Motilitas sperma menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan kesuburan pria. Ini karena sperma perlu bergerak melalui saluran reproduksi wanita untuk membuahi sel telur.
Lalu, bagaimana bila seorang pria mempunyai pergerakan sperma yang buruk? Akankah hal itu memengaruhi kesuburannya? Simak pembahasan selengkapnya di bawah ini.
Apa itu motilitas sperma?
Motilitas sperma adalah kemampuan sperma untuk bergerak secara efisien di dalam tubuh wanita. Mengacu pada cara sperma berenang, motilitas dibedakan menjadi dua jenis.
- Motilitas progresif: sperma yang mampu berenang dalam garis lurus atau lingkaran besar.
- Motilitas nonprogresif: sperma yang dapat bergerak tetapi tidak melakukan pergerakan yang progresif atau hanya mampu berenang di lingkaran yang terbatas. Gerakan yang dilakukan hanya berupa getaran, bergerak di tempat, atau gerakan zig-zag sehingga tidak bisa melalui saluran reproduksi wanita.
Agar mampu melewati lendir serviks dan membuahi sel telur, sperma wajib mempunyai motilitas progresif minimal 25 mikrometer per detik.
Pergerakan sperma tergolong buruk jika hanya ada kurang dari 32% sel sperma yang mampu bergerak secara progresif, sedangkan 68% sisanya nonprogresif. Kondisi ini disebut asthenozoospermia.
Motilitas sperma yang buruk terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu:
- motilitas progresif lambat,
- motilitas nonprogresif dengan gerakan kurang dari 5 mikrometer per detik, dan
- tidak ada pergerakan sperma sama sekali atau immotile.
Bagaimana cara mengecek motilitas sperma?
Pengaruh motilitas sperma pada kesuburan pria
Supaya dapat membuahi sel telur, kondisi sperma yang sehat tentu dibutuhkan. Ada beberapa kriteria utama yang menunjukkan kesehatan sperma, antara lain:
- volume air mani dan jumlah sel sperma,
- motilitas atau pergerakan sperma,
- morfologi atau bentuk sperma,
- reaksi akrosom, yakni fusi membran yang melepaskan enzim dari kepala sperma untuk mendukung pembuahan,
- zona pellucida binding, yakni kemampuan sperma menembus ke membran tebal transparan di sekitar sel telur dalam proses pembuahan, serta
- memiliki jumlah kromosom yang tepat untuk mencegah kelainan pada janin.
Kerusakan atau kecacatan pada salah satu kriteria yang telah disebutkan di atas bisa menjadi penyebab pria tidak subur.
Oleh sebab itu, pria dengan pergerakan sperma yang buruk mungkin kesulitan untuk mengusahakan keturunan.
Studi yang diterbitkan dalam Journal of Genetic Engineering and Biotechnology (2021) menyebutkan bahwa pergerakan sperma yang buruk terjadi pada sekitar 19% pria yang tidak subur.