) dengan menyuntikkan sperma langsung ke dalam sel telur.
Proses fertilisasi setelah pengambilan sel telur biasanya membutuhkan waktu 16–18 jam. Embriolog akan memeriksa sel telur untuk memastikan pembuahan telah terjadi, yang ditandai dengan terbentuknya pronukleus.
Selama 3–5 hari berikutnya, embrio akan berkembang dari tahap 2 sel hingga tahap blastokista dalam perkembangan embrio. Perkembangan ini dipantau secara ketat oleh tim embriolog untuk menilai kualitas embrio.
Embrio dengan kualitas terbaik akan dipilih untuk transfer, sementara embrio surplus berkualitas baik dapat dibekukan untuk penggunaan di masa depan.
2. Pemantauan dan proses transfer embrio
Transfer embrio ke dalam rahim biasanya dilakukan 3–5 hari setelah OPU, tergantung pada jumlah dan kualitas embrio. Prosedur ini lebih sederhana dibandingkan OPU dan tidak memerlukan anestesi.
Proses transfer embrio meliputi:
- pemeriksaan USG untuk memastikan posisi rahim,
- pemasangan kateter tipis yang berisi embrio melalui serviks,
- penempatan embrio di dalam rongga rahim dengan bantuan panduan.
Keseluruhan prosedur hanya membutuhkan waktu 10–15 menit. Setelah transfer, pasien biasanya diminta untuk beristirahat selama 15–30 menit sebelum pulang.
Tes kehamilan biasanya dilakukan 12–14 hari setelah transfer embrio. Selama periode ini, pasien perlu menjalani rutinitas normal dengan beberapa penyesuaian, seperti menghindari aktivitas berat dan mengonsumsi obat-obatan hormonal yang diresepkan dokter.
Risiko dan komplikasi dari ovum pick up

Meskipun OPU adalah prosedur yang relatif aman, setiap prosedur medis memiliki risiko dan efek samping tersendiri.
Efek samping yang mungkin muncul setelah OPU meliputi:
- kram ringan hingga sedang (mirip nyeri haid),
- sedikit perdarahan atau keluarnya bercak darah,
- rasa tidak nyaman pada area panggul, dan
- mual akibat anestesi.
Efek samping ini biasanya ringan dan membaik dalam 24–48 jam. Namun, ada pula beberapa komplikasi langka yang lebih serius yang perlu diwaspadai.
- Sindrom hiperstimulasi ovarium yang terjadi pada sekitar 1–5% kasus, ditandai dengan pembengkakan ovarium yang berlebihan, nyeri perut parah, dan penumpukan cairan.
- Perdarahan internal akibat jarum aspirasi yang menembus pembuluh darah sekitar ovarium.
- Infeksi pascaprosedur meskipun jarang terjadi karena pemberian antibiotik profilaksis.
- Cedera organ sekitar, seperti pada usus, kandung kemih, atau pembuluh darah.
Jika Anda mengalami gejala seperti demam tinggi, nyeri perut hebat, pusing, sesak napas, atau perdarahan berat, segera hubungi dokter Anda.
Pentingnya konsultasi dengan dokter spesialis
Konsultasi dengan dokter spesialis fertilitas sangat penting dalam menjalani program bayi tabung.
Dokter akan menjelaskan semua risiko dan manfaat secara komprehensif, serta memberikan rekomendasi yang disesuaikan dengan kondisi Anda.
Beberapa hal yang perlu didiskusikan dengan dokter sebelum menjalani OPU adalah sebagai berikut.
- Pengalaman dan tingkat keberhasilan klinik.
- Jumlah embrio yang direkomendasikan untuk ditransfer.
- Opsi kryopreservasi (pembekuan embrio).
- Rencana tindak lanjut jika siklus pertama tidak berhasil.
Pasangan sebaiknya menjalani konseling lengkap sebelum memulai program bayi tabung. Penting juga untuk mendiskusikan faktor gaya hidup untuk mengoptimalkan hasil program bayi tabung.
Kesimpulan
- Ovum pick up adalah proses pengambilan sel telur matang dari folikel pada ovarium wanita untuk program bayi tabung.
- Prosedur ini diawali dengan pemeriksaan hormon dasar, USG transvaginal, skrining infeksi, dan penyakit menular, serta pemeriksaan kesuburan pada pasangan pria.
- OVU dilakukan dengan memasukkan jarum aspirasi ke dalam vagina. Jarum ini akan menembus dinding vagina untuk mencapai folikel dan mengambil cairan folikel yang mengandung sel telur.
- Efek samping ovum pick up terbilang ringan, tetapi ada komplikasi langka yang perlu diwaspadai. Sampaikan kepada dokter jika Anda mengalami gejala tertentu setelah menjalani OVU.