backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

4

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Penis Kecil Menandakan Pria yang Tidak Subur, Benarkah?

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 20/08/2023

Penis Kecil Menandakan Pria yang Tidak Subur, Benarkah?

Banyak pria yang memiliki ukuran penis kecil khawatir kalau dirinya tidak subur. Namun, apakah benar bahwa ukuran penis merupakan pertanda seorang pria tidak subur? Simak penjelasan selengkapnya pada ulasan di bawah ini.

Benarkah ukuran penis kecil pertanda pria tidak subur?

Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa ukuran penis berdampak pada kesuburan pria.

Ukuran alat kelamin pria tidak memengaruhi kemampuannya untuk melakukan ejakulasi. Selain itu, hal ini juga tidak berpengaruh pada kualitas atau kuantitas sperma pria.

Akan tetapi, penting untuk dicatat bahwa ada beberapa gangguan kesehatan pria yang bisa memengaruhi besarnya penis dan kesuburannya, sebut saja sindrom Klinefelter dan hipogonadisme.

Sindrom Klinefelter merupakan kelainan genetik saat seorang anak laki-laki dilahirkan dengan salinan tambahan kromosom X. Kondisi ini bisa membuat testis pria berukuran lebih kecil.

Sementara itu, hipogonadisme terjadi apabila testis memproduksi hormon testosteron dalam jumlah yang sangat sedikit atau bahkan tidak memproduksinya sama sekali.

Kedua gangguan kesehatan pria tersebut dapat menyebabkan ukuran penis menjadi kecil dan jumlah sperma menjadi lebih sedikit. Faktor-faktor inilah yang dapat memengaruhi kesuburan pengidapnya.

Faktor lain yang memengaruhi kesuburan pria

cara merawat penis

Alih-alih ukuran penis, jarak anogenital (AGD) yang diukur dari lubang anus hingga tempat buah zakar menempel pada tubuh dianggap lebih penting dalam menentukan kesuburan pria.

Studi yang lebih lama dari Environmental Health Perspectives (2011) menemukan bahwa makin kecil jarak anogenital pria, makin kecil pula peluang kesuburannya.

Diketahui bahwa AGD yang lebih pendek menandakan jumlah sperma yang lebih sedikit. Hal ini yang membuat peluang kehamilan pasangan lebih kecil.

Meski begitu, sama halnya dengan ukuran alat kelamin, jarak anogenital pada pria dapat bervariasi karena sejumlah faktor, misalnya seberapa besar atau kecil ukuran badan.

Studi terbaru yang dimuat dalam jurnal Andrology (2022) pun menyebutkan bahwa AGD tidak berhubungan dengan fertilitas pria maupun kemampuan seorang pria untuk menghasilkan keturunan yang lebih banyak.

Penyebab pria tidak subur

  • Usia. Kesuburan pada pria mulai menurun setelah usia 35 tahun.
  • Genetika. Beberapa pria mengidap kelainan genetik yang memengaruhi kesuburan, seperti sindrom Klinefelter.
  • Penyakit kronis. Sejumlah penyakit yang berkepanjangan, misalnya diabetes, penyakit ginjal kronis, dan kanker, dapat menjadi penyebab pria tidak subur.
  • Cedera. Cedera testis akibat olahraga atau kecelakaan bisa memengaruhi kesuburan.
  • Faktor gaya hidup. Gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan penggunaan narkoba, bisa berdampak negatif pada kesuburan.
  • Faktor lingkungan. Paparan bahan kimia atau radiasi tertentu dari lingkungan sekitar juga dapat memengaruhi kesuburan.

Perbedaan penis kecil dan mikropenis

masturbasi ukuran penis

Rata-rata ukuran penis normal pria dewasa di Indonesia ialah 11,67 sentimeter (cm). Ukuran ini didapatkan melalui pengukuran dengan metode SPL (Stretched Penis Length).

Teknik pengukuran penis pria yang akurat ini tidak dilakukan saat ereksi, melainkan saat penis layu.

Pertama-tama, regangkan penis layu sejauh yang Anda bisa. Kemudian, ukur panjangnya mulai dari pangkal tulang kemaluan sampai ujung kepala penis dengan meteran.

Perlu diingat bahwa penis kecil tidak selalu tergolong mikropenis. Seseorang dikatakan memiliki mikropenis bila panjang SPL-nya kurang dari 2,5 standar deviasi (SD) panjang penis rata-rata.

Sebagai contoh, bila rata-rata panjang penis populasi umum pria dewasa adalah 13,3 cm, panjang alat kelamin yang kurang dari 9,3 dapat digolongkan sebagai mikropenis.

Dilansir dari Cleveland Clinic, kasus mikropenis sangat jarang terjadi. Kondisi ini hanya memengaruhi sekitar 0,6% laki-laki di seluruh dunia.

Maka dari itu, peluang seorang pria untuk memiliki ukuran alat kelamin yang terlalu kecil pun terbilang cukup rendah.

Kebanyakan kasus penis yang dianggap kecil atau bahkan mikropenis berasal dari penyebab sekunder di luar gangguan hormon dan genetik, seperti kegemukan atau obesitas.

Penumpukan lapisan kulit dan lemak di sekitar area pinggang membuat penis tertutupi. Hal ini menjadikan penis seakan tampak kecil bila Anda lihat dari atas.

Bagaimana cara mengatasi penis kecil tidak subur?

Sebagian pria dengan penis kecil mungkin mengalami kesulitan ketika berhubungan. Hal inilah yang terkadang membuat pasangan sulit hamil dan dianggap tidak subur.

Untuk mengatasinya, Anda bisa melakukan posisi seks untuk pria berpenis kecil, seperti doggy style. Posisi ini memungkinan penetrasi dalam sehingga pria bisa ejakulasi dekat dengan leher rahim.

Jika kondisi ini disebabkan oleh sindrom Klinefelter dan hipogonadisme, dokter kemungkinan akan menyarankan Anda untuk melakukan terapi hormon testosteron.

Terapi ini membantu meningkatkan kualitas sperma dan kesuburan pada pria. Tidak hanya itu, beberapa pria juga merasakan ukuran penisnya menjadi lebih besar setelah terapi.

Untuk meningkatkan kualitas sperma, Anda dapat melakukan berbagai perubahan gaya hidup di bawah ini.

  • Mengonsumsi makanan sehat untuk menyuburkan sperma, seperti tomat, stroberi, sayuran hijau, jamur, telur, tiram, dan makanan laut (seafood).
  • Berolahraga secara teratur, setidaknya selama 30 menit per hari.
  • Mengelola stres dengan baik, seperti dengan melakukan kegiatan yang disukai, traveling, atau menghabiskan waktu di alam sekitar.
  • Berhenti merokok dan mengonsumsi alkohol secara berlebihan.
  • Menghindari penggunaan celana ketat yang dapat meningkatkan suhu testis dan menurunkan kualitas sel sperma.
  • Minum suplemen tambahan, termasuk vitamin C, vitamin D, vitamin E, vitamin B12, asam folat, zinc, dan coenzyme Q10.

Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut seputar ukuran penis yang normal, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan informasi terbaik.

Kesimpulan

  • Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa ukuran alat kelamin berdampak langsung terhadap kesuburan pria.
  • Gangguan pada produksi testosteron, seperti sindrom Klinefelter dan hipogonadisme, dapat memperkecil ukuran penis dan mengurangi kualitas sperma.
  • Faktor-faktor seperti penyakit kronis, cedera, gaya hidup tidak sehat, dan paparan zat kimia dari lingkungan bisa membuat pria menjadi tidak subur.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 20/08/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan