backup og meta
Kategori

6

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Sperma Berbentuk Seperti Jelly, Apakah Artinya Tidak Subur?

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Maria Amanda · Tanggal diperbarui 29/01/2021

    Sperma Berbentuk Seperti Jelly, Apakah Artinya Tidak Subur?

    Mungkin saja sebagian pria bertanya-tanya mengapa tekstur sperma mereka menggumpal seperti jelly atau agar-agar? Apakah ini menandakan sperma yang sehat atau justru sebaliknya? Terdapat beberapa indikator tertentu yang menunjukkan ciri sperma sehat. Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

    Semen menggumpal seperti jelly, tanda sperma tidak subur?

    Para pria bisa jadi memiliki kecemasan sendiri apabila saat ejakulasi, cairan sperma yang keluar terlihat menggumpal seperti jelly. Sebelum cemas berlebih, Anda perlu tahu bahwa cairan sperma memang memiliki karakter yang berbeda pada setiap orang.

    Semen, cairan pembawa sperma, memiliki variasi yang berbeda dari segi ketebalan, rasa, aroma, termasuk teksturnya. Adapun pria yang memiliki semen lebih kental, sebagian lagi memiliki tekstur yang lebih cair.

    Lantas, seperti apa ciri-ciri semen yang sehat?

    • berwarna putih keabu-abuan atau sedikit kuning
    • beraroma seperti klorin
    • bertekstur jelly dan berubah menjadi cair dalam waktu 30 menit
    • memiliki rasa yang sedikit manis

    Tekstur semen akan berubah ketika Anda ejakulasi. Cairan semen yang sudah terpapar udara akan mendingin dan berubah menjadi lebih cair dalam beberapa menit.

    Semen mengandung protein yang membantu sperma untuk melekat pada vagina, mencegah semen mencair secara cepat, serta meningkatkan kemungkinan terjadinya pembuahan. Seiring bertambahnya usia, cairan semen yang keluar saat ejakulasi pun semakin menurun. 

    Nah, dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa sperma yang menggumpal dan berbentuk seperti jelly merupakan hal yang normal adanya. 

    Faktor yang memengaruhi semen menggumpal

    Mungkin, pada beberapa waktu tertentu, Anda mendapati tekstur semen berubah. Terkadang semen yang membawa sperma sangat kental, menggumpal, dan seperti jelly. Bisa juga kadang tekstur semen Anda lebih cair.

    Sebetulnya, ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi tekstur sperma Anda, antara lain:

    1. Dehidrasi

    Semen mengandung banyak air. Ketika tubuh kekurangan cairan, hal ini tentu memengaruhi tekstur semen. Akibatnya, sperma yang keluar mungkin saja lebih kental, menggumpal, dan berbentuk seperti jelly.

    Untuk menjaga agar sperma tetap sehat, tentu Anda perlu minum banyak air. Tak hanya cairan ejakulasi yang sehat, Anda juga akan lebih sehat secara keseluruhan. 

    2. Hormon tidak seimbang

    Semen mengandung banyak hormon. Di antaranya testosteron dan beberapa hormon steroid yang mampu melindungi sperma saat berjalan menuju vagina. Keseimbangan hormon dipengaruhi oleh umur, diet, dan aktivitas fisik. 

    Ketidakseimbangan hormon juga dapat memengaruhi semen, medium pembawa sperma, jadi menggumpal dan berbentuk seperti jelly.

    Ketidakseimbangn hormon ini bisa menunjukkan ciri-ciri, seperti menurunnya gairah seksual, sulit ereksi dan mempertahankannya, rambut rontok, kelelahan, peningkatan atau penurunan berat badan, serta kehilangan massa otot.

    3. Infeksi

    Dalam beberapa kasus, tekstur semen yang membawa sperma cenderung lebih kental akibat infeksi. Ketika terjadi infeksi di area genital, tubuh meningkatkan produksi sel darah putih.

    Hal ini bisa memengaruhi penurunan semen dan menurunkan konsentrasi sperma dalam semen, serta berdampak pada bentuk sperma.

    Studi dalam Journal Of Assisted Reproduction And Genetics juga mengungkapkan, infeksi tersebut menyebabkan sperma lebih kental dan membuat tekstur semen berbentuk seperti jelly.  Tentunya hal ini berdampak pada kualitas kesehatan sperma.

    Bila Ada menemui masalah infeksi ini, segera konsultasikan ke dokter agar mendapatkan penanganan secara tepat.

    Catatan

    Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Maria Amanda · Tanggal diperbarui 29/01/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan