Memasuki usia kehamilan 18 minggu, Ibu biasanya mulai bisa merasakan gerakan janin dan semakin aktif seiring bertambahnya usia. Namun, bagaimana jika janin tiba-tiba jarang bergerak saat memasuki usia 8 bulan?
Janin yang bergerak aktif merupakan salah satu tanda bahwa mereka berada dalam kondisi sehat. Karena itulah, wajar jika Ibu khawatir ketika gerakannya tiba-tiba berkurang. Untuk mengetahui apa penyebabnya, simak informasi berikut.
Apakah berbahaya jika janin jarang bergerak di usia 8 bulan?
Berkurangnya gerakan janin saat berusia 8 bulan bukanlah hal yang bisa diabaikan. Oleh karena itu, Ibu perlu segera ke dokter jika merasa janin tidak bergerak atau gerakannya berkurang saat usia kehamilan 8 bulan.
Sebisa mungkin, jangan menunda kunjungan sampai keesokan harinya karena penurunan gerakan janin bisa menandakan gangguan kehamilan yang serius.
Dalam kondisi normal, janin akan terus bergerak aktif ketika hamil 8 bulan atau 32 minggu. Namun, Ibu mungkin merasakan bahwa pola pergerakan janin relatif sama atau tanpa perubahan.
Laman National Childbirth Trust menyebutkan bahwa pergerakan janin akan terus meningkat sampai ketika usia kehamilan 32 minggu. Setelah itu, gerakan janin cenderung lebih stabil karena ruang geraknya semakin terbatas.
[embed-health-tool-due-date]
Alasan kenapa janin jarang bergerak di usia 8 bulan kehamilan
Janin memang seharusnya terus bergerak aktif ketika memasuki usia kehamilan 8 minggu atau bahkan menjelang persalinan.
Namun, memang ada beberapa kondisi yang bisa membuat pergerakan janin terasa berkurang untuk sementara dan masih dikategorikan sebagai kondisi normal.
Menurut studi dalam jurnal BMC Pregnancy and Childbirth ruang janin yang semakin sempit setelah memasuki usia 32 minggu memang bisa membuat karakter gerakan janin berubah.
Jika sebelumnya janin lebih sering menendang, kini mereka akan lebih banyak berputar atau menggeliat. Perubahan inilah yang mungkin membuat ibu hamil merasa bahwa gerakan janin berkurang.
Sesekali, Ibu mungkin merasakan tendangan lebih keras, tetapi gerakan janin yang lebih lembut, seperti meregangkan tubuh mungkin tidak terasa.
Di samping perubahan pola gerakan, ibu hamil mungkin kesulitan merasakan gerakan janin selama mereka berusia 8 bulan karena beberapa hal berikut.
- Volume cairan ketuban lebih sedikit.
- Plasenta menempel di dinding depan rahim (plasenta anterior) sehingga membuat janin menghadap punggung ibu hamil.
- Kondisi ibu hamil, seperti punya kebiasaan merokok atau kelebihan berat badan.
- Nuliparitas atau kondisi saat ibu hamil belum memiliki pengalaman melahirkan.
Memahami gerakan janin dalam kandungan
Gerakan aktif di dalam perut adalah salah satu tanda janin sehat dan berkembang dengan baik. Pada awalnya, Ibu mungkin kesulitan untuk membedakan apakah gerakan itu berasal dari janin atau kondisi lain, seperti tanda perut kembung atau pergerakan usus.
Sementara itu, gerakan janin di trimester 3 mungkin sering kali sulit dibedakan dengan kontraksi yang terjadi mendekati waktu persalinan.
Namun, seiring berjalannya waktu, Ibu akan mengenali ciri khas gerakan janin sehingga bisa membedakannya dengan hal lain.
Untuk memudahkannya, Ibu bisa mencoba memahami perbedaan gerakan janin pada setiap waktu berikut.
- Kehamilan usia 12 minggu: Janin mulai bergerak, tetapi Ibu tidak akan merasakan apa pun karena ukuran janin yang masih sangat kecil.
- Kehamilan usia 16 minggu: Ibu mulai bisa merasakan gerakan kecil di dalam perut.
- Kehamilan usia 20 minggu: Gerakan janin menjadi lebih aktif dan cepat.
- Kehamilan usia 28 minggu: Janin memiliki gerakan tertentu, seperti menendang dan memukul.
- Kehamilan usia 36 minggu: Gerakan janin mungkin terasa sedikit berkurang karena ruang geraknya makin terbatas.
Meski berkurangnya gerakan janin bisa menjadi hal wajar, Ibu sebaiknya tetap ke rumah sakit jika mengalaminya. Lebih baik periksa ke dokter, tetapi tidak ada hal mencurigakan dibandingkan sebaliknya.
Pasalnya, berkurangnya gerakan janin bisa menjadi pertanda komplikasi kehamilan, termasuk bayi lahir mati (stillbirth).
Cara mengetahui kondisi kesehatan janin melalui gerakan
Perlu diingat bahwa setiap janin bisa memiliki frekuensi gerakan yang berbeda sehingga ibu hamil tidak bisa membandingkannya satu sama lain.
Sebagai gantinya, cobalah menyisihkan waktu untuk memperhatikan dan mencatat frekuensi pergerakan janin setiap harinya. Catat seberapa sering janin melakukan gerakan dan gerakan seperti apa yang Ibu rasakan.
Catatan tersebut akan membantu Ibu menyadari apakah janin jarang bergerak atau bahkan berhenti bergerak ketika memasuki usia 8 bulan.
Ibu juga bisa membawa catatan tersebut ketika melakukan pemeriksaan kandungan. Jika dokter menilai bahwa gerakan janin tergolong rendah menjelang persalinan, Ibu mungkin perlu menjalani beberapa pemeriksaan.
Salah satu pemeriksaan yang mungkin disarankan adalah tes non-stres (NST). Tes ini dilakukan untuk mengevaluasi detak jantung janin yang berhubungan dengan aktivitas janin di rahim.
Berdasarkan hasil tersebut, dokter bisa memberikan saran perawatan yang sesuai dengan kondisi ibu dan janin.
Kesimpulan
- Janin yang jarang bergerak saat usia kehamilan memasuki 8 bulan bukanlah hal yang bisa dibiarkan. Ibu sebaiknya segera ke rumah sakit untuk memastikan penyebabnya.
- Setelah di atas 32 minggu kehamilan, gerakan janin memang cenderung stabil. Artinya, peningkatan frekuensi gerakannya tidak sebanyak minggu-minggu sebelumnya, tetapi tetap aktif.
- Gerakan janin mungkin lebih sulit dirasakan oleh ibu hamil karena kondisi tertentu, seperti jumlah cairan ketuban yang terlalu sedikit, plasenta anterior, atau nuliparitas.